Lihatlah dengan Iman! (2Raj. 6:8-23)

Photo by whoislimos on Unsplash

Print Friendly, PDF & Email

8 Raja negeri Aram sedang berperang melawan Israel. Ia berunding dengan pegawai-pegawainya, lalu katanya: “Ke tempat ini dan itu haruslah kamu turun menghadang.” 9 Tetapi abdi Allah menyuruh orang kepada raja Israel mengatakan: “Awas, jangan lewat dari tempat itu, sebab orang Aram sudah turun menghadang ke sana.” 10 Sebab itu raja Israel menyuruh orang-orang ke tempat yang disebutkan abdi Allah kepadanya. Demikianlah Elisa memperingatkan kepadanya, supaya berawas-awas di sana, bukan sekali dua kali saja. 11 Lalu mengamuklah hati raja Aram tentang hal itu, maka dipanggilnyalah pegawai-pegawainya, katanya kepada mereka: “Tidakkah dapat kamu memberitahukan kepadaku siapa dari kita memihak kepada raja Israel?” 12 Tetapi berkatalah salah seorang pegawainya: “Tidak tuanku raja, melainkan Elisa, nabi yang di Israel, dialah yang memberitahukan kepada raja Israel tentang perkataan yang diucapkan oleh tuanku di kamar tidurmu.” 13 Berkatalah raja: “Pergilah melihat, di mana dia, supaya aku menyuruh orang menangkap dia.” Lalu diberitahukanlah kepadanya: “Dia ada di Dotan.” 14 Maka dikirimnyalah ke sana kuda serta kereta dan tentara yang besar. Sampailah mereka pada waktu malam, lalu mengepung kota itu.

15 Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: “Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?” 16 Jawabnya: “Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.” 17 Lalu berdoalah Elisa: “Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.” Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa. 18 Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah Elisa kepada TUHAN: “Butakanlah kiranya mata orang-orang ini.” Maka dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa.

19 Kemudian berkatalah Elisa kepada mereka: “Bukan ini jalannya dan bukan ini kotanya. Ikutlah aku, maka aku akan mengantarkan kamu kepada orang yang kamu cari.” Lalu diantarkannya mereka ke Samaria. 20 Segera sesudah mereka sampai ke Samaria berkatalah Elisa: “Ya TUHAN, bukalah mata orang-orang ini, supaya mereka melihat.” Lalu TUHAN membuka mata mereka, sehingga mereka melihat, dan heran, mereka ada di tengah-tengah Samaria. 21 Lalu bertanyalah raja Israel kepada Elisa, tatkala melihat mereka: “Kubunuhkah mereka, bapak?” 22 Tetapi jawabnya: “Jangan! Biasakah kaubunuh yang kautawan dengan pedangmu dan dengan panahmu? Tetapi hidangkanlah makanan dan minuman di depan mereka, supaya mereka makan dan minum, lalu pulang kepada tuan mereka.” 23 Disediakannyalah bagi mereka jamuan yang besar, maka makan dan minumlah mereka. Sesudah itu dibiarkannyalah mereka pulang kepada tuan mereka. Sejak itu tidak ada lagi gerombolan-gerombolan Aram memasuki negeri Israel.

Ketika Permasalahan Hidup Melanda

Pernahkah kita membayangkan, seberat apa beban hidup yang bisa dialami oleh manusia? Di salah satu media online kemarin (14/02/2020) diberitakan seorang sopir angkot di Padang yang bunuh diri. Dia nekat menggantung dirinya karena tidak tahan diteror oleh penagih utang. Rupanya, dia terjebak utang di pinjaman online. Jumlah pastinya tidak disebutkan dalam berita itu. Tetapi yang jelas, jumlah itu bagi dia teramat besar sehingga dia berpikir tidak mungkin bisa melunasinya.

