12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. 13 Keesokan paginya, Ia memanggil murid-murid-Nya dan memilih dua belas orang dari antara mereka, yaitu orang-orang yang disebut-Nya rasul: 14 Simon yang juga dinamainya “Petrus,” Andreas saudara Petrus, Yakobus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, 15 Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Simon yang disebut orang Zelot, 16 Yudas anak Yakobus, danYudas Iskariot yang menjadi pengkhianat. (Luk. 6:12-16)
“Hidup adalah pilihan,” begitu semboyan banyak orang. Tetapi ingat, pilihan itu ada konsekuensinya. Ketika kita salah mengambil pilihan, hidup bisa berantakan. Misalnya, orang yang terjebak utang seumur hidupnya karena salah memilih gaya hidup. Itulah sebabnya, kita harus terus melekat pada kehendak Tuhan ketika mengambil keputusan. Bagaimana caranya? Selain menggumulinya berdasar firman Tuhan, kita juga harus berdoa.
Sayangnya, sebagian orang Kristen menganggap doa sebagai “ban serep” saja. Mereka baru akan berdoa ketika cara lain dianggap sudah tidak berhasil lagi. Pola seperti ini berlawanan dengan apa yang diteladankan oleh Tuhan Yesus. Menurut catatan Lukas, berulang kali Tuhan Yesus berdoa ketika menghadapi peristiwa-peristiwa penting dalam hidup-Nya (namun bukan berarti untuk hal-hal yang “kurang penting,” Dia tidak berdoa). Dia berdoa ketika diurapi oleh Roh Kudus (3:21-22). Dia berdoa ketika berubah ke dalam wujud kemuliaan (transfigurasi) (9:29). Bahkan, sebelum memilih murid-murid-Nya, Dia berdoa kepada Allah semalam-malaman (6:12).
Pola kehidupan doa semacam ini hendaknya juga kita ikuti supaya kita bisa hidup berkenan pada Tuhan. Apalagi, kita menghadapi tantangan yang sangat besar dari dua sisi. Dari luar, tawaran dan tantangan dunia terus mendesak kita untuk memilih apa yang tidak berkenan bagi Tuhan. Dari dalam, kedagingan membuat kita lebih menyukai apa yang tidak berkenan bagi Tuhan. Tanpa kekuatan dari Tuhan, kita tidak akan mampu mengatasinya. Sering kali, kita malah tidak menyadari bahwa kita sedang memilih apa yang tidak berkenan bagi Tuhan. Itulah sebabnya, kita harus tetap berdoa (1Tes. 5:17).
Mari kita lihat beberapa manfaat jika kita berdoa sebelum mengambil keputusan:
Pertama, kita akan mendapat hikmat dari Tuhan (Yak. 1:5). Keputusan yang keliru bermula karena diambil berdasar nafsu kedagingan, diambil karena terpaksa, atau diambil dengan sembarangan. Tidak jarang, akibat buruknya baru kita rasakan di kemudian hari. Dengan berdoa, Roh Kudus akan mengarahkan pikiran kita untuk mengambil keputusan yang sesuai dengan rencana Tuhan, dan itu pasti yang terbaik (Rm. 8:28).
Kedua, kita akan mendapatkan kekuatan dari Roh Kudus (Rm. 8:26). Ada keputusan yang sangat sulit untuk kita ambil karena kita sedang menghadapi situasi yang sangat berat. Semua pilihan yang ada sama-sama tidak menguntungkan. Dengan berdoa, Roh Kudus membawa kita masuk dalam realitas rohani sehingga cara pandang kita berubah. Di situlah kita akan mendapat kekuatan dalam mengambil pilihan yang sulit.
Ketiga, kita akan mendapatkan damai sejahtera dari Tuhan (Flp. 4:6-7). Walaupun telah berdoa, masih ada kemungkinan keputusan kita berakibat buruk. Mungkin karena kita masih belum sepenuhnya taat pada Tuhan. Atau, memang Tuhan punya rencana lain. Dengan berdoa, Roh Kudus akan memberikan damai sejahtera kepada kita untuk menjalani apapun yang terjadi dalam hidup kita. Inilah yang menjadi sumber daya kita sebagai anak Tuhan.
Ketika memilih murid-murid-Nya, Tuhan Yesus tidak memilih dari orang-orang yang terpandang. Bahkan, salah satunya kelak mengkhianati Dia. Jelas, Tuhan Yesus tahu itu semua. Tetapi, Dia tetap melaksanakannya karena dengan begitu, Dia menuntaskan misi-Nya dari Allah Bapa. Inilah kekuatan dari doa yang ditunjukkan oleh Tuhan Yesus dalam kehidupan-Nya. Amin.
Pertanyaan untuk Direnungkan
1. Apakah keputusan yang diambil dengan mendoakannya akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil? Mengapa demikian?
2. Sebaliknya, apakah keputusan yang diambil tanpa mendoakannya bisa berhasil? Jelaskan jawaban Anda beserta contoh praktis.
Ayat Alkitab Terkait
21 Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit 22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” (Luk. 3:21-22)
Ketika Yesus sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilauan. (Luk. 9:29)
Tetaplah berdoa. (1Tes. 5:17)
Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit — , maka hal itu akan diberikan kepadanya. (Yak. 1:15)
Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (Rm. 8:26)
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Rm. 8:28)
6 Janganlah khawatir tentang apa pun juga. Namun, dalam segala sesuatu nyatakan keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan serta ucapan syukur. 7 Damai sejahtera Allah yang melampaui segala pengertian akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Yesus Kristus. (Flp. 4:6-7)