38b Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: “Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya. 39 Tetapi pada kamu ada kebiasaan, bahwa pada Paskah aku membebaskan seorang bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?” 40 Mereka berteriak pula: “Jangan Dia, melainkan Barabas!” Barabas adalah seorang penyamun. (Yoh. 18:3bb-40)
Suatu kali, di siang hari yang terik, seorang anak kecil yang baru berumur tiga tahun ditawari hadiah oleh ayahnya. Si Ayah menyodorkan dua benda ke hadapan anaknya itu. Di tangan kanannya ada sebatang es krim cokelat yang menggiurkan, sementara di tangan kirinya ada lima lembar uang seratus ribuan. Kira-kira, anak kecil itu akan memilih yang mana?
Tentu saja, dia akan memilih es krim (kecuali ada pengaruh lain). Tidak ada yang salah. Bagi dia, menikmati sebatang es krim cokelat di tengah panas terik lebih masuk akal dibanding menerima uang, yang sebenarnya bisa digunakan untuk membeli es krim setiap hari selama berminggu-minggu. Hanya saja, bagi kita yang telah mengerti nilai uang, pasti akan menganggap pilihan anak kecil tersebut sebagai tindakan yang bodoh.
Kesalahan dalam menilai sesuatu ini dapat menjadi gambaran bagi orang-orang yang ada di luar Tuhan. Karena pikiran mereka belum diterangi Roh Kudus, maka mereka merasa tidak memerlukan Juru Selamat. Bahkan, rela menukar-Nya dengan orang yang sama sekali tidak layak. Inilah yang terjadi pada malam sebelum Tuhan Yesus disalib. Ketika itu, orang-orang Yahudi memilih untuk menghukum Dia dan membebaskan Barabas.
Siapakah Barabas? Bersama dengan beberapa orang lainnya, Barabas ditahan oleh pemerintah Roma karena melakukan pemberontakan. Bahkan, mereka sampai melakukan pembunuhan (Mrk. 15:7). Jelas, Barabas bukan orang baik-baik. Tetapi bagi orang-orang Yahudi yang sedang dijajah oleh pemerintah Roma pada masa itu, Barabas dianggap sebagai pahlawan.
Itulah yang menyebabkan orang-orang Yahudi memilihnya ketika Pilatus memberi pilihan siapa tahanan yang akan dibebaskan sebagai tradisi menjelang Paskah: Yesus atau Barabas (ay. 40). Sungguh ironis, Yesus yang tidak bersalah (sesuai kesaksian Pilatus pada ayat 38b) justru dijatuhi hukuman. Sementara itu, Barabas yang bersalah malah dibebaskan.
Namun bukankah hal ini sudah dinyatakan sejak permulaan Injil Yohanes? “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya” (1:11). Yesus yang menciptakan alam semesta, termasuk manusia tentunya, justru akan ditolak oleh manusia yang sangat dikasihi-Nya. Begitu besar cinta kasih-Nya pada kepunyaan-Nya itu sehingga Dia rela meninggalkan surga, turun ke dunia dan menjadi manusia, untuk menggantikan hukuman dosa yang layak diterima manusia.
Peristiwa ini tentu sangat memukul hati kita. Mungkin kita juga mengutuk tindakan orang-orang Yahudi itu. Tetapi marilah kita berkaca, apakah kita tidak pernah ada pada posisi mereka? Tidak terhitung lagi banyaknya “anak-anak Tuhan” yang menukar Yesus dengan pacar, jabatan, atau nama baik. Kemudian, berapa kali kita lebih memilih untuk menuruti keinginan daging dibanding menuruti kehendak Tuhan? Bukankah itu sama saja dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi tadi?
Marilah kita senantiasa berusaha mengenal Tuhan melalui firman-Nya. Kita akan diajar untuk mengerti seberapa berharganya Kristus sehingga kita dapat berkata, “Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi” (Mzm. 73:25b). Itulah yang akan membuat kita mampu menampik semua tawaran kenikmatan dunia dan hidup hanya untuk memuliakan Tuhan. Amin.
Pertanyaan-Pertanyaan untuk Direnungkan
- Apakah mungkin seseorang memperoleh kebahagiaan di dunia tanpa memiliki Kristus? Jelaskan!
- Bagaimana pendapat Anda jika ada orang yang menomorduakan keluarga atau urusan sehari-hari demi mengutamakan pelayanan?
Ayat Alkitab Pendukung
Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. (Mrk. 15:7)