Saya tidak akan membahas mengenai pinjam-meminjam di sini. Tetapi, saya akan mengajak kita untuk berpikir tentang permasalahan hidup. Rupanya, permasalahan hidup bisa begitu besar sampai banyak orang  merasa tidak sanggup lagi menanggungnya. Mereka berpikir, tidak mungkin ada jalan keluar. Mustahil. Akhirnya, mereka nekat mengambil jalan pintas.

Pernahkah kita berada di posisi seperti ini? Menghadapi permasalahan hidup yang begitu besar. Apa yang harus kita lakukan pada masa-masa seperti itu?

Kita akan belajar dari kisah Elisa ketika dikepung oleh tentara Aram dalam 2Raj. 6:8-23.

Elisa Dikepung oleh Pasukan Tentara Aram

Waktu itu, Aram sedang bermusuhan dengan Israel. Di dalam ay. 1-7 diceritakan bahwa tentara Aram selalu diperdaya oleh tentara Israel. Setiap kali tentara Aram mengubah posisi penyergapannya, tentara Israel tidak lewat situ. Begitu terus yang terjadi.

Lama-lama, raja Aram pun curiga. Pasti ada yang membocorkan rencana penyergapan mereka. Jangan-jangan, ada pengkhianat di antara pasukannya. Ketika raja Aram menanyai pegawai-pegawainya, salah seorang di antara mereka berkata bahwa bukan pengkhianat yang membocorkan rahasia itu, tetapi Elisa, seorang nabi di Israel.

Raja Aram pun sangat murka. Dia lalu memerintahkan sepasukan tentara yang sangat besar jumlahnya beserta kuda dan keretanya, untuk mengepung Dotan. Elisa dan pelayannya tinggal di situ. Pasukan ini lalu pergi malam-malam untuk mengepung kota itu. Karena jumlahnya sangat banyak, tidak ada celah yang bisa digunakan Elisa untuk meloloskan diri dari kepungan mereka.

Ketika bangun pagi-pagi, pelayan Elisa kaget sekali melihat ada banyak sekali tentara mengepung mereka. “Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?,” teriaknya. Dalam kalkulasi banyak orang, Elisa sudah tamat riwayatnya. Tidak ada kemungkinan untuk meloloskan diri.

Namun apakah Elisa panik? Ternyata tidak. Sebagai seorang nabi Tuhan, dia tahu betul apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Perubahan Terjadi Ketika Elisa Berdoa Pada Tuhan

Perhatikan perkataan Elisa kepada pelayannya itu. “Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka” (ay. 16). Saya bayangkan, pelayan itu pasti bingung. Mereka cuma berdua. Dari mana Elisa bisa bilang kalau jumlah yang menyertai mereka lebih banyak?

Kemudian Elisa berdoa, “Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat” (ay. 17). Setelah Elisa berdoa, pelayan itu tiba-tiba melihat gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi. Siapa mereka? Malaikat Tuhan. Raja Aram mengirim banyak sekali pasukan manusia. Tetapi, tanpa pelayan Elisa tahu, di situ juga Tuhan menempatkan jauh lebih banyak pasukan malaikat. Seandainya saja kedua pasukan itu bertempur, dengan mudah kita tahu siapa yang akan menjadi pemenangnya.

Saya kembali bayangkan, ketika pelayan Elisa itu melihat banyaknya pasukan malaikat Tuhan, detik itu pula ketakutannya hilang. Rupanya, inilah rahasia Elisa. Dia bisa terlihat tenang karena tahu bahwa pada saat itu Tuhan menjaganya dengan pasukan malaikat yang tidak kelihatan. Apa yang dilakukan Elisa ini sesuai dengan mazmur Daud, yang mengatakan: “Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya” (Mzm. 27:3). Jika kita tahu bahwa Tuhan ada di pihak kita, apa yang bisa membuat kita takut?

