Waktu cepat sekali berlalu, demikian kata orang. Di dalam berlalunya waktu, ada sebuah hal yang pasti, yaitu perubahan. Semua yang kita nikmati saat ini bisa pudar, bahkan lenyap. Misalnya, Bung Karno pernah menjadi orang yang sangat berkuasa. Di mana-mana dielu-elukan orang. Tetapi siapa sangka, di masa tuanya, beliau harus meninggal di tengah siksaan batin akibat pengasingan di Wisma Yaso. Muhammad Ali juga pernah menjadi jawara tinju di dunia. Tetapi siapa sangka, di masa tuanya dia menderita Parkinson. Jangankan bertinju, memegang gelas pun sepertinya tidak mampu.
Memikirkan tentang perubahan bisa membuat kita khawatir. Tetapi, ada satu hal yang ingin saya bagikan pada Anda: Allah yang kita sembah itu tidak berubah. Ketidakberubahan merupakan sifat Allah yang sangat penting. Dengan sifat inilah, kita semua sebagai umat Allah bisa menerima perubahan seperti apapun dengan iman yang kokoh.
Konsep Allah yang Tidak Berubah di Kitab Maleakhi
Pengajaran bahwa Allah tidak berubah salah satunya muncul di kitab Maleakhi. Pada zaman Maleakhi, bangsa Israel sudah lumayan lama kembali dari Pembuangan. Tetapi, bukannya makin melekat pada Allah. Mereka justru jatuh kembali pada kebiasaan tidak menghormati Allah.
Mereka mempersembahkan binatang yang buta (1:8), menyesatkan orang lain (2:7-8), melanggar hukum Tuhan (2:11-16), menganggap hal yang buruk itu baik (2:17), menahan persepuluhan (3:8-9), congkak terhadap Allah (3:13-15), dan sebagainya. Kejahatan-kejahatan ini tidak hanya dilakukan orang biasa, tetapi juga para imam. Bayangkan betapa bobroknya kondisi rohani bangsa Israel saat itu.
Kelakuan mereka itu membuat Allah murka. Nabi Maleakhi kemudian diutus untuk menegur dosa-dosa bangsa Israel. Tetapi dasarnya Allah adalah kasih, maka di balik teguran itu pun, Allah masih membuka diri-Nya bagi bangsa Israel. Jika mereka mau kembali kepada-Nya, Allah tetap bersedia mengasihi mereka dan memulihkan relasi yang rusak itu (3:7a-b).
Walaupun berulang kali bangsa Israel gagal membuktikan komitmen kasih mereka kepada Allah, tetapi Allah tidak pernah gagal untuk mengasihi mereka. Kondisi seperti inilah yang menjadi dasar Maleakhi untuk menegaskan bahwa Allah tidak berubah (3:6).
Apa yang Tidak Berubah dalam Diri Allah?
Setidaknya ada tiga hal yang tidak berubah dalam diri Allah. Pertama, kebaikan-Nya tidak berubah (Yak. 1:17). “Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti,” demikian sebuah kalimat dalam film Joker. Orang yang hari ini baik, belum tentu esok akan baik pula. Allah tidak seperti itu. Sekali baik, Dia akan terus baik karena kebaikan berasal dari natur-Nya. Allah tidak bisa tidak baik.
Kedua, janji-Nya tidak berubah (Yos. 21:45). Manusia sering ingkar janji. Entah karena lupa, atau karena tidak kuasa memenuhinya. Allah tidak seperti itu. Selama bumi berputar, tidak ada satupun janji-Nya yang tidak digenapi. Dengan demikian, kita bisa percaya bahwa sampai akhir dunia pun, Dia akan memenuhi janji-janji-Nya.
Ketiga, rencana-Nya tidak berubah (Mzm. 33:1). Allah berdaulat atas segalanya. Dia tidak dibingungkan dengan krisis ekonomi, bencana alam, perang, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tidak ada “plan B” dalam hikmat Allah. Apa yang telah Dia rencanakan akan terus terlaksana.
Allah yang seperti inilah yang juga kita lihat dalam diri Kristus. Penulis surat Ibrani mengatakan, “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” (Ibr. 13:8). Pemahaman ini hendaknya menjadi jangkar bagi kita, orang-orang percaya, untuk menancapkan iman pada Allah. Dia akan tetap bisa diandalkan di berbagai musim kehidupan. Amin.
REFLEKSI
Kita dapat menerima perubahan karena kita melayani Allah yang tak berubah (David Jeremiah)
PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Ada orang yang berpandangan bahwa jika Allah tidak berubah, maka kita melakukan apa saja, baik ataupun buruk, tidak akan berpengaruh. Setujukah Anda dengan pandangan ini? Berikan tanggapan Anda!
- Perubahan apa yang sedang menjadi kekhawatiran saat ini? Bagaimana Anda mengatasinya?
AYAT-AYAT ALKITAB PENDUKUNG
6 Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap. 7 Sejak zaman nenek moyangmu kamu telah menyimpang dari ketetapan-Ku dan tidak memeliharanya. Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali kepadamu, firman TUHAN semesta alam. (Mal. 3:6-7b)
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran (Yak. 1:17)
Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi (Yos. 21:45)
Tetapi rencana TUHAN tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun (Mzm. 33:11)
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya (Ibr. 13:8)
Baca juga:
Hidup Bisa Berubah, Tetapi Allah Tidak! (Mzm. 102:26-28) | STUDIBIBLIKA.ID