Sebagai orang Kristen, siapa sih yang tidak tahu isi Amanat Agung? Perintah ini begitu pentingnya sehingga mendorong banyak orang untuk menjadi pekabar Injil ke seluruh dunia. Amanat Agung tertulis dalam Mat. 28:19-20a sebagai berikut:
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.” (TB)
(catatan: penulis tidak mengesampingkan juga bahwa dalam perintah ini terkandung juga janji penyertaan Tuhan dalam ayat 20b).
Jika diperhatikan, ada empat buah imperatif (perintah) yang sejajar dalam kalimat tersebut, yaitu: pergilah, jadikanlah murid, baptislah, dan ajarlah. Maka dari itu, banyak orang yang menganggap bahwa Amanat Agung berisi empat aktivitas tersebut.
Tetapi marilah kita perhatikan kalimat tersebut dalam bahasa aslinya (diambil dari biblehub.com):
Ternyata, pergilah, baptislah, dan ajarlah memiliki bentuk yang berbeda dengan muridkanlah. Ketiga kata pertama berbentuk partisip, sedangkan kata terakhir berbentuk imperatif. Di dalam gramatika bahasa Yunani Koine, partisip tidak bisa menjadi klausa utama. Dia akan selalu menjelaskan kata kerja dalam klausa utamanya, yang dalam kasus ini berbentuk imperatif.
Contoh:
1) Ketika sedang makan, Andi mendengar pintu kamarnya diketuk.
Kalimat ini terdiri dari dua klausa. Klausa “ketika sedang makan” (dalam bahasa Yunani Koine akan berbentuk partisip) menjelaskan kapan “Andi mendengar pintu kamarnya diketuk.”
2) Kami semua menerima berita kematian itu dengan sedih.
Klausa “kami semua bersedih” (dalam bahasa Yunani Koine akan berbentuk partisip) menjelaskan bagaimana kondisi ketika “kami semua menerima berita kematian itu.”
Itu hanyalah dua contoh penggunaan partisip. Dalam bahasa Yunani Koine, bahasa yang disebut “sangat cinta dengan partisip,” banyak sekali penggunaan partisip lainnya.
Artinya apa?
Amanat Agung sebenarnya berisi satu perintah pokok, yaitu muridkanlah/jadikanlah murid (μαθητεύσατε, berbentuk Aorist Imperative Active, disingkat menjadi AMA dalam bagan tersebut). Ini adalah satu proses yang harus dikerjakan oleh setiap orang Kristen. Dalam proses memuridkan ini, Tuhan Yesus memberikan tiga buah perintah lainnya:
Pertama, pergi/πορευθέντες, berbentuk Aorist Passive Participe (APP). Secara gramatika bahasa Yunani Koine, partisip dengan tensa aoris akan membentuk attendant circumstance participle jika menjelaskan kata kerja berbentuk Aorist, dalam hal ini muridkanlah.
Apa itu attendant circumstance participle? Ini adalah partisip yang terjadi sekaligus dengan kata kerja yang diterangkannya. Biasanya dalam kalimat akan dihubungkan dengan kata dan. Dengan demikian, kita dapat membaca perintah tersebut sebagai: “Pergi dan muridkanlah!”
Kemudian, membaptis/βαπτίζοντες dan mengajar/διδάσκοντες (keduanya berbentuk Present Participle Active, PPA) dapat digolongkan sebagai participle of means. Artinya, partisip yang memperjelas bagaimana kata kerja utama tersebut (dalam hal ini memuridkan) dilakukan.
Kesimpulan
Amanat Agung dapat kita artikan sebagai perintah untuk memuridkan dan itu tidak dapat kita lakukan tanpa pergi (memberitakan Kabar Baik) kepada orang lain. Bahkan setelah kematian Stefanus, orang-orang Kristen pergi menyebar ke seluruh dunia dan memberitakan Injil, sampai sekarang. Kemudian, dalam melakukan pemuridan tersebut kita harus membaptis (dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus) dan mengajar (segala yang telah diperintahkan oleh Tuhan Yesus).
Seperti inilah juga struktur yang harus kita buat ketika menyampaikan khotbah dari bagian ini.
(Diolah dari beberapa sumber, terutama “Greek Grammar Beyond the Basics,” Daniel B. Wallace dan “Learn to Read New Testament Greek,” David A. Black.)
Pingback: Dimana Dua Tiga Orang Berkumpul – gooutmore
Betul, Tuhan memberkati….