Doa Membuat Kita Mampu Melihat dengan Iman

Kisah ini mengingatkan kepada kita tentang apa yang harus kita lakukan pada saat permasalahan hidup melanda. Utang banyak. Sakit kronis. PHK. Terjepit dengan kebutuhan rumah tangga. Walaupun bukan berbentuk pasukan tentara, tetapi ada banyak hal dalam hidup ini yang bisa mengepung kita. Ada banyak masalah yang bisa menekan kita sehingga sangat sulit bagi kita untuk melihat jalan keluarnya. Jika itu terjadi dalam kehidupan kita, jangan putus asa.

Photo by Dustin Belt on Unsplash

Ketika semua orang lain di dunia berkata, “Sudah habis harapanku,” maka orang Kristen selalu memiliki satu senjata yang sangat ampuh. Apa itu? Doa.

Dulu ada acara kuis di televisi yang sangat terkenal, “Who Wants to be a Millionaire.” Peserta akan diberi pertanyaan yang kesusahannya semakin meningkat. Jika tidak mengetahui jawabannya, ada beberapa pilihan bantuan. Salah satunya, peserta boleh menelepon orang yang dia kenal untuk menanyakan jawabannya. Ini disebut dengan “Phone a Friend.” Namun tidak jarang, orang yang ditelepon juga tidak bisa menjawabnya.

Doa juga bisa digambarkan seperti itu. Tetapi bukannya menelepon seorang teman yang bisa saja gagal dalam memberi solusi, kita menelepon Allah, satu-satunya sumber pertolongan manusia yang tidak pernah gagal. Dengan doa, kita akan mampu melihat sekitar kita bukan dengan mata jasmani, tetapi dengan iman. Masalah yang tadinya sangat menekan kita, setelah merasakan kebesaran Tuhan dalam doa, maka perlahan masalah tersebut akan terasa kecil.

Tetapi ingat, doa tidak selalu menyebabkan masalah hilang tiba-tiba. Seperti Elisa yang tetap menghadapi pasukan tentara Aram, kita pun mungkin masih akan menghadapi masalah yang sama besarnya setelah berdoa. Bedanya, seperti juga pelayan Elisa tadi, doa membuat kita bisa merasakan bahwa penyertaan Tuhan jauh lebih besar dibanding masalah yang ada.

Di dunia modern sekarang ini, kita terbiasa didorong untuk bertindak rasional. Itu jugalah yang membuat kita cenderung mengabaikan doa dalam menghadapi permasalahan hidup. Tetapi kita mungkin tidak menyadari, justru semakin rasional kita dan semakin banyak pengetahuan kita, bisa-bisa kita malah akan lebih mudah putus asa. Mengapa? Karena kita menjadi tahu, tidak ada kemungkinan untuk lepas dari permasalahan tersebut.

Tanpa doa, apakah masalah bisa selesai? Bisa saja. Tetapi, walaupun secara jasmani masalah selesai, kita tidak menjadi lebih dewasa rohani. Kita juga tidak lebih mengenal Tuhan. Padahal, itu semua adalah berkat yang lebih besar dibanding sekadar selesainya masalah kita.

Kemudian, jika kita tidak terbiasa bersandar pada doa, maka suatu saat ketika masalah yang kita alami sangat berat, maka kita bisa benar-benar habis akal. Tidak tahu lagi harus berbuat apa. Tidak ada lagi orang yang bisa dimintai bantuan. Celakanya, karena tidak terbiasa berdoa maka kita juga tidak tahu bahwa sebenarnya masih ada bantuan lain yang lebih ampuh, yaitu pertolongan Tuhan. Inilah yang menyebabkan banyak orang mengambil jalan pintas, yang membuat masalah bertambah ruwet.

