Jaminan Kemenangan Tatkala Badai Hidup Menerpa (Mzm. 102:26-28)

Photo by Lily Banse on Unsplash

Print Friendly, PDF & Email

26 Dahulu, Engkau meletakkan dasar bumi, langit adalah pekerjaan tangan-Mu. 27 Mereka akan binasa, tetapi Engkau akan tetap tegap. Mereka akan usang seperti pakaian, seperti baju Engkau akan mengubah mereka, dan mereka akan berubah. 28 Namun, Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu takkan berakhir. (Mzm. 102:26-28)

Woody Allen, seorang sutradara Amerika, mengatakan “Life is full of misery, loneliness, and suffering.” “Hidup penuh dengan kesengsaraan, kesendirian, dan penderitaan.” Apakah Anda percaya dengan hal ini? Jika pada saat ini Anda sedang diberkati dengan kehidupan yang lancar, mungkin tidak terlalu merasa. Tetapi bacalah berita, berkunjunglah ke rumah-rumah sakit, atau lihatlah di jalan-jalan. Kita akan melihat bahwa penderitaan merupakan hal yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia.

Apakah penderitaan hanya terjadi pada orang yang tidak mengenal Tuhan? Dalam Alkitab, tema ini tidak habis-habisnya dibahas. “Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap” (Mzm. 90:10). Kemudian, banyak juga tokoh Alkitab yang bergumul dengan penderitaan. Mazmur yang berupa ratapan pun tidak kurang banyaknya. Contohnya Mazmur 102 ini, yang merupakan ratapan pribadi Daud kepada Tuhan.

Ternyata Daud, yang dikatakan sebagai “seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku” (Kis. 13:22), juga bisa mengalami penderitaan yang begitu hebat. Perhatikan saja kata-katanya dalam ay. 4-7. Pernahkah kita mengalami penderitaan sehebat ini?

4 Sebab, hari-hariku habis seperti asap, dan tulang-tulangku terbakar seperti perapian. 5 Hatiku terpukul dan menjadi kering seperti rumput, sehingga aku lupa memakan rotiku. 6 Oleh karena bisingnya keluhanku, tulang-tulangku melekat pada dagingku. 7 Aku seperti seekor burung pelikan di padang belantara, seperti burung hantu di antara reruntuhan. (Mzm. 102:4-7)

Kalau begitu, berarti anak Tuhan tidak ada bedanya dengan orang lain? Keliru! Kesedihan, penderitaan, dan ratapan memang bisa dialami oleh anak-anak Tuhan. Tetapi Alkitab mengajarkan, itu bukanlah akhir cerita. Anak-anak Tuhan selalu memiliki kekuatan untuk bertahan. Mengapa?

TUHAN memandang dari sorga ke bumi, untuk mendengar keluhan orang tahanan” (ay. 20-21). Ketika anak-anak-Nya mengalami kesulitan hidup, Tuhan tidak diam saja. Dia mendengar doa kita dan akan menolong kita pada waktu-Nya. Itulah pernyataan dari Alkitab.

Memang, ketika mengalami penderitaan, kita sulit melihat karya Tuhan. Ketika diceritakan bagaimana Tuhan bertindak dalam Alkitab, sering orang berkata, “Ah, itu kan di Alkitab!” Tetapi, marilah kita perhatikan mazmur ini. Daud menyatakan kepercayaannya bahwa bumi, langit, dan semua pekerjaan Tuhan akan binasa tetapi “Engkau tetap sama, dan tahun-tahun-Mu takkan berakhir” (ay. 28). Allah itu tetap sama. Allah yang menyertai umat-Nya pada masa lalu, juga akan menyertai kita semua pada masa kini. Dia tidak bertambah tua dan tidak menjadi lemah. Kasih-Nya pun tetap sama. Oleh sebab itulah, Dia mampu dan mau untuk terus menyertai kita.

Ayat ini kemudian dikutip dalam Ibr. 1:10-12 ketika penulis surat Ibrani menguatkan para pembaca suratnya yang sedang mengalami tekanan iman. Siapa lagi yang bisa diandalkan selain Dia yang ada sejak penciptaan, yang rela mengurbankan diri-Nya di kayu salib, dan yang telah mengalahkan maut? Kristuslah jaminan kemenangan bagi orang percaya, bukan yang lain!

Kesulitan hidup bisa menimpa kita bukan karena Allah berubah kasih-Nya kepada kita tetapi karena kita hidup di dunia yang sudah rusak oleh dosa. Namun bersyukurlah bahwa sebagai anak-anak Tuhan, Allah ada di pihak kita. Inilah yang harus benar-benar diresapi dalam pikiran kita, sehingga kita tidak jatuh tergeletak ketika badai kehidupan menerpa. Teruslah bertekun, tetaplah berdoa, dan alamilah kekuatan dari Tuhan. Amin.

Pertanyaan untuk Direnungkan:

  1. Ketika menghadapi kesulitan hidup, apa yang biasa Anda lakukan? Apakah itu selaras dengan ajaran Alkitab untuk bersandar pada Tuhan? Jelaskan!
  2. Apakah meminta pertolongan kepada orang lain berlawanan dengan penyandaran diri kepada Tuhan? Jelaskan!

Related Post

Leave a Reply