1 Doa Daud. Dengarlah doaku, ya TUHAN, dan jawablah aku, sebab aku miskin dan lemah. 2 Jagalah hidupku, sebab Engkau mengasihi aku, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu. 3 Engkaulah Allahku, kasihanilah aku ya TUHAN, sebab sepanjang hari aku berdoa kepada-Mu. 4 TUHAN, gembirakanlah hati hamba-Mu, sebab kepada-Mu kuarahkan hatiku. 5 Engkau baik, ya TUHAN, dan suka mengampuni, orang yang berdoa kepada-Mu tetap Kaukasihi dengan kasih yang limpah. 6 Perhatikanlah doaku, ya TUHAN, dengarlah seruanku mohon pertolongan.
7 Di waktu kesesakan aku berdoa kepada-Mu, sebab Engkau menjawab aku.
8 Ya TUHAN, tak ada ilah seperti Engkau, tak ada yang melakukan apa yang Kaulakukan. 9 Semua bangsa yang Kaujadikan akan datang, ya TUHAN, untuk menyembah Engkau dan memuji keagungan-Mu. 10 Sebab Engkau perkasa dan melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah. 11 Ajarkanlah kehendak-Mu kepadaku, ya TUHAN, supaya aku mengikutinya dengan setia; jadikanlah aku takwa dengan sebulat hati. 12 Aku bersyukur kepada-Mu dengan sepenuh hatiku, ya TUHAN Allahku; aku mau memuji kebesaran-Mu selama-lamanya. 13 Sebab Engkau tetap mengasihi aku dengan kasih yang besar; Engkau telah melepaskan nyawaku dari liang kubur.
14 Ya Allah, orang sombong bangkit menyerang aku, segerombolan orang kejam mau membunuh aku; mereka tidak mempedulikan Engkau. 15 Tetapi Engkau, ya TUHAN, Allah pengasih dan penyayang, sabar, penuh kasih dan setia. 16 Perhatikanlah dan kasihanilah aku, kuatkanlah dan selamatkanlah aku, sebab seperti ibuku, akupun berbakti kepada-Mu. 17 Berilah aku tanda kebaikan-Mu, ya TUHAN, supaya orang yang membenci aku menjadi malu, bila mereka melihat Engkau menolong dan menghibur aku. (Mzm. 86; BIMK)
Sebuah survei di Amerika dilakukan untuk menggali alasan-alasan seseorang bisa kemudian meninggalkan gereja. Di antara lima alasan terbanyak, salah satunya adalah penderitaan hidup membuat seseorang menyimpulkan bahwa Tuhan itu sebenarnya tidak ada. Setelah mengalami penderitaan hidup, mereka kemudian tidak lagi menjadi orang Kristen.
Apakah kita mengenal orang-orang seperti ini? Ketika keadaan nyaman, mereka giat melayani Tuhan. Tetapi ketika kesulitan hidup yang besar menimpa, mereka lari menjauh dari Tuhan. Mengapa bisa demikian? Apakah kesulitan hidup itu yang menjadi penyebabnya?
Memang itu bisa menjadi pemicu. Tetapi, saya yakin bukan itu penyebab utamanya. Banyak sekali tokoh Alkitab yang mengalami kesulitan hidup. Misalnya, Daud. Sepanjang hidupnya, berulang kali dia mengalami pergumulan hidup yang sangat berat. Pergumulan-pergumulannya itu sering dia tuliskan dalam mazmur-mazmur, salah satunya dalam Mazmur 86 ini.
Jika kita mencermati isinya, maka Mazmur 86 ini dapat digolongkan ke dalam mazmur ratapan pribadi. Daud meratap karena keadaannya sudah. Musuh-musuhnya ingin membunuhnya. Dan dia merasakan dirinya betul-betul lemah. Jika pada saat ini kita merasakan tekanan hidup yang begitu besar, mungkin belum seberapa jika dibandingkan dengan Daud.
Tetapi, apakah itu membuat Daud meninggalkan Tuhan? Ternyata tidak. Kesulitan hidup itu justru membuatnya semakin mendekat pada Tuhan. Dalam keadaan seperti itu, dia berdoa. Sekilas, tidak ada yang luar biasa. Apa hebatnya berdoa? Tetapi kalau kita pernah mengalami masa-masa yang sangat genting, berdoa itu pun merupakan suatu pergumulan. Dengan berdoa, kita menyandarkan diri pada Pribadi yang tak terlihat. Ini tidak mudah.