Jangan Meremehkan Doa Karena Ada Allah yang Bekerja di Baliknya

Jadi, sebagai anak Tuhan, jangan pernah meremehkan doa. Bayangkan seandainya Elisa hanya melihat situasi sekitar dengan mata jasmaninya. Apa yang akan terjadi? Dia pasti akan ketakutan seperti pelayannya. Tetapi sebagai nabi Tuhan, Elisa terbiasa untuk melihat segala sesuatunya dengan iman. Dia tahu bahwa untuk menghadapi situasi-situasi yang sulit, dia bisa bersandar pada Allah yang mahakuasa.

Kemahakuasaan Allah sangat terlihat dalam bagian ini. Allah memampukan Elisa untuk memberikan nasihat yang tepat kepada raja Israel sehingga terhindar dari jebakan raja Aram. Padahal, rencana-rencana itu disusun dengan sangat rahasia, di kamar tidur raja Aram (ay. 12). Kemudian, tanpa pasukan malaikat turun tangan pun, Allah  bisa langsung membuat pasukan tentara Aram itu bertekuk lutut. Mereka semua dibuat buta matanya. Benar-benar Allah mampu membalikkan keadaan anak-anak-Nya.

Begitu pentingnya Allah dalam kisah ini, sampai-sampai seorang penafsir yang mengatakan bahwa Allah begitu menonjol dan berkuasa dalam cerita ini, sehingga hanya Elisa yang disebut namanya (bahkan beberapa kali disebut sebagai “abdi Allah”). Raja Israel, raja Aram, dan pelayan Elisa tidak disebutkan namanya.

Ketika kita meremehkan doa, sebenarnya kita juga meremehkan Allah. Doa kelihatannya sepele. Sepintas lalu juga terlihat pasif. Sepertinya ketika berdoa, kita tidak melakukan apa-apa. Padahal, dengan doa, kita sedang melakukan usaha yang luar biasa besar karena kita meminta pertolongan kepada Pencipta alam semesta ini.

sumber gambar: spurgeongems.org

Salah seorang tokoh Kristen yang bernama Charles Spurgeon (1834-1892) pernah berkata, “Doa adalah saraf ramping yang menggerakkan otot-otot yang mahakuasa.” Saraf itu rapuh sekali. Tetapi  bisa menggerakkan otot-otot. Doa, menurut Spurgeon, juga seperti itu. Walaupun kita lemah dan sudah tidak mempunyai daya apa-apa lagi, tetapi dengan doa, kita mendapatkan bantuan dari Yang Mahakuasa. Bukan berarti kita bisa memerintah Tuhan. Tetapi, Tuhan sendiri yang akan bekerja untuk menopang kita.

Tuhan Pasti Memberikan Penyertaan Pada Anak-Anak-Nya

Jika kita melihat keberadaan hidup kita dengan iman, maka kita akan tahu sebenarnya tidak ada permasalahan yang terlalu besar. Tidak ada jalan buntu bagi anak-anak Tuhan. Mengapa? Karena bukan kita yang berusaha memecahkan permasalahan tersebut. Tetapi, Tuhan sendiri yang akan bertindak bagi kita!

Marilah kita ingat selalu pesan ini. Doa sebenarnya sangat mudah untuk kita lakukan. Cukup menutup mata, berkata-kata dengan Tuhan. Kita bisa mengungkapkan seluruh isi hati kita kepada-Nya. Jangan diabaikan, karena dengan cara inilah, Roh Kudus akan membukakan iman kita sehingga kita bisa melihat permasalahan kita dengan sudut pandang yang benar.

Tuhan Yesus pernah berjanji, “Dan ingatlah Aku akan selalu menyertai kalian sampai akhir zaman” (Mat. 28:20b). Janji-Nya ini pasti akan Dia genapi. Dia sudah mengalahkan masalah terbesar kita, yaitu maut. Oleh sebab itu, Dia juga pasti mampu menyertai kita di tengah segala masalah yang ada di dunia ini.

“Ketika permasalahan hidup melanda, berdoalah supaya kita dapat melihat penyertaan Tuhan yang tak terbatas”

Related Post

Leave a Reply