Katekismus Heidelberg
Photo by Peter Herrmann on Unsplash

Katekismus Heidelberg

Catatanteks ini disadur dan diolah oleh admin studibiblika.id dari berbagai sumber, termasuk sumber-sumber online. Jika Anda menemukan kekeliruan, silakan mengirim e-mail ke admin@studibiblika.id.

Minggu Ke-1

  1. Apakah satu-satunya penghiburan Saudara, baik pada masa hidup maupun pada waktu mati?

    Bahwa aku, dengan tubuh dan jiwaku, baik pada masa hidup maupun pada waktu mati (a), bukan milikku (b), melainkan milik Yesus Kristus, Juruselamatku yang setia (c). Dengan darah-Nya yang tak ternilai harganya Dia telah melunasi seluruh utang dosaku (d) dan melepaskan aku dari segala kuasa iblis (e). Dia juga memelihara aku (f), sehingga tidak sehelai rambut pun jatuh dari kepalaku di luar kehendak Bapa yang ada di surga (g), bahkan segala sesuatu harus berguna untuk keselamatanku (h). Karena itu juga, oleh Roh-Nya yang Kudus, Dia memberiku kepastian mengenai hidup yang kekal (i), dan menjadikan aku sungguh-sungguh rela dan siap untuk selanjutnya mengabdi kepada-Nya (j).

    (a) Rm. 14:7‐8. (b) 1Kor. 6:19. (c) 1Kor. 3:23. (d) 1Ptr. 1:18‐19. (e) 1Yoh. 3:8b. (f) Yoh. 6:39. (g) Mat. 10:30. (h) Rm. 8:28. (i) 2Kor. 1:22. (j) Rm. 8:14.

  2. Berapa pokok yang perlu Saudara ketahui, supaya dengan penghiburan ini Saudara hidup dan mati dengan bahagia?

    Tiga pokok (a). Pertama, betapa besarnya dosa dan sengsaraku (b). Kedua, bagaimana aku mendapat kelepasan dari semua dosa dan sengsaraku (c). Ketiga, bagaimana aku harus bersyukur kepada Allah atas kelepasan yang demikian itu (d).

    (a) Mzm. 130:3‐4. (b) Rm. 7:24‐25. (c) Mat. 11:28. (d) Kol. 1:12.

  3. BAGIAN I: SENGSARA MANUSIA

    Minggu Ke-2

  4. Dari mana Saudara mengetahui sengsara Saudara?

    Dari hukum Taurat Allah (a).

    (a) Rm. 3:20.

  5. Apa yang dituntut hukum Taurat Allah dari kita?

    Itu diajarkan Kristus kepada kita secara ringkas dalam Mat. 22:37-40: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dengan segenap akal-budimu, dan dengan segenap kekuatanmu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

  6. Dapatkah Saudara melaksanakan semua ini dengan sempurna?

    Tidak (a), karena menurut kodratku aku cenderung membenci Allah dan sesamaku manusia (b).

    (a) Rm. 3:18. (b) Rm. 8:7.

  7. Minggu Ke-3

  8. Jadi, apakah Allah telah menjadikan manusia begitu jahat dan buruk?

    Sekali-kali tidak (a). Tetapi Allah telah menjadikan manusia baik dan menurut gambar-Nya (b), artinya, dengan kebenaran dan kesucian yang sejati, supaya manusia dapat mengenal Allah Penciptanya secara benar, mengasihi-Nya dengan sebulat hati, dan hidup bersama Dia dalam kebahagiaan yang kekal untuk memuji dan memuliakan Dia (c).

    (a) Kej. 1:31. (b) Kej. 1:27. (c) Ef. 4:24.

  9. Jadi, dari mana asal watak manusia yang seburuk itu?

    Dari kejatuhan ke dalam dosa dan ketidaktaatan nenek moyang kita, Adam dan Hawa, di taman Firdaus (a). Di situ tabiat kita menjadi sedemikian buruk, sehingga kita semua dikandung dan dilahirkan dalam dosa (b).

    (a) Kej. 3:6. (b) Mzm. 51:7.

  10. Tetapi, begitu rusakkah kita, sehingga kita sama sekali tidak sanggup berbuat apa pun yang baik, dan hanya cenderung pada yang jahat saja?

    Ya (a), kecuali jika kita dilahirkan kembali oleh Roh Allah (b).

    (a) Kej. 8:21. (b) Yoh. 3:3.

  11. Minggu Ke-4

  12. Apakah Allah memperlakukan manusia dengan tidak adil bila menuntut dalam hukum-Nya sesuatu yang tidak dapat dilaksanakan oleh manusia?

    Tidak (a), karena Allah telah menjadikan manusia sedemikian rupa, hingga ia dapat melaksanakannya (b). Tetapi oleh bisikan iblis (c) dan oleh ketidaktaatannya yang disengaja, manusia telah bertindak sedemikian, sehingga ia bersama keturunannya kehilangan karunia-karunia itu.

    (a) Ayb. 34:10. (b) Pkh. 7:29. (c) Rm. 5:12.

  13. Apakah Allah hendak membiarkan ketidaktaatan dan kemurtadan semacam itu tanpa hukuman?

    Tidak. Sebaliknya, Dia sangat murka (a), baik atas dosa turunan maupun atas dosa yang kita perbuat sendiri. Dia hendak menghukumnya dengan hukuman yang adil, baik di dunia ini maupun di akhirat (b), sebagaimana Dia telah berfirman: “Terkutuklah orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis dalam kitab hukum Taurat” (Gal. 3:10).

    (a) Rm. 1:18. (b) Mzm. 50:21.

  14. Bukankah Allah juga penyayang?

    Sungguh Allah itu penyayang (a), tetapi Dia juga adil (b). Oleh sebab itu, keadilan-Nya menuntut supaya dosa yang diperbuat terhadap Kemuliaan Allah yang Tertinggi itu dihukum dengan hukuman yang tertinggi juga, yaitu hukuman yang kekal atas tubuh dan jiwa.

    (a) Kel. 34:6. (b) Nah. 1:2‐3.

  15. BAGIAN II: KELEPASAN MANUSIA

    Minggu Ke-5

  16. Menurut hukuman Allah yang adil itu kita patut mendapat hukuman di dunia ini dan di akhirat. Maka adakah cara kita dapat luput dari hukuman itu dan beroleh kembali anugerah Allah?

    Allah menghendaki, supaya tuntutan-tuntutan keadilan-Nya dipenuhi (a). Oleh sebab itu, kita wajib melaksanakan pelunasan sepenuhnya, apakah dengan berupaya sendiri atau oleh upaya pihak lain (b).

    (a) Mat. 5:26. (b) Rm. 8:4.

  17. Dapatkah kita melaksanakan pelunasan dengan berupaya sendiri?

    Sama sekali tidak. Bahkan, tiap-tiap hari kita menambah utang kita (a).

    (a) Mzm. 130:3.

  18. Mungkinkah ditemukan suatu makhluk semata, yang dapat melaksanakan pelunasan bagi kita?

    Tidak mungkin. Pertama, Allah tidak mau menjatuhkan hukuman terhadap makhluk lain karena kesalahan yang diperbuat manusia (a). Kedua, tidak ada makhluk semata yang sanggup menanggung beban murka Allah yang kekal atas dosa dan membebaskan makhluk-makhluk lain darinya (b).

    (a) Yeh. 18:4b. (b) Mzm. 49:8‐9.

  19. Jadi, Pengantara dan Penebus yang bagaimana yang perlu kita cari?

    Seorang Pengantara dan Penebus yang adalah manusia sejati (a) dan benar (b), tetapi yang kekuatan-Nya melebihi segala makhluk, artinya yang juga Allah yang sejati (c).

    (a) Ibr. 2:14. (b) Yoh. 8:46. (c) Yoh. 1:1.

  20. Minggu Ke-6

  21. Mengapa Dia harus seorang manusia sejati dan benar?

    Sebab keadilan Allah menuntut, supaya pembayaran untuk dosa dilakukan oleh kodrat manusia yang telah berdosa itu (a), sedangkan seorang manusia tidak sanggup melakukan pembayaran untuk dosa orang lain karena dia sendiri pun seorang berdosa (b).

    (a) Rm. 5:18. (b) 1Ptr. 3:18.

  22. Mengapa Dia harus juga Allah sejati?

    Supaya dengan kuasa keallahan-Nya (a) Dia dapat menanggung (b) beban murka Allah atas kemanusiaan-Nya (c), memperoleh kebenaran dan kehidupan bagi kita, dan mengembalikannya kepada kita (d).

    (a)Yes. 9:5. (b) Yes. 53:11. (c) Mzm. 130:3. (d) 1Yoh. 4:9.

  23. Tetapi, siapakah Pengantara itu, yang adalah Allah yang sejati (a), dan juga manusia yang sejati (b) dan benar (c)?

    Tuhan kita Yesus Kristus (d), yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada kita untuk menjadi hikmat, kebenaran, pengudusan, dan penebusan yang sempurna bagi kita (e).

    (a) 1Yoh. 5:20. (b) Rm. 1:3. (c) Ibr. 4:15. (d) 1Tim. 2:5. (e) 1Kor. 1:30.

  24. Dari mana Saudara mengetahui hal itu?

    Dari Injil yang kudus. Mula-mula, Allah sendiri telah menyatakannya di Taman Firdaus (a). Kemudian Dia menyuruh para bapa leluhur (b) dan para nabi (c) yang kudus mengabarkannya, dan memperlihatkan bayangannya melalui kurban-kurban dan upacara-upacara lain menurut hukum Taurat Allah (d). Akhirnya Dia menggenapinya melalui Anak-Nya yang tunggal (e).

    (a) Kej. 3:15. (b) Kej. 22:18. (c) Kis. 10:43. (d) Ibr. 10:1. (e) Rm. 10:4.

  25. Minggu Ke-7

  26. Apakah semua orang diselamatkan oleh Kristus, sama seperti mereka telah terkutuk oleh karena Adam?

    Tidak semua orang (a), tetapi hanya mereka yang oleh iman yang sejati dijadikan anggota tubuh-Nya dan menerima seluruh karunia-Nya (b).