Lalu, mengapa Daud bisa tetap percaya pada Tuhan? Karena Daud sangat mengenal Tuhan. Lihat pernyataan imannya dalam ayat ke-8: “Ya TUHAN, tak ada ilah seperti Engkau, tak ada yang melakukan apa yang Kaulakukan.” Ini adalah pengakuan iman yang sangat kokoh. Daud tahu, Allah mahasegalanya, tidak dapat dibandingkan dengan apapun.
Kemudian, di dalam ayat ke-15, Daud juga menyatakan karakter-karakter Allah yang dia kenal: “pengasih, penyayang, sabar, penuh kasih, dan setia.” Dari seorang penggembala kemudian menjadi raja Israel, Daud menjalani kehidupan yang luar biasa. Tetapi dia tahu, hanya topangan kasih setia Tuhanlah yang menjadikan dia bisa melewati hari demi hari.
Pengenalan-pengenalan seperti inilah yang kemudian membuat Daud tetap memiliki iman yang kokoh dan tidak ragu untuk meminta pertolongan Tuhan dalam menghadapi kesulitan hidup. Bahkan, Daud berkomitmen untuk setia menjalankan kehendak Tuhan: “Ajarkanlah kehendak-Mu kepadaku, ya Tuhan, supaya aku mengikutinya dengan setia; jadikanlah aku takwa dengan sebulat hati.” (ay. 11).
Bagaimana dengan kita? Kemajuan teknologi sekarang ini membuat kita semakin mudah mendapatkan informasi. Termasuk, informasi-informasi yang menyesatkan. Banyak ceramah yang berbau Kristen, enak didengar, tetapi sebenarnya isinya tidak sesuai dengan Alkitab. Tuhan yang diberitakan adalah Tuhan yang sesuai dengan keinginan mereka, bukan Tuhan yang dinyatakan dalam Alkitab. Jika kita tidak berusaha mengenal Tuhan dari Alkitab, maka kita akan cenderung memahami Tuhan sebagai pribadi yang bisa diajak kompromi, masa bodoh dengan dosa, atau Tuhan yang tidak peduli dengan kehidupan kita.
Tetapi kalau kita menggali Alkitab, kita pasti akan sampai pada kesimpulan seperti Daud. Allah kita itu tidak bisa dibandingkan dengan siapapun. Allah mana yang rela turun ke dunia, mengalami kematian, demi menyelamatkan orang-orang yang layak dibinasakan karena dosa? Allah mana yang begitu dekat, sehingga dipanggil “Bapa” oleh umat-Nya? Allah mana yang tidak membatalkan kasih-Nya walaupun umat yang telah menerima kebaikan-Nya masih berulang kali jatuh dalam dosa?
Jadi, jangan sampai kita tidak memiliki komitmen untuk terus bertumbuh dalam mengenal Tuhan. Tanpa mengenal Tuhan, maka kita akan sangat sulit untuk tetap percaya kepada-Nya di tengah pergumulan hidup. Inilah yang menjadi kegagalan banyak orang sehingga mereka bisa meninggalkan iman.
Mari kita terus berusaha mengenal Tuhan lebih dalam. Renungkan Alkitab setiap hari, berdoa, melakukan altar keluarga. Jika anak-anak kita masih kecil, terus tanamkan iman yang sehat pada mereka. Masa pandemi ini mungkin membuat kita sibuk dan khawatir dengan pendidikan anak-anak kita. Tetapi, apakah kita juga khawatir jika tidak mengajarkan iman yang benar kepada mereka? Semakin maju perkembangan zaman, tidak hanya perlu keahlian yang semakin tinggi, tetapi juga iman yang semakin kokoh karena tantangan hidup akan semakin berat. Amin.
Pertanyaan-Pertanyaan untuk Direnungkan
- Apakah konsep tentang Tuhan yang ada di luar Alkitab pasti keliru? Sebutkan contoh-contohnya untuk mendukung jawaban Anda.
- Bolehkah kita belajar konsep tentang Tuhan dari luar Alkitab? Mengapa demikian?
- Kaitkan jawaban Anda pada nomor dua dan tiga tersebut dengan pengaruhnya bagi perkembangan kerohanian Anda sebagai seorang anak Tuhan!
Terimakasih, sangat bermanfaat sekali
Visit Us