Renungan Masa Adven: Sang Raja Damai dan Kerajaan-Nya Bagian I (