    (a) Mat. 7:14. (b) Yoh. 1:12.

  27. Apa iman yang sejati itu?

    Iman yang sejati adalah keyakinan atau pengetahuan yang pasti yang membuat aku mengakui sebagai kebenaran segala sesuatu yang dinyatakan Allah kepada kita di dalam Firman-Nya (a), dan juga kepercayaan yang teguh (b), yang dikerjakan dalam hatiku oleh Roh Kudus (c), melalui Injil (d). Isinya ialah bahwa pengampunan dosa dan kebenaran serta keselamatan yang kekal (e) telah dikaruniakan tidak hanya kepada orang lain saja, tetapi juga kepadaku sendiri, oleh rahmat Tuhan semata-mata, hanya berdasarkan jasa-jasa Kristus saja (f).

    (a) Ibr. 11:1‐3. (b) Rm. 10:10. (c) Ef. 2:8. (d) Rm. 10:17. (e) Rm. 3:24. (f) Rm. 1:16

  28. Apa yang perlu diimani oleh seorang Kristen?

    Segala sesuatu yang dijanjikan kepada kita dalam Injil (a). Isi pokoknya diajarkan kepada kita melalui Pasal-pasal Pengakuan Iman Kristen yang am dan pasti.

    (a) Yoh. 20:31.

  29. Bagaimana bunyi Pasal-pasal Pengakuan Iman itu?

    1. Aku percaya kepada Allah Bapa yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi,

    2. Dan kepada Yesus kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita,
    3. Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria,
    4. Yang menderita dibawah pemerintahan Pontius pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun
    kedalam kerajaan maut,
    5. Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati,
    6. Naik ke sorga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa
    7. Dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan mati

    8. Aku percaya kepada Roh Kudus;

    9. Gereja yang kudus dan am;
    persekutuan orang kudus;

    10. Pengampunan dosa;

    11. Kebangkitan orang mati;

    12. Dan hidup yang kekal.

  30. Minggu Ke-8

  31. Pengakuan Iman itu dibagi atas berapa bagian?

    Tiga bagian. Yang pertama mengenai Allah Bapa dan penciptaan kita. Yang kedua mengenai Allah Anak dan penebusan kita. Yang ketiga mengenai Allah Roh Kudus dan pengudusan kita.

  32. Mengingat bahwa hanya ada satu Zat ilahi saja (Ul. 6:4), apa sebabnya Saudara menyebutkan Bapa, Anak, dan Roh Kudus?

    Karena demikianlah Allah menyatakan diri-Nya dalam Firman-Nya (a). Ketiga Pribadi yang berbeda-beda itu merupakan Allah yang esa, yang sejati dan kekal (b).

    (a) 1Yoh. 5:7. (b) 2Kor. 13:13.

  33. Allah Bapa dan Penciptaan Kita

    Minggu Ke-9

  34. Apa yang Saudara percayai bila Saudara berkata: “Aku percaya kepada Allah Bapa, Yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi”?

    Bahwa Bapa yang kekal dari Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya dari yang tiada (a), dan juga tetap memelihara dan memerintahnya menurut rencana-Nya yang kekal dan pemeliharaan-Nya (b), adalah Allah dan Bapaku karena Anak-Nya, yaitu Kristus (c). Aku percaya kepada-Nya, bahkan aku tidak meragukan, Dia akan memeliharaku dalam semua kebutuhan tubuh dan jiwaku (d), dan juga mengubah segala bencana yang ditimpakan-Nya atasku di dunia yang penuh sengsara ini, menjadi kebaikan untukku (e). Sebagai Allah yang Mahakuasa Dia memang sanggup berbuat demikian (f), dan sebagai Bapa yang setiawan Dia berkehendak pula melakukannya (g).

    (a) Kej. 1:1. (b) Mzm. 145:15‐16. (c) 2Kor. 6:18. (d) Mzm. 55:23. (e) Rm. 8:28. (f) Mat. 7:11. (g) Mat. 6:32.

  35. Minggu Ke-10

  36. Apa itu pemeliharaan Allah menurut Saudara?

    Kekuatan Allah, yang mahakuasa dan yang hadir di segala tempat (a). Dengannya Dia memelihara langit dan bumi serta semua makhluk seakan-akan dengan tangan-Nya sendiri, dan memerintahnya (b), sehingga daun dan rumput, hujan dan kemarau (c), masa kelimpahan dan kekurangan, makanan dan minuman, sehat dan sakit (d), kekayaan dan kemiskinan (e), dan segala hal tidak menimpa kita secara kebetulan, tetapi datang dari tangan Bapa saja (f).

    (a) Yoh. 5:17. (b) Mzm. 104:30. (c) Yer. 5:24. (d) Yoh. 9:3. (e) Ams. 22:2. (f) Mat. 10:29.

  37. Apa manfaatnya bagi kita kalau kita mengetahui bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu dan tetap merawatnya melalui pemeliharaan-Nya?

    Berkat pengetahuan itu, kita dapat bersabar di tengah segala kesusahan (a) dan bersyukur dalam kelimpahan (b). Untuk masa depan juga kita menaruh kepercayaan penuh kepada Allah dan Bapa kita yang setia itu (c), bahwa tidak satu makhluk pun akan dapat menceraikan kita dari kasih-Nya (d). Sebab semua makhluk berada di tangan-Nya, sehingga mereka tidak dapat bergerak setapak
    pun melawan kehendak-Nya (e).

    (a) Rm. 5:3. (b) 1Tes. 5:18. (c) Mzm. 55:23. (d) Rm. 8:38‐39. (e) Ams. 21:1.

  38. Allah Anak dan Penebusan Kita

    Minggu Ke-11

  39. Mengapa Anak Allah dinamakan Yesus, yang artinya “Juruselamat”?

    Sebab Dia menyelamatkan kita dari semua dosa kita (a). Lagi pula, sebab kita tidak boleh mencari
    dan tidak mungkin mendapatkan keselamatan dalam bentuk apa pun pada orang lain (b).

    (a) Mat. 1:21. (b) Kis. 4:12.

  40. Apakah orang-orang yang mencari keselamatan dan kebahagiaan pada orang-orang kudus atau pada dirinya sendiri, atau pada apa pun yang lain, percaya juga kepada Yesus, Juruselamat satu-satunya?

    Tidak. Sebaliknya, mereka nyata-nyata menyangkal Yesus, Juruselamat satu-satunya, meskipun dengan mulut mereka bermegah di dalam Dia (a). Karena di antara dua ini hanya satu yang benar: Yesus itu bukan Juruselamat yang sempurna, atau mereka yang menerima Juruselamat ini dengan iman yang benar tidak dapat tidak akan memperoleh dalam Dia segala sesuatu yang diperlukan untuk keselamatannya (b).

    (a) 1Kor. 1:13. (b) 1Yoh. 1:7.

  41. Minggu Ke-12

  42. Mengapa Dia dinamakan Kristus, yang artinya “Yang diurapi”?

    Sebab Dia telah ditetapkan oleh Allah Bapa dan diurapi dengan Roh Kudus (a), menjadi Nabi dan Guru, Imam Besar, dan Raja kita. Sebagai Nabi dan Guru kita yang tertinggi (b), Dia telah menyatakan kepada kita dengan sempurna seluruh rencana dan kehendak Allah yang tersembunyi mengenai penebusan kita (c). Sebagai Imam Besar kita satu-satunya (d), Dia telah menebus kita dengan kurban satu-satunya, yaitu tubuh-Nya sendiri (e), dan senantiasa menjadi Pengantara kita di hadapan Allah dengan doa syafaat-Nya (f). Sebagai Raja kita yang kekal, Dia memerintah kita dengan Firman dan Roh-Nya serta melindungi dan memelihara kita sehingga tetap memiliki keselamatan yang telah diperoleh-Nya (g).

    (a) Luk. 4:18. (b) Ul. 18:15. (c) Yoh. 1:18. (d) Mzm. 110:4. (e) Ibr. 10:14. (f) Rm. 8:34. (g) Yoh. 10:28.

  43. Tetapi, mengapa Saudara disebut orang Kristen?

    (a) Sebab aku, melalui iman, adalah anggota tubuh Kristus (b), dan dengan demikian mendapat bagian dalam pengurapan-Nya (c). Tujuannya supaya aku mengakui nama-Nya (d), mempersembahkan diriku kepada-Nya menjadi korban syukur yang hidup (e), di dalam hidup ini berperang melawan dosa dan iblis dengan hati nurani yang bebas dan tulus (f), dan kelak di akhirat bersama-sama Dia memerintah segala makhluk untuk selama-lamanya (g).

    (a) Kis. 11:26. (b) 1Kor. 3:23. (c) 1Yoh. 2:27. (d) Mat. 10:32. (e) Rm. 12:1. (f) Ef. 6:11. (g) 2Tim. 2:12.

  44. Minggu Ke-13

  45. Mengapa Dia dinamakan Anak Allah yang tunggal, padahal kita pun menjadi anak-anak Allah?

    Sebab hanya Kristus saja yang adalah Anak Allah yang sehakikat dan yang sama-sama kekal (a). Sebaliknya, kita diangkat menjadi anak-anak Allah karena Dia, berdasarkan kasih karunia (b).

    (a) Yoh. 1:14. (b) Yoh. 1:12.

  46. Mengapa Saudara menyebut Dia Tuhan kita?

    Sebab Dia telah menebus kita, tubuh dan jiwa, bukan dengan emas atau perak, melainkan dengan darah-Nya yang tak ternilai harganya, sehingga kita bukan lagi hamba dosa, dan telah melepaskan kita dari segala kuasa iblis, dan dengan demikian menjadikan kita milik-Nya (a).

    (a) 1Ptr. 1:18‐19.

