Menderita Demi Injil (2Kor. 6:3-10)

Menderita Demi Injil (2Kor. 6:3-10)

Dewasa ini ada beberapa pengkhotbah, terutama di kalangan anak muda, yang berusaha untuk tampil secara total. Mereka menyiapkan set panggung, pakaian, dan penampilan semenarik mungkin sesuai dengan isi khotbahnya. Kesungguhan tersebut patut diapresiasi. Apalagi, dengan alasan bahwa mereka ingin menarik minat para generasi milenial dan generasi Z.

Namun, apa yang mereka tampilkan itu juga bisa mengarahkan para pendengarnya untuk berpikir bahwa pelayanan adalah sesuatu yang glamor (serba gemerlap). Tidak heran, sebutan “pastor (Ps.)” atau “preacher” terasa keren di kalangan anak muda Kristen masa kini. Mereka lupa bahwa halaman-halaman Alkitab dipenuhi dengan tetesan air mata dan lumuran darah para “pastor” dan “preacher” yang dikisahkan di dalamnya.

Salah satunya, kisah hidup Paulus dalam melayani Tuhan. Jika kita membaca surat 2 Korintus 6:3-10 (juga 11:23-33), kita akan mengerti bahwa terjun dalam pelayanan Kristen berarti masuk ke dalam kehidupan yang sulit. Ini mengingatkan saya pada sebuah pepatah bahasa Jawa yang berbunyi, “kuthuk marani sunduk” (anak ayam mendatangi tusukan) dan juga “ulo marani gepuk” (ular mendatangi pukulan). Artinya, “njarag marani bebaya” (sengaja mendatangi mara bahaya). “Sudah tahu itu bahaya, kok malah mendekat …”, begitu kira-kira terjemahannya dalam bahasa masa kini.           

Tetapi memang begitulah natur pelayanan Kristen. Para pelayan Kristen harus memiliki prinsip “di mana Kristus berada, akupun harus ada di situ” (bnd. Yoh. 12:26a). Tuhan Yesus pun mengajar bahwa Dia mengutus para pengikut-Nya  “seperti anak domba ke tengah-tengah serigala” (Luk. 10:3). Jadi, ketika melayani Tuhan, jangan memiliki pola pikir untuk mengejar gaya hidup yang mapan serta bergelimang pengakuan.

Memang kita melayani Tuhan yang sempurna, tetapi ingat pula bahwa diri kita dan orang-orang yang kita layani tidak sempurna. Selalu ada gesekan dan perselisihan yang timbul. Kita juga hidup dalam bumi yang tidak lagi seindah taman Eden. Juga, ada Iblis yang senantiasa mencari kesempatan yang baik untuk menjatuhkan kita (Luk. 4:13). Maka, kesulitan adalah hal yang pasti akan dihadapi oleh para pelayan Tuhan yang setia.

Seperti halnya Paulus, ketika kita tabah menanggung beban kehidupan yang berat dalam pelayanan, di situlah kita dapat membuktikan bahwa kita sungguh-sungguh pelayan Allah (ay. 4). Ketulusan dalam mengerjakan kehendak Allah, ketabahan dalam menanggung penderitaan, serta kasih dan sukacita yang terus memancar dalam keadaan-keadaan sulit, akan menjadi daya tarik bagi orang-orang yang kita layani (ay. 3). Baru dengan cara seperti itulah, maka pemberitaan Injil yang kita lakukan akan menyentuh hati orang-orang yang mendengarnya.

Jemaat Korintus merupakan ladang pelayanan yang sulit bagi Paulus. Dia banyak mendapat serangan dan bahkan diragukan kerasulannya. Tetapi, keteladanan hidupnya membungkam itu semua. Demikian juga kerelaan untuk “menderita demi Injil” akan menghasilkan kemajuan bagi pelayanan yang kita lakukan. Selain itu, rohani kita pasti akan lebih matang. Amin.

REFLEKSI

Dalam menghadapi kesulitan pelayanan, para pemimpin Kristen memerlukan pikiran seorang cendekiawan, hati seorang anak, dan berkulit badak (Stuart Briscoe)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Dengan penjelasan dalam renungan ini, apakah pelayan Tuhan tidak boleh menjalani kehidupan yang enak? Jelaskan jawaban Anda.
  2. Apakah ada hal-hal yang merintangi Anda untuk menjadi pelayan Tuhan yang sungguh-sungguh? Bagaimana Anda akan menyikapinya?

REFERENSI AYAT ALKITAB

Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. 4 Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran, 5 dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa; 6 dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik; 7 dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela 8 ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai, 9 sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati; 10 sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.(2Kor. 6:3-10)

Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik. (Luk. 4:13)

Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. (Yoh. 12:26a)

Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala (Luk. 10:3)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply