Mau Seperti Yudas atau Maria? (Yoh. 12:1-8)

Mau Seperti Yudas atau Maria? (Yoh. 12:1-8)

Tahukah Anda bahwa pekan terakhir dalam kehidupan Tuhan Yesus menempati porsi yang besar dalam kitab-kitab Injil? Narasi tersebut diceritakan dalam Matius 21-28 (33% dari Injil Matius), Markus 11-16 (40% dari Injil Markus), Lukas 19-24 (25% dari Injil Lukas), dan Yohanes 12-21 (50% dari Injil Yohanes). Besarnya porsi narasi hari-hari menjelang penyaliban-Nya ini menyiratkan bahwa hidup-Nya memang dijalani untuk menggenapi kasih Allah dalam menyelamatkan orang-orang berdosa. Sayangnya, kasih Allah yang luar biasa besar ini sering dipandang rendah oleh manusia, seperti apa yang tertulis dalam Yoh. 12:1-8 ini.
Hidup Sebagai Umat yang Kudus (Ul. 14:1-2)

Hidup Sebagai Umat yang Kudus (Ul. 14:1-2)

Ketika mendengar kata “umat yang kudus,” apa yang ada dalam bayangan kita? Apakah orang-orang yang derajatnya hampir sama dengan malaikat, tidak pernah berbuat dosa? Atau, orang-orang yang ekstrim, antisosial dan tidak mau bergaul dengan yang lain? Kekudusan sering disalahartikan, dan juga diabaikan, oleh orang-orang Kristen. Akibatnya, tidak sedikit di antara orang Kristen yang hanya merasa senang karena telah menerima anugerah keselamatan, tetapi dalam kehidupan sehari-hari sama dengan orang lainnya.
“Aku Haus!” (Yoh. 19:28-30)

“Aku Haus!” (Yoh. 19:28-30)

Banyak tokoh dunia yang terkenal karena perkataannya, tetapi tidak ada yang setara Kristus. Perkataan-Nya tidak hanya memiliki makna yang dalam, tetapi juga memiliki kuasa. “Aku haus!” merupakan perkataan kelima dari tujuh perkataan menjelang kematian-Nya yang tercatat di dalam Injil. Perkataan ini merupakan ironi, peristiwa yang bertentangan dengan apa yang diharapkan. Pemilik seluruh alam semesta, kok meminta minum? Dia yang menawarkan air hidup (7:14), mengapa justru malah dehidrasi kekurangan air?