  47. Minggu Ke-14

  48. Apa arti perkataan ini: yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria?

    Bahwa Anak Allah yang kekal itu, yang tetap (a) tinggal Allah sejati dan kekal (b), telah mengenakan tabiat manusia sejati dari daging dan darah anak dara Maria (c) oleh karya Roh Kudus (d), supaya Dia juga menjadi keturunan Daud yang sejati (e), yang dalam segala hal serupa dengan saudara-saudara-Nya (f),terkecuali dalam hal dosa (g).

    (a) Kol. 1:15. (b) 1Yoh. 5:20b. (c) Gal. 4:4. (d) Luk. 1:35. (e) Rm. 1:3. (f) Ibr. 2:17. (g) Ibr. 4:15.

  49. Apa manfaat yang Saudara peroleh dari kenyataan bahwa Kristus telah dikandung secara suci dan lahir?

    Dia adalah Pengantara kita (a), dan karena ketidakbersalahan dan kesucian-Nya yang sempurna maka di hadapan Allah Dia menutupi dosaku yang telah kusandang sejak saat aku dikandung dan dilahirkan (b).

    (a) 1Tim. 2:5. (b) Mzm. 32:1.

  50. Apa arti kata menderita menurut Saudara?

    Artinya, Dia telah menanggung murka Allah atas dosa seluruh umat manusia pada tubuh dan jiwa-Nya (a), selama Dia hidup di dunia ini tetapi terutama pada akhir hidup-Nya. Maksudnya, supaya dengan penderitaan-Nya, sebagai kurban pendamaian satu-satunya (b), Dia melepaskan tubuh dan jiwa kita dari hukuman yang kekal (c), dan memperoleh bagi kita anugerah Allah, kebenaran, dan hidup yang kekal (d).

    (a) Yes. 53:4. (b) 1Kor. 5:7. (c) Gal. 3:13. (d) 2Kor. 5:21.

  51. Mengapa Dia menderita di bawah hakim Pontius Pilatus?

    Supaya Dia, walaupun tidak bersalah, dihukum di hadapan pengadilan dunia (a), dan dengan demikian meluputkan kita dari hukuman Allah yang keras, yang hendak dilaksanakan atas kita (b).

    (a) Mat. 27:24. (b) Yes. 53:5.

  52. Apakah kematian-Nya mempunyai arti lebih besar karena terjadi pada kayu salib dibandingkan dengan mati secara lain?

    Lebih besar artinya, sebab dengan demikian aku mempunyai kepastian, bahwa Dia telah menanggung kutuk yang ada atas diriku (a), mengingat bahwa kematian pada kayu salib itu terkutuk di hadapan Allah (b).

    (a) Gal. 3:13. (b) Ul. 21:23.

  53. Minggu Ke-16

  54. Mengapa Kristus harus merendahkan diri sampai mati?

    Sebab, menurut keadilan dan kebenaran Allah (a), utang dosa-dosa kita tidak dapat dilunasi dengan cara lain kecuali dengan kematian Anak Allah (b).

    (a) Kej. 2:17. (b) Rm. 8:4.

  55. Mengapa Dia dikuburkan?

    Supaya dengan demikian ditegaskan bahwa Dia telah benar-benar mati (a).

    (a) Kis. 13:29.

  56. Jika Kristus telah mati untuk kita, mengapa kita juga harus mati?

    Kematian kita bukanlah pelunasan utang dosa-dosa kita (a), melainkan kematian bagi dosa, dan pintu masuk ke dalam hidup yang kekal (b).

    (a) Mrk. 8:37. (b) Flp. 1:23.

  57. Manfaat apa lagi yang kita peroleh dari pengorbanan dan kematian Kristus pada salib?

    Oleh kekuatan pengorbanan dan kematian itu, manusia lama kita ikut disalibkan, dimatikan, dan dikuburkan bersama dengan Dia (a), supaya hawa nafsu daging tidak berkuasa lagi dalam diri kita (b), tetapi kita mempersembahkan diri kita menjadi korban syukur bagi-Nya (c).

    (a) Rm. 6:6, 8. (b) Rm. 6:12. (c) Rm. 12:1.

  58. Mengapa ditambahkan kata-kata turun ke dalam kerajaan maut?

    Supaya dalam godaan-godaan yang paling sengit sekalipun, aku mendapat keyakinan dan hiburan yang sungguh-sungguh bahwa Tuhanku Yesus Kristus telah melepaskan aku dari ketakutan dan kesakitan neraka (a), oleh ketakutan, nestapa, kegentaran, dan siksa neraka yang tidak terkatakan yang telah diderita-Nya selama masa sengsara-Nya, teristimewa di kayu salib (b).

    (a) Mat. 27:46. (b) Yes. 53:5.

  59. Minggu Ke-17

  60. Apa manfaat kebangkitan Kristus bagi kita?

    Pertama, oleh kebangkitan-Nya Dia telah mengalahkan maut, supaya Dia dapat memberikan kepada kita kebenaran yang telah diperoleh-Nya dengan kematian- Nya (a). Kedua, oleh kuasa kebangkitan itu kita pun dibangkitkan untuk menempuh kehidupan yang baru (b). Ketiga, bagi kita kebangkitan Kristus menjadi jaminan kebangkitan kita yang membahagiakan (c).

    (a) Rm. 4:25. (b) Rm. 6:4. (c) 1Kor. 15:22.

  61. Minggu Ke-18

  62. Apa arti naik ke sorga menurut Saudara?

    Bahwa di depan mata murid-murid-Nya Kristus terangkat dari bumi naik ke sorga (a), dan bahwa Dia berada di sana untuk kebaikan kita (b), sampai Dia datang kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati (c).

    (a) Kis. 1:9. (b) Rm. 8:34. (c) Kis. 1:11.

  63. Bukankah Kristus menyertai kita sampai pada akhir zaman, sebagaimana telah dijanjikan-Nya kepada kita (Mat. 28:20)?

    Kristus adalah manusia sejati dan Allah sejati. Menurut tabiat kemanusiaan-Nya, Dia tidak ada lagi di atas bumi (a), tetapi menurut keallahan, kemuliaan, anugerah, dan Roh-Nya, Dia tidak pernah meninggalkan kita (b).

    (a) Mat. 26:11. (b) Mat. 18:20.

  64. Tetapi, jika kemanusiaan-Nya itu tidak terdapat di segala tempat bersama dengan keallahan, bukankah kedua tabiat Kristus itu terpisah yang satu dengan yang lain?

    Sekali-kali tidak. Keallahan itu tak dapat dikurung oleh apa pun, dan hadir di segala tempat (a). Oleh karena itu, keallahan itu memang berada di luar kemanusiaan yang telah dikenakannya (b), namun berdiam juga di dalamnya dan tetap bersatu dengannya menjadi satu Pribadi.

    (a) Yer. 23:24. (b) Kol. 2:9.

  65. Apa manfaat kenaikan Kristus ke sorga bagi kita?

    Pertama, di sorga Dia menjadi Jurusyafaat bagi kita di hadapan Bapa-Nya (a). Kedua, adanya daging kita di sorga menjadi jaminan yang pasti bahwa Dia, sebagai Kepala, akan menyambut kita, yaitu anggota-anggota-Nya (b). Ketiga, Dia mengutus Roh-Nya kepada kita supaya juga menjadi jaminan bagi kita (c). Oleh kuasa Roh itu kita mencari perkara yang di atas, tempat Kristus duduk di sebelah kanan Allah, dan bukan perkara yang di bumi (d).

    (a) 1Yoh. 2:1. (b) Yoh. 14:2. (c) Yoh. 14:16. (d) Kol. 3:1.

  66. Minggu Ke-19

  67. Mengapa ditambahkan lagi kata-kata “duduk di sebelah kanan Allah”?

    Karena Kristus telah naik ke sorga, supaya di sana Dia menyatakan diri-Nya sebagai Kepala Gereja Kristen yang menjadi milik-Nya (a), dan dengan perantaraan Dialah Allah Bapa memerintah segala sesuatu (b).

    (a) Ef. 1:22. (b) Mat. 28:18.

  68. Apa manfaat kemuliaan Kristus, Kepala kita itu, bagi kita?

    Pertama, Dia, oleh Roh-Nya yang Kudus, mencurahkan karunia-karunia surgawi ke dalam diri kita, anggota-anggota-Nya (a). Kedua, dengan kuasa-Nya Dia melindungi dan memelihara kita terhadap semua musuh (b).

    (a) Kis. 2:33. (b) Yoh. 10:28.

  69. Penghiburan apa yang Saudara peroleh dari kedatangan Kristus kembali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati?

    Bahwa dalam segala kedukaan dan penganiayaan, dengan kepala tegak aku tetap menantikan kedatangan Dia, yang dahulu menghadapi pengadilan Allah guna kebaikanku, dan yang telah mengangkat seluruh kutuk Allah dariku, untuk menjadi Hakim sorgawi (a). Dia akan membuang semua musuh-Nya, yang adalah juga musuhku, ke tempat kutuk yang kekal (b), tetapi akan menyambut aku bersama dengan semua orang pilihan-Nya dalam kesukaan dan kebahagiaan yang di sorga (c).

    (a) Flp. 3:20. (b) 2Tes. 1:8. (c) Mat. 25:34.

  70. Allah Roh Kudus dan Penebusan Kita

    Minggu Ke-20

  71. Apakah yang Saudara percayai tentang Roh Kudus?

    Pertama, bahwa Dia bersama dengan Bapa dan Anak adalah Allah yang sejati dan kekal (a). Kedua, bahwa Dia dikaruniakan juga kepadaku (b), supaya Dia membuat aku, oleh iman yang sejati, beroleh bagian dalam Kristus dan segala anugerah-Nya (c), menghibur aku (d), dan menyertai aku untuk selama-lamanya (e).

    (a) 1Yoh. 5:7. (b) Gal. 4:6. (c) Gal. 3:14. (d) Yoh. 15:26. (e) Yoh. 14:16.

  72. Minggu Ke-21

  73. Apakah yang Saudara percayai tentang Gereja yang kudus dan am?

    Bahwa Anak Allah (a), oleh Roh dan Firman-Nya (b), sejak awal dunia ini sampai akhir zaman (c), mengumpulkan, melindungi, dan memelihara bagi diri-Nya (d) dari segenap umat manusia (e), dalam kesatuan iman yang benar (f), satu jemaat yang terpilih untuk beroleh hidup yang kekal (g). Aku percaya bahwa aku adalah anggota yang hidup jemaat itu (h) dan akan tetap menjadi anggotanya untuk selama-lamanya (i).

    (a) Yoh. 10:9. (b) Kis. 16:14. (c) Yes. 59:21. (d) Mat. 16:18. (e) Why. 5:9. (1) Kis. 2:42. (g) Kis. 13:48. (h) 2Kor. 13:5. (i) 1Ptr. 1:5.

  74. Apa arti persekutuan orang kudus menurut Saudara?

    Pertama, bahwa semua orang beriman dan tiap-tiap orang beriman secara perseorangan, sebagai anggota Tuhan Kristus, mendapat bagian dalam Dia dan dalam semua harta-Nya serta semua karunia-Nya (a). Kedua, bahwa tiap-tiap orang percaya harus menyadari kewajibannya untuk dengan sukarela dan gembira mempergunakan segala karunia yang didapatnya demi kebaikan dan keselamatan anggota lain (b).

    (a) 1Kor. 12:12, 14. (b) 1Ptr. 4:10.

  75. Apakah yang Saudara percayai tentang pengampunan dosa?

    Bahwa Allah sama sekali tidak lagi hendak mengingat dosa-dosaku dan juga watakku yang berdosa yang sepanjang hidup menjadi lawan bagiku, karena Kristus telah melakukan pelunasan untuknya (a). Sebaliknya, Dia menganugerahkan kebenaran Kristus kepadaku, karena kasih karunia, (b), supaya aku sama sekali tidak perlu lagi menghadapi pengadilan Allah (c).

    (a) 1Yoh. 2:2. (b) Yer. 31:34. (c) Yoh. 5:24.

  76. Minggu Ke-22

  77. Penghiburan apa yang Saudara peroleh dari kebangkitan daging?

    Bahwa sesudah hidup ini bukan hanya jiwaku akan segera diangkat kepada Kristus, Kepalanya (a), melainkan juga dagingku akan dibangkitkan oleh kuat- kuasa Kristus, lalu dipersatukan kembali dengan jiwaku, dan akan menjadi serupa dengan tubuh Kristus yang mulia (b).

    (a) Luk. 23:43. (b) Flp. 3:21.

  78. Penghiburan apa yang Saudara timba dari bagian mengenai hidup yang kekal?

    Karena sekarang ini juga sudah kurasakan dalam hati asas kesukaan yang kekal (a), maka sesudah hidup ini aku akan beroleh kebahagiaan yang sempurna, yang belum pernah dilihat oleh mata, dan belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah timbul di dalam hati manusia, supaya di dalamnya aku memuji Allah untuk selama-lamanya (b).

    (a) 1Ptr. 1:8‐9. (b) 1Kor. 2:9.

  79. Pembenaran oleh Iman

    Minggu Ke-23

  80. Tetapi, apa manfaatnya bagi Saudara, jika Saudara percaya kepada semua hal ini?

    Bahwa di dalam Kristus aku benar di hadapan Allah dan dijadikan ahli waris hidup yang kekal (a).

    (a) Rm. 5:1.

  81. Bagaimana Saudara benar di hadapan Allah?

    Hanya oleh iman yang sejati kepada Yesus Kristus (a). Hati nuraniku memang mempersalahkan aku, karena aku berbuat dosa berat terhadap segala hukum Allah dan tidak ada yang kutaati (b), dan karena aku masih tetap cenderung pada segala macam kejahatan (c). Namun, Allah, tanpa jasa apa pun dari pihakku (d), semata-mata berdasarkan rahmat (e), memberikan kepadaku anugerah ini: pelaksanaan pelunasan oleh Kristus (f), kebenaran-Nya, dan kesucian-Nya yang sempurna (g) dianggap-Nya sebagai milikku (h), seolah-olah aku belum pernah dihinggapi dosa atau berbuat dosa, bahkan seolah-olah aku sendirilah yang mengerjakan segala ketaatan yang dikerjakan oleh Kristus untukku (i), asal saja anugerah itu kuterima dengan hati yang percaya (j).

    (a) Gal. 2:16. (b) Rm. 3:23. (c) Rm. 7:23. (d) Rm. 3:24. (e) Tit. 3:5. (f) 1Yoh. 2:2. (g) 1Yoh. 2:1. (h) 2Kor. 5:19. (i) 1Ptr. 1:5. (j) Rm. 3:22.

  82. Mengapa Saudara mengatakan bahwa Saudara benar hanya oleh iman?

    Bukan karena layaknya imanku membuat Allah berkenan kepadaku, melainkan karena hanya pelaksanaan pelunasan oleh Kristus, kebenaran-Nya, dan kesucian-Nya semata-mata merupakan kebenaranku di hadapan Allah (a), dan karena semua itu tidak mungkin kuterima dan kuraih dengan cara lain kecuali melalui iman (b).

    (a) 1Kor. 1:30. (b) 1Yoh. 5:10.

  83. Minggu Ke-24

  84. Tetapi, apa sebabnya perbuatan baik kita tidak dapat menjadi kebenaran kita di hadapan Allah, biarpun untuk sebagian saja?

    Karena kebenaran yang dapat bertahan di hadapan pengadilan Allah harus sungguh-sungguh sempurna dan dalam segala hal sesuai dengan hukum Allah (a), dan karena perbuatan kita yang terbaik pun dalam hidup ini tidak sempurna dan tercemar oleh karena dosa (b).

    (a) Gal. 3:10. (b) Yes. 64:6.

  85. Apakah perbuatan baik kita tidak menghasilkan ganjaran? Padahal, Allah hendak memberi ganjaran, baik dalam hidup sekarang ini maupun dalam hidup yang akan datang?

    Ganjaran itu terjadi bukan berdasarkan amal, melainkan berdasarkan rahmat saja (a).

    (a) Luk. 17:10.

  86. Akan tetapi, tidakkah ajaran ini menjadikan manusia tidak peduli dan fasik?

    Tidak, karena barang siapa yang telah menjadi anggota tubuh Kristus, oleh iman yang sungguh-sungguh, tidak dapat tidak menghasilkan buah berupa perbuatan baik, yang timbul dari rasa syukur kepada Allah (a).

    (a). Mat. 7:18.

  87. Sakramen-Sakramen

    Minggu Ke-25

  88. Mengingat bahwa hanya iman yang membuat kita mendapat bagian dalam Kristus dan segala anugerah-Nya, dari manakah datangnya iman yang demikian itu?

    Dari Roh Kudus (a), yang bekerja menciptakan iman itu dalam hati kita melalui pemberitaan Injil yang kudus, dan yang menguatkannya melalui penerimaan Sakramen (b).

    (a) Ef. 2:8. (b) Rm. 10:17.

  89. Apa itu Sakramen?

    Sakramen adalah tanda dan meterai yang kudus serta kasatmata, yang telah ditetapkan oleh Allah. Melalui penerimaan sakramen, diterangkan-Nya dan dimeteraikan-Nya kepada kita secara lebih jelas lagi janji Injil, yaitu bahwa Dia menganugerahkan kepada kita pengampunan semua dosa dan hidup yang kekal, hanya berdasarkan rahmat, karena kurban Kristus yang satu- satunya, yang telah terjadi di kayu salib (a).

    (a) Rm. 4:11.

  90. Jadi, apakah keduanya, yaitu Firman dan Sakramen-sakramen, ditetapkan dengan tujuan agar olehnya iman kita diarahkan kepada kurban Yesus Kristus pada kayu salib itu sebagai satu-satunya dasar keselamatan kita?

    Ya. Roh Kudus mengajarkan kepada kita dalam Injil dan meneguhkan melalui Sakramen, bahwa keselamatan kita yang sempurna berdasarkan kurban Kristus yang satu-satunya, yang telah terjadi bagi kita pada kayu salib (a).

    (a) Rm. 6:3.

  91. Berapa jumlah Sakramen yang ditetapkan Kristus dalam Perjanjian Baru?

    Dua, yaitu Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.

  92. Minggu Ke-26

  93. Bagaimana Saudara diingatkan dan diyakinkan dalam Baptisan Kudus, bahwa kurban Kristus yang satu-satunya, yang terjadi pada kayu salib itu, menjadi kebaikan bagi Saudara?

    Kristus telah menetapkan permandian lahiriah ini (a), disertai janji (b). Sebagaimana tubuhku pasti dibasuh secara lahiriah oleh air, yang biasa dipakai untuk menghilangkan kotoran tubuh, sepasti itu pula aku telah dibasuh dengan darah dan Roh-Nya dari kecemaran jiwaku, yaitu semua dosaku (c).

    (a) Kis. 2:38. (b) Mat. 28:19. (c) 1Ptr. 3:21.

  94. Apa itu: dibasuh dengan darah dan Roh Kristus?

    Mendapat pengampunan dosa dari Allah, berdasarkan rahmat, karena darah Kristus yang telah ditumpahkan-Nya bagi kita dengan pengurbanan-Nya pada kayu salib (a), dan pembaruan oleh Roh Kudus serta pengudusan olehNya menjadi anggota tubuh Kristus, supaya kita makin lama makin mati bagi dosa dan menempuh hidup saleh serta tidak bercela (b).

    (a) Kol. 1:14. (b) Rm. 6:3‐4.

  95. Di mana Kristus berjanji kepada kita bahwa, sebagaimana kita pasti dibasuh oleh air baptisan, sepasti itu pula Dia mau membasuh kita dengan darah dan Roh-Nya?

    Dalam penetapan Baptisan, yang berbunyi sebagai berikut, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19), dan, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum” (Mrk. 16:16). Janji itu diulang, ketika Alkitab menyebut Baptisan adalah “permandian kelahiran kembali” (Tit. 3:5) dan “pembasuhan dari semua dosa” (Kis. 22:16).

  96. Minggu Ke-27

  97. Jadi, apakah permandian lahiriah itu sendiri pembasuhan dari dosa- dosa?

    Bukan (a), karena hanya darah Yesus Kristus, dan Roh Kudus yang membasuh kita dari segala dosa (b).

    (a) 1Ptr. 3:21. (b) 1Yoh. 1:7.

  98. Kalau demikian, apa alasan Roh Kudus menamakan Baptisan itu “permandian kelahiran kembali” dan “pembasuhan dari dosa-dosa”?

    Allah berfirman demikian bukan tanpa alasan yang sangat penting. Pertama, dengan demikian Dia hendak mengajar kita bahwa, sama seperti kotoran tubuh dihilangkan dengan air, begitu pula segala dosa kita dihilangkan oleh darah dan Roh Yesus Kristus (a). Tetapi terutama, melalui jaminan dan tanda ilahi ini Dia hendak memastikan kepada kita bahwa, sebagaimana tubuh kita benar- benar dibasuh secara lahiriah dengan air, begitu pula kita benar-benar dibasuh secara rohani dari segala dosa kita (b).

    (a) Why. 1:5. (b) Gal. 3:27.

  99. Haruskah anak-anak kecil juga dibaptis?

    Harus. Mereka termasuk dalam perjanjian Allah dan dalam jemaat-Nya, sama seperti orang-orang dewasa (a). Lagi pula, melalui darah Kristus, mereka, tidak kurang daripada orang dewasa (b), menerima janji kelepasan dari dosa-dosa dan Roh Kudus yang bekerja menciptakan iman (c). Maka mereka pun perlu dimasukkan dalam Gereja Kristen dan dibedakan dari anak-anak orang tidak percaya (d), melalui Baptisan, sebagai tanda perjanjian itu, sebagaimana dalam Perjanjian Lama dilakukan melalui Sunat (e), yang dalam Perjanjian Baru diganti dengan Baptisan (f).

    (a) Kej. 17:7. (b) Kis. 2:39. (c) Mat. 19:14. (d) Kis. 10:47. (e) Kej. 17:12‐13. (f) Kol. 2:11‐13.

  100. Perjamuan Kudus

    Minggu Ke-28

  101. Bagaimana Saudara diingatkan dan diyakinkan dalam Perjamuan Kudus, bahwa Saudara mendapat bagian dalam kurban Kristus yang satu-satunya, yang terjadi pada kayu salib, dan dalam semua harta-Nya?

    Kristus telah memerintahkan aku dan semua orang percaya, supaya makan dari roti yang dipecahpecahkan dan minum dari cawan agar perbuatan itu menjadi peringatan akan Dia. Dia menambahkan janji janji ini (a). Pertama, bahwa sebagaimana aku melihat dengan mata kepala sendiri bahwa roti Tuhan dipecah- pecahkan untukku dan cawan diberikan kepadaku, sepasti itu pula tubuh-Nya dikurbankan bagiku dan darah-Nya ditumpahkan untukku di kayu salib. Kedua, sebagaimana dari tangan pelayan aku menerima roti dan cawan Tuhan sebagai tanda- tanda yang pasti dari tubuh dan darah Kristus, dan mengecapnya dengan mulutku, sepasti itu pula Dia sendiri memberi makan dan minum jiwaku dengan tubuh-Nya yang disalibkan dan darah-Nya yang ditumpahkan, supaya aku beroleh hidup yang kekal.

    (a) Mat. 26:26‐28.

  102. Apa arti, “makan tubuh Kristus yang disalibkan” dan “minum darah-Nya yang dicurahkan”?

    Artinya, bahwa kita menerima seluruh penderitaan dan kematian Kristus dengan hati yang percaya, dan dengan demikian memperoleh pengampunan dosa-dosa dan hidup yang kekal (a). Di samping itu, bahwa kita makin lama makin dipersatukan dengan tubuh-Nya yang kudus oleh Roh Kudus yang tinggal dalam Kristus maupun dalam kita (b). Memang, Kristus ada di sorga (c) dan kita di bumi. Namun, persatuan itu membuat kita menjadi daging dari daging-Nya dan tulang dari tulang-tulang-Nya (d), serta hidup dan diperintah oleh satu Roh untuk selama-lamanya, sama seperti anggota-anggota tubuh hidup dan diperintah oleh satu jiwa (e).

    (a) Yoh. 6:35. (b) Yoh. 6:56. (c) Kis. 3:21. (d) Ef. 5:30. (e) Ef. 2:21‐22.

  103. Kristus berjanji, sebagaimana orang percaya makan dari roti yang dipecah-pecahkan dan minum dari cawan, sepasti itu pula Dia akan mengenyangkan mereka dengan tubuh-Nya dan menyegarkan mereka dengan darahNya. Di mana janji itu terdapat?

    Dalam penetapan Perjamuan Malam yang berbunyi: (a) “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Dia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Dia mengucap syukur atasnya; Dia memecah-mecahkannya dan berkata, ‘Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!’ Demikian juga Dia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, ‘Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!’ Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Dia datang” (1Kor. 11:23-26).

    Janji ini diulang Rasul Paulus, katanya, “Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu” (1Kor. 10:16-17).

    (a) Mat. 26:26‐28.

  104. Minggu Ke-29

  105. Apakah roti dan anggur itu berubah menjadi tubuh dan darah Kristus yang sesungguhnya?

    Tidak (a). Sebagaimana air dalam Baptisan tidak diubah menjadi darah Kristus, dan tidak menjadi pembasuh dari dosa-dosa itu, tetapi hanya merupakan tanda dan jaminan dari Allah (b), demikian pula roti dalam Perjamuan Malam tidak menjadi tubuh Kristus (c), meskipun, sesuai dengan sifat Sakramen-sakramen (d), roti itu disebut tubuh Yesus Kristus.

    (a) Mat. 26:29. (b) Ef. 5:26. (c) 1Kor. 10:16. (d) 1Kor. 10:3‐4.

  106. Kalau begitu, mengapa Kristus menyebut roti itu “tubuh-Nya” dan minuman dalam cawan itu “darah-Nya” atau “perjanjian baru di dalam darah-Nya,” dan mengapa Paulus menyebutnya “persekutuan dengan tubuh dan darah Kristus”?

    Kristus berfirman demikian bukan tanpa alasan yang sangat penting. Pertama, dengan demikian Dia hendak mengajar kita bahwa, sama seperti roti dan anggur memelihara hidup kita sementara di dunia ini, demikian pula tubuh-Nya yang telah disalibkan dan darah-Nya yang ditumpahkan itu merupakan makanan dan minuman yang sesungguhnya bagi jiwa kita untuk hidup yang kekal (a).

    Tetapi terutama, melalui tanda dan jaminan yang kelihatan ini Dia hendak memastikan kepada kita bahwa, sama seperti kita menerima tanda-tanda kudus ini dengan mulut jasmani menjadi peringatan akan Dia, demikian pula kita sungguh-sungguh mendapat bagian dalam tubuh dan darah-Nya melalui pekerjaan Roh Kudus (b), dan bahwa penderitaan dan ketaatan-Nya itu pasti menjadi milik kita, seolah-olah kita sendiri telah merasakan segala kesengsaraan itu dan melunasi utang dosa kita kepada Allah.

    (a) Yoh. 6:55. (b) 1Kor. 10:16.

  107. Minggu Ke-30

  108. Apa beda antara Perjamuan Malam Tuhan dengan “Misa” Gereja Katolik Roma?

    Perjamuan Malam Tuhan menegaskan kepada kita, bahwa kita telah beroleh pengampunan sempurna atas segala dosa kita oleh kurban Yesus Kristus, yang satu- satunya, yang telah dipersembahkan-Nya sendiri satu kali saja di kayu salib (a), dan bahwa, oleh Roh Kudus, kita dijadikan anggota tubuh Kristus (b). Menurut tabiat kemanusiaan-Nya, sekarang Dia tidak ada lagi di atas bumi, tetapi di sorga, di sebelah kanan Allah Bapa-Nya (c), dan Dia ingin supaya di sana kita menyembah-Nya (d). Sedangkan Misa mengajarkan bahwa orang yang hidup dan yang mati tidak memperoleh pengampunan dosa karena penderitaan Kristus, kecuali kalau Kristus tiap-tiap hari dikurbankan lagi bagi mereka oleh mam-imam Misa, dan bahwa Kristus dengan tubuhNya hadir dalam rupa roti dan anggur, dan karena itulah harus disembah dalam roti dan anggur itu. Itulah sebabnya Misa itu pada dasarnya tidak lain dan tidak bukan merupakan penyangkalan kurban dan penderitaan Yesus Kristus yang satu-satunya, dan penyembahan berhala yang terkutuk (e).

    (a) Ibr. 10:10, 12, 14. (b) 1Kor. 10:17. (c) Kol. 3:1. (d) Kis. 7:55. (e) Ibr. 9:26.

  109. Untuk siapa Perjamuan Malam Tuhan ditetapkan?

    Untuk mereka yang menyesali dirinya karena dosa-dosanya, namun tetap percaya bahwa dosanya itu telah diampuni karena Kristus dan bahwa juga segala kelemahan yang masih tertinggal ditutup oleh penderitaan serta kematianNya; mereka yang juga ingin makin menguatkan iman dan membenahi hidup mereka. Sebaliknya, orang munafik dan mereka yang tidak bertobat kepada Allah dengan ikhlas, mereka itu mendatangkan hukuman atas diri mereka dengan makan dan minum (a).

    (a) 1Kor. 10:21.

  110. Apakah mereka yang dalam hal pengakuan iman dan perikehidupannya ternyata bertindak sebagai orang tidak percaya dan fasik diizinkan turut serta dalam Perjamuan Kudus?

    Tidak, karena dengan demikian perjanjian Allah dinajiskan dan murka-Nya dibangkitkan atas seluruh jemaat (a). Oleh karena itu, Gereja Kristen wajib mengucilkan mereka dengan mempergunakan kunci-kunci kerajaan sorga, sesuai dengan penetapan Kristus dan Rasul-rasul-Nya, sampai mereka itu terbukti telah membenahi hidupnya.

    (a) Mat. 7:6.

  111. Minggu Ke-31

  112. Apa itu “kunci-kunci kerajaan surga”?

    Pemberitaan Injil yang kudus dan pengucilan resmi atau pemutusan hubungan dengan jemaat Kristen. Dengan kedua sarana itulah kerajaan sorga dibuka bagi orang-orang yang percaya, dan ditutup bagi orang-orang yang tidak percaya.

  113. Bagaimana Kerajaan Surga dibuka dan ditutup melalui pemberitaan Injil yang kudus?

    Menurut perintah Kristus, kepada semua orang percaya, dan kepada tiap- tiap orang percaya secara perseorangan, diberitakan dan ditegaskan dengan nyata bahwa, setiap kali mereka menerima janji Injil dengan iman yang benar, semua dosa mereka sungguh-sungguh diampuni oleh Allah karena jasa Kristus. Sebaliknya, kepada semua orang yang tidak percaya dan mereka yang tidak sungguh-sungguh bertobat, diberitakan dan ditegaskan bahwa mereka tetap kena murka Allah dan hukuman yang kekal selama mereka tidak bertobat (a). Allah akan menjatuhkan hukuman menurut kesaksian Injil ini, baik dalam hidup sekarang ini maupun dalam hidup yang akan datang.

    (a) Mat. 16:19.

  114. Bagaimana Kerajaan Surga ditutup dan dibukakan melalui pengucilan resmi dari jemaat Kristen?

    Menurut perintah Kristus, mereka yang memakai nama Kristen, namun membawakan ajaran bukan Kristen atau menempuh hidup yang bukan Kristen, harus berkali-kali dinasihati secara persaudaraan. Kalau mereka tidak mau melepaskan ajaran sesatnya atau cara hidupnya yang keji, namanya harus diberitahukan kepada jemaat, atau kepada orang-orang yang oleh jemaat diangkat untuk menangani perkara-perkara semacam itu. Kalau mereka tidak menghiraukan nasihat itu, orang- orang itu akan mengucilkan mereka dari jemaat Kristen dengan cara melarang mereka menerima Sakramen-sakramen yang kudus, dan oleh Allah sendiri mereka dikucilkan pula dari kerajaan Kristus. Tetapi jika mereka berjanji akan bertobat dan menunjukkan pertobatan yang sungguh-sungguh, mereka akan diterima kembali sebagai anggota Kristus dan jemaat-Nya (a).

    (a) Mat. 18:15-17.

  115. BAGIAN III: SYUKUR YANG WAJIB DIPERSEMBAHKAN KEPADA ALLAH KARENA ELEPASAN ITU

    Minggu Ke-32

  116. Mengingat bahwa Kristus telah melepaskan kita dari kesengsaraan kita hanya oleh rahmat, tanpa jasa apa pun dari pihak kita, mengapa kita masih perlu melakukan perbuatan baik?

    Karena Kristus, setelah menebus kita dengan darah-Nya, juga membarui kita melalui Roh-Nya yang Kudus menjadi serupa dengan gambar-Nya, supaya kita dengan seluruh kehidupan kita memberi syukur kepada Allah karena anugerah-Nya (a) dan Dia kita puji (b). Selanjutnya, supaya masing-masing dalam hatinya yakin tentang imannya karena buah-buah iman itu (c), dan supaya sesama kita manusia, dengan melihat kehidupan kita yang saleh, tertarik kepada Kristus (d).

    (a) 1Kor. 6:20. (b) Mat. 5:16. (c) 2Ptr. 1:10. (d) Rm. 14:19.

  117. Jadi, mereka yang berkanjang dalam hidupnya yang fasik dan tidak mengenal syukur, dan tidak bertobat kepada Allah, tidak dapat beroleh selamat?

    Sama sekali tidak, karena Kitab Suci berkata bahwa “Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu (Katekismus Heidelberg memperjelasnya: dan orang-orang sejenisnya) tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
    ” (a).

    (a) 1Kor. 6:9‐10.

  118. Minggu Ke-33

  119. Pertobatan manusia yang sungguh-sungguh terdiri atas berapa bagian?

    Dua bagian, yaitu kematian manusia lama dan kebangkitan manusia baru (a).

    (a) Ef. 4:22‐24.

  120. Apa itu “kematian manusia lama”?

    Sungguh-sungguh menyesali bahwa kita telah menimbulkan murka Allah karena dosa kita, dan semakin membenci dan menjauhi dosa itu (a).

    (a) 2Kor. 7:10.

  121. Apa itu “kebangkitan manusia baru”?

    Sungguh-sungguh bersukacita dalam Allah karena Kristus (a), dan rela suka akan hidup sesuai dengan kehendak Allah sambil melakukan segalaperbuatan baik (b).

    (a) Rm. 5:1. (b) Ef. 2:10.

  122. Tetapi, apa itu “perbuatan baik”?

    Hanyalah perbuatan yang timbul dari iman yang sungguh-sungguh (a), dan yang seturut hukum Taurat Allah (b), untuk memuliakan Dia (c), bukan perbuatan yang berdasarkan kemauan kita atau aturan manusia sendiri (d).

    (a) Rm. 14:23. (b) Gal. 6:16. (c) 1Kor. 1:31. (d) Mat. 15:9.

  123. Hukum Taurat Allah

    Minggu Ke-34

  124. Bagaimana bunyi hukum Taurat Allah itu?

    Allah mengucapkan semua perintah ini (Kel. 20:1-17, Ul. 5:6-21):

    Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.”

    Perintah ke-1:
    Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

    Perintah ke-2:
    Jangan membuat bagimu patung yang menYeruPai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak- anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat duri orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.

    Perintah ke-3:
    Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.

    Perintah ke-4:
    Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu: maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hambamu, atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.

    Perintah ke-5:
    Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.

    Perintah ke-6:
    Jangan membunuh.

    Perintah ke-7:
    Jangan berzina.

    Perintah ke-8:
    Jangan mencuri.

    Perintah ke-9:
    Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.

    Perintah ke-10:
    Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.

  125. Bagaimana Kesepuluh Hukum itu dibagi?

    Kesepuluh Hukum itu dibagi atas dua loh batu (a). Yang pertama mengajarkan, bagaimana seharusnya sikap kita terhadap Allah; yang kedua, apa kewajiban kita terhadap sesama kita manusia (b).

    (a) Ul. 4:13. (b) Mat. 22:37‐40.

  126. Apa yang Allah perintahkan dalam perintah yang pertama?

    Agar aku, demi keselamatan jiwaku, harus menghindari dan menjauhkan diri dari segala penyembahan berhala (a), ilmu sihir, tenung, takhyul (b), minta pertolongan kepada orang-orang kudus yang tertentu atau makhluk-makhluk lain (c). Di pihak lain, agar aku sungguh-sungguh mengenal Allah yang Esa dan benar (d), menaruh kepercayaan kepada Dia saja (e), berserah kepada-Nya (f) dengan rendah hati (g) dan sabar (h), mengharapkan segala kebaikan hanya dari Dia (i), dan mengasihi (j), menyegani (k), serta menghormati Dia (l) dengan segenap hati, sehingga aku lebih suka melepaskan segala makhluk daripada menentang kehendak- Nya dalam perkara yang paling kecil pun (m).

    (a) 1Yoh. 5:21. (b) Im. 19:31. (c) Mat. 4:10. (d) Yoh. 17:3. (e) Yer. 17:7. (f) Ibr. 10:36. (g) 1Ptr. 5:5. (h) Kol. 1:11. (i) Mzm. 104:27. (j) Mat. 22:37. (k) Mzm. 111:10. (l) Mat. 4:10. (m) Kis. 5:29.

  127. Apa itu penyembahan berhala?

    Penyembahan berhala ialah mereka-reka atau mempunyai sesuatu yang oleh manusia dijadikan tempat kepercayaan sebagai ganti Allah yang Esa dan benar, yang menyatakan diri-Nya dalam Firman-Nya, atau di samping Dia (a).

    (a) 1Taw. 16:26.

  128. Minggu Ke-35

  129. Apa yang Allah tuntut dalam perintah yang kedua?

    Agar kita jangan sekali-kali membuat gambar Allah dengan cara apa pun (a) dan jangan berbakti kepada-Nya dengan cara lain dari yang telah Dia perintahkan dalam Firman-Nya (b).

    (a) Yes. 40:18. (b) Ul. 12:30.

  130. Jadi, apakah orang sama sekali tidak boleh membuat gambar dan patung?

    Allah tidak dapat dan tidak boleh digambarkan dengan cara apa pun (a). Adapun makhluk, meskipun mereka boleh digambarkan atau dibuat patungnya, Allah melarang membuat dan memiliki gambar atau patungnya dengan maksud menyembahnya atau memakainya untuk beribadah kepada Allah (b).

    (a) Yes. 40:25. (b) Kel. 23:24.

  131. Tetapi, apakah orang tidak boleh membiarkan gambar atau patung di gereja dipakai menjadi alat peraga bagi orang-orang Kristen awam?

    Tidak, karena kita tidak boleh menganggap diri kita lebih bijaksana daripada Allah, yang menghendaki supaya umat-Nya diajar bukan dengan gambar atau patung yang bisu (a), melainkan dengan pemberitaan Firman-Nya yang hidup (b).

    (a) Hab. 2:18. (b) 2Ptr. 1:19.

  132. Minggu Ke-36

  133. Apa maksud perintah yang ketiga?

    Agar kita tidak menghujat nama Allah atau menyebutnya dengan sembarangan, bukan hanya dengan mengumpat (a) atau bersumpah dusta (b), melainkan juga dengan mengucapkan sumpah secara gegabah (c). Kita juga tidak boleh turut bersalah melakukan dosa yang mengerikan itu dengan cara berdiam diri dan membiarkan perbuatan itu (d). Pendek kata, kita tidak boleh menyebut nama Allah yang kudus kecuali dengan rasa takut dan khidmat (e), supaya kita mengakui Dia (f), berseru kepada-Nya dengan cara yang benar (g), dan memuji Dia dalam semua perkataan dan perbuatan kita (h).

    (a) Im. 24:14. (b) Im. 19:12. (c) Mat. 5:37. (d) Im. 5:1. (e) Yer. 4:2. (f) Mat. 10:32. (g) Mzm. 50:15. (h) Kol. 3:17.

  134. Apakah begitu besar dosanya, jika orang menghujat nama Allah dengan bersumpah dan mengumpat, sehingga Allah juga murka kepada mereka yang tidak membantu dengan sekuat tenaga untuk mencegah dan melarang orang lain bersumpah dan mengumpat?

    Sudah tentu (a), karena tidak ada dosa yang lebih besar dan yang lebih menimbulkan murka Allah daripada dosa menghujat nama-Nya. Sebab itu, Dia telah memberi perintah menghukum dosa seperti itu dengan hukuman mati (b).

    (a) Ams. 29:24. (b) Im. 24:16.

  135. Minggu Ke-37

  136. Tetapi, apakah orang boleh bersumpah demi nama Allah dengan maksud saleh?

    Boleh, kalau pemerintah menuntut hal itu dari rakyat, atau karena keadaan darurat, untuk dengan demikian meneguhkan kesetiaan dan kebenaran, demi kemuliaan nama Allah dan kebaikan sesama kita manusia. Sebab bersumpah secara demikian berdasarkan Firman Allah (a). Karena itu, sumpah seperti itu juga dipakai secara tepat oleh orang-orang kudus pada zaman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (b).

    (a) Ul. 6:13. (b) Kej. 21:24.

  137. Apakah orang boleh bersumpah demi orang-orang kudus tertentu atau demi makhluk lain?

    Tidak, karena bersumpah dengan benar adalah berseru kepada Allah supaya Dia, satu-satunya yang mengetahui isi hati manusia, sudi memberikan kesaksian tentang kebenaran, dan menghukum aku kalau aku bersumpah dusta (a). Tidak ada makhluk yang berhak mendapat kehormatan itu (b).

    (a) 2Kor. 1:23. (b) Mat. 5:34‐36.

  138. Minggu Ke-38

  139. Apa yang Allah perintahkan dalam perintah yang keempat?

    Pertama, agar pelayanan gereja, yaitu pemberitaan Firman, dan sekolah- sekolah tetap diselenggarakan (a), dan agar aku, teristimewa pada hari perhentian, dengan setia bergabung dengan jemaat Allah (b) untuk mendengarkan Firman Allah (c), menerima Sakramen-sakramen (d), berseru kepada Tuhan Allah dalam acara umum (e), dan berderma kepada orang-orang miskin secara Kristen (f).

    Kedua, agar seumur hidupku aku berhenti dari perbuatanku yang jahat dan menerima Tuhan bekerja melalui Roh-Nya dalam hatiku, dan dengan demikian memulai hari Sabat yang kekal dalam hidup ini (g).

    (a) Ams. 29:18. (b) Ibr. 10:25. (c) 1Tim. 4:13. (d) 1Kor. 11:33. (e) 1Tim. 2:1. (f) 1Kor. 16:2. (g) Why. 7:15.

  140. Minggu Ke-39

  141. Apa yang Allah kehendaki dalam perintah yang kelima?

    Agar aku menghormati, mengasihi, dan setia kepada ibu-bapakku dan kepada semua orang yang diberi kuasa atasku, dan tunduk pada pengajaran dan hukuman mereka dengan ketaatan yang patut (a). Dan juga agar aku bersikap sabar terhadap kelemahan dan cacat mereka (b), karena Allah berkenan memerintah kita melalui tangan mereka (c).

    (a) Ef. 6:1‐3. (b) Ams. 23:22. (c) Rm. 13:1‐2.

  142. Minggu Ke-40

  143. Apa yang Allah tuntut dalam perintah yang keenam?

    Agar aku, baik sendiri maupun dengan bantuan orang lain, tidak menghina, membenci, menganiaya atau membunuh sesamaku manusia, dengan pikiran, dengan perkataan atau sesuatu isyarat, apalagi dengan perbuatan (a). Sebaliknya, aku harus membuang segala dendam kesumat (b), dan juga tidak boleh menganiaya diri sendiri atau dengan sengaja membahayakan diri (c). Oleh karena itulah pemerintah menyandang pedang untuk mencegah pembunuhan (d).

    (a) Mat. 5:21‐22. (b) Rm. 12:19. (c) Mat. 4:7. (d) Kej. 9:6.

  144. Tetapi, rupanya perintah ini hanya mengenai pembunuhan saja?

    Dengan melarang pembunuhan, Allah mengajar kita bahwa Dia membenci akar pembunuhan itu, seperti dengki (a), benci (b), amarah (c), dan dendam kesumat, dan menganggap semua itu sama dengan pembunuhan (d).

    (a) Yak. 3:16. (b) 1Yoh. 2:11. (c) Yak. 1:20. (d) 1Yoh. 3:15.

  145. Tetapi, sudah cukupkah kalau kita tidak membunuh sesama kita manusia, seperti tersebut di atas?

    Belum, karena dengan melarang dengki, benci, dan amarah, Allah memerintahkan pula, supaya kita mengasihi sesama kita manusia seperti diri kita sendiri (a), dan bersikap sabar, suka damai, lembut, murah hati, dan ramah terhadapnya (b), sedapat-dapatnya menghindarkan darinya segala sesuatu yang dapat merugikan dia (c), dan juga berbuat baik terhadap musuh kita (d).

    (a) Mat. 7:12 (b) Ef. 4:32. (c) Rm. 2:10. (d) Mat. 5:44.

  146. Minggu Ke-41

  147. Ajaran apa yang bagi kita terkandung dalam perintah yang ketujuh?

    Bahwa Allah mengutuk segala perbuatan kemesuman (a), dan karena itu kita harus membencinya dengan sungguh-sungguh (b), dan menahan hawa nafsu serta hidup sopan (c), baik dalam pernikahan yang kudus maupun di luarnya (d).

    (a) Ef. 5:11. (b) Yud. 29:22‐23. (c) 1Tes. 4:3. (d) Ibr. 13:4.

  148. Jadi, hanya zina dan keaiban serupa itu yang dilarang Allah dalam perintah ini?

    Karena tubuh dan jiwa kita merupakan bait Roh Kudus, Dia menghendaki supaya kita memelihara kedua-duanya sehingga tetap murni dan suci. Oleh karena itu, Dia melarang segala perbuatan, isyarat, perkataan (a), pikiran, dan hawa nafsu yang mesum (b), serta segala sesuatu yang dapat menyebabkan hati manusia tertarik padanya (c).

    (a) Ef. 5:3‐4. (b) Mat. 5:27‐28. (c) 1Kor. 15:33.

  149. Minggu Ke-42

  150. Apa yang dilarang oleh Allah dalam perintah yang kedelapan?

    Allah tidak hanya melarang pencurian (a) dan perampasan (b) yang dihukum oleh pemerintah. Segala tipu daya yang dirancang untuk memperoleh milik sesama kita manusia juga Dia namakan pencurian (c), apakah dilakukan dengan kekerasan atau dengan berbuat pura-pura adil, ataupun dengan timbangan, ukuran, takaran, barang-barang (d), mata uang palsu, dengan makan riba (e) atau dengan cara apa pun yang dilarang oleh Allah. Selain itu juga segala sifat kikir (f), dan segala pemborosan serta pemakaian dengan sia-sia atas pemberian-pemberian- Nya (g).

    (a) 1Kor. 6:10. (b) Im. 19:13. (c) 1Tes. 4:6. (d) Ams. 11:1. (e) Ul. 23:19. (f) 1Tim. 6:10. (g) Ams. 23:20‐21.

  151. Tetapi, apa yang diperintahkan oleh Allah kepada Saudara dalam perintah ini?

    Agar aku sedapat-dapatnya dan di mana mungkin berupaya demi kemanfaatan sesamaku manusia, dan bertindak terhadapnya sebagaimana aku ingin orang lain bertindak terhadap diriku (a). Selain itu, agar aku bekerja dengan tekun, supaya aku dapat memberikan pertolongan kepada orang yang berkekurangan (b).

    (a) Mat. 7:12. (b) Ef. 4:28.

  152. Minggu Ke-43

  153. Apa yang dikehendaki perintah yang kesembilan?

    Agar aku tidak memberi kesaksian dusta terhadap siapa pun (a), tidak memutarbalikkan perkataan orang (b), tidak memfitnah dan menodai nama baik orang (c), tidak mempersalahkan atau turut mempersalahkan orang secara gegabah dengan tidak mendengarkannya lebih dulu (d). Sebaliknya, aku harus tetap menghindarkan segala dusta dan tipu daya karena hal itu adalah perbuatan iblis (e), agar aku tidak tertimpa murka Allah yang dahsyat (f). Lagi pula, agar aku di muka pengadilan dan dalam segala tindakanku mencintai kebenaran, berkata-kata dengan jujur, dan memberi kesaksian yang benar (g); juga agar sedapat-dapatnya aku membela dan memajukan kehormatan dan nama baik sesamaku manusia (h).

    (a) Ams. 19:5, 9; 21:28. (b) Mzm. 15:3. (c) Rm. 1:29‐30. (d) Mat. 7:1, Luk. 6:37. (e) Im. 19:11. (f) Ams. 12:22; 13:5. (g) 1Kor. 13:6; Ef. 4:25. (h) 1Ptr. 4:8.

  154. Minggu Ke-44

  155. Apa yang dituntut perintah yang kesepuluh dari kita?

    Agar jangan timbul dalam hati kita keinginan dan pikiran sedikit pun yang melawan perintah Allah apa pun. Sebaliknya, agar kita selalu dengan segenap hati menentang segala dosa, dan gemar melakukan segala perbuatan yang benar (a).

    (a) Rm. 7:7.

  156. Tetapi, dapatkah orang yang sudah bertobat kepada Allah melaksanakan semua perintah ini dengan sempurna?

    Tidak. Bahkan, orang yang paling suci pun selama hidup di dunia ini baru berada pada taraf permulaan ketaatan ini (a). Namun, sebegitu rupa, sehingga mereka, dengan niat yang sungguhsungguh, mulai hidup sesuai dengan perintah Allah, tidak hanya dengan beberapa saja, tetapi dengan semua perintah itu. (b).

    (a) 1Yoh. 1:8. (b) Mzm. 119:128.

  157. Mengapa Allah menyuruh mengajarkan kesepuluh perintah itu kepada kita dengan begitu tegas, kalau tidak seorang pun sanggup melaksanakannya selama hidup di dunia ini?

    Pertama, agar kita selama hidup makin lama makin mengenal watak kita yang berdosa (a), dan makin berusaha mendapat pengampunan dosa dan kebenaran di dalam Kristus (b).

    Selanjutnya, supaya kita dengan tiada henti-hentinya berupaya dan memohon kepada Allah karunia Roh Kudus, agar kita semakin diperbarui menurut gambar Allah, hingga kelak sesudah hidup ini kita mencapai kesempurnaan yang ditunjukkan kepada kita (c).

    (a) Rm. 3:20. (b) Gal. 3:24. (c) 1Kor. 9:24.

  158. Doa

    Minggu Ke-45

  159. Mengapa doa perlu bagi orang Kristen?

    Doa adalah bagian utama pemberian syukur yang Allah tuntut dari kita (a). Dan Allah hendak melimpahkan rahmat-Nya serta Roh Kudus hanya kepada mereka yang dengan berkeluh kesah dan dengan tiada henti-hentinya memohon rahmat serta Roh itu dari-Nya dan mengucap syukur atasnya (b).

    (a) Mzm. 50:14‐15. (b) Mat. 7:7.

  160. Apa yang seharusnya termasuk dalam doa yang berkenan di hadapan Allah dan yang dikabulkan-Nya?

    Pertama, dengan segenap hati kita harus berseru (a) hanya kepada Allah yang esa dan sejati, yang telah menyatakan diri-Nya kepada kita dalam Firman-Nya (b), untuk memohon kepada-Nya segala sesuatu yang menurut perintah-Nya kita mohonkan (c).

    Kedua, kita harus insaf benar akan kekurangan dan kesengsaraan kita (d), supaya kita merendahkan diri di hadapan kemuliaan-Nya
    (e).

    Ketiga, seharusnya kita mempunyai dasar yang kuat ini (f), yaitu bahwa Dia pasti sudi mengabulkan doa kita, walau kita tidak layak, hanya karena Tuhan Kristus (g), sesuai dengan janji-Nya dalam Firman-Nya (h).

    (a) Yoh. 4:24. (b) Mat. 4:10b. (c) 1Yoh. 5:14. (d) Mzm. 40:17. (e) Mzm. 2:11. (f) Yak. 1:6. (g) Yoh. 14:13. (h) Mat. 7:8.

  161. Apa yang Allah perintahkan agar kita memohon kepada-Nya?

    Segala kebutuhan rohani dan jasmani (a), yang disimpulkan Tuhan Kristus dalam doa yang diajarkan-Nya sendiri kepada kita.

    (a) Mat. 6:33.

  162. Bagaimana bunyi doa itu?

    Bapa kami yang di sorga,
    dikuduskanlah nama-Mu,
    datanglah Kerajaan-Mu,
    jadilah kehendak-Mu,
    di bumi seperti di sorga.
    Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,
    dan ampunilah kami akan kesalahan kami,
    seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah
    kepada kami,
    dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,
    tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.
    (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama- lamanya.
    Amin.)
    ” (a).

    (a) Mat. 6:9‐13, bnd. Luk. 11:2‐4.

  163. Minggu Ke-46

  164. Mengapa Kristus memerintahkan kita menyapa Allah Bapa Kami?

    Supaya pada saat kita mulai berdoa, di dalam hati kita segera Dia bangkitkan rasa takut dan percaya kepada Allah, sebagaimana seorang anak kecil terhadap bapaknya. Rasa takut dan percaya itu menjadi dasar doa kita: Allah telah menjadi Bapa kita karena Kristus, dan Dia jauh lebih sudi mengabulkan permohonan yang kita ajukan kepada-Nya dengan iman yang sungguh-sungguh daripada bapak kita sudi memberikan barang-barang dunia kepada kita (a).

    (a) Luk. 11:11‐13.

  165. Mengapa ditambahkan di sini kata “yang di surga”?

    Supaya kemuliaan Allah tidak kita bayangkan secara duniawi (a), dan supaya segala kebutuhan tubuh dan jiwa hanya kita harapkan dari kemahakuasaan- Nya saja (b).

    (a) Mzm. 115:3. (b) Rm. 10:12.

  166. Minggu Ke-47

  167. Apa doa yang pertama?

    Dikuduskanlah nama-Mu.” Artinya, berilah pertama-tama agar kami benar-benar mengenal Engkau (a) dan menguduskan, memuliakan, serta memuji Engkau karena segala perbuatan-Mu yang menyatakan kemahakuasaan, hikmat, kebaikan, keadilan, kemurahan, dan kebenaran-Mu (b). Selanjutnya, berilah agar kami mengatur dan mengarahkan seluruh hidup, pikiran, perkataan, dan perbuatan kami sedemikian, sehingga nama-Mu jangan dihujat, tetapi dipuji dan dihormati karena kami (c).

    (a) Yoh. 17:3. (b) Mzm. 119:117. (c) Mzm. 115:1.

  168. Minggu Ke-48

  169. Apa doa yang kedua?

    Datanglah Kerajaan-Mu.” Artinya, perintahlah kami melalui Firman dan Roh-Mu sedemikian, sehingga kami makin lama makin tunduk kepada-Mu (a); pelihara dan kembangkanlah Gereja-Mu (b); binasakanlah segala perbuatan iblis dan segala kekuasaan yang menentang Engkau, demikian pula segala maksud jahat, yang dirancangkan untuk melawan Firman-Mu yang kudus (c); sampai kerajaan-Mu datang dengan sempurna (d). Di dalamnya Engkau akan menjadi semua di dalam semua (e).

    (a) Mzm. 119:5. (b) Mzm. 51:18. (c) 1Yoh. 3:8. (d) Rm. 8:22‐23. (e) 1Kor. 15:28.

  170. Minggu Ke-49

  171. Apa doa yang ketiga?

    Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Artinya, berilah supaya kami dan sekalian manusia menyangkal kehendak sendiri (a), dan dengan tidak membantah, mematuhi kehendakMu, satu-satunya yang baik (b), agar dengan demikian setiap orang memenuhi dan melaksanakan
    tugas panggilannya dengan kerelaan dan kesetiaan yang sama (c) seperti malaikat-malaikat di surga (d).

    (a) Mat. 16:24. (b) Luk. 22:42. (c) 1Kor. 7:24. (d) Mzm. 103:20‐21.

  172. Minggu Ke-50

  173. Apa doa yang keempat?

    Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” Artinya, kiranya Engkau memelihara kami dengan segala yang diperlukan oleh tubuh kami (a), supaya olehnya kami mengakui bahwa Engkaulah satu-satunya sumber segala kebaikan b), dan bahwa baik usaha dan pekerjaan kami maupun pemberian-Mu tidak berfaedah bagi kami tanpa berkat-Mu (c), sehingga kami tidak lagi menaruh kepercayaan kepada makhluk apa pun, tetapi hanya kepada Engkau saja
    (d).

    (a) Mzm. 104:27. (b) Yak. 1:17. (c) Mzm. 127:1‐2. (d) Mzm. 55:23.

  174. Minggu Ke-51

  175. Apa doa yang kelima?

    Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Artinya, segala kesalahan dan kejahatan yang senantiasa melekat pada kami, orang berdosa yang malang ini, janganlah kiranya Kautanggungkan kepada kami, karena darah Kristus (a), seperti juga kami dapati tanda anugerah-Mu dalam hati kami, yaitu bahwa kami berniat sungguh-sungguh akan mengampuni sesama kami manusia dengan tulus (b).

    (a) 1Yoh. 2:1. (b) Mat. 6:14.

  176. Minggu Ke-52

  177. Apa doa yang keenam?

    Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.” Artinya, kami sendiri begitu lemah, sehingga kami tidak sanggup bertahan sesaat pun (a), tambahan pula musuh kami turun-temurun, yaitu iblis (b), dunia (c), dan daging kami sendiri (d), dengan tiada henti-hentinya menyerang kami. Maka sokong dan kuatkanlah kami dengan kuasa Roh-Mu yang Kudus, supaya kami tidak kalah dalam peperangan rohani ini (e), tetapi selalu melawan dengan sekuat tenaga, sampai kelak kami beroleh kemenangan akhir (f).

    (a) Mzm. 103:14. (b) 1Ptr. 5:8. (c) Yoh. 15:19. (d) Rm. 7:18. (e) Mat. 26:41. (f) 1Tes. 5:23.

  178. Bagaimana Saudara mengakhiri doa Saudara ini?

    Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.” Artinya, semua ini kami mohon kepada-Mu, karena Engkau, sebagai Raja kami dan Yang Mahakuasa, beritikad dan berkuasa mengaruniakan kepada kami segala hal yang baik (a), dan kami memohon semua ini supaya bukan kami, melainkan Nama-Mu yang kudus dipuji karenanya, untuk selama-lamanya (b).

    (a) 1Taw. 29:11. (b) Mzm. 115:1.

  179. Apa arti kata Amin itu?

    Amin berarti, hal ini benar dan pasti. Karena Allah pasti telah mengabulkan doaku, jauh lebih pasti daripada perasaan hatiku bahwa hal itu kuinginkan dari-Nya (a).

    (a) Neh. 8:7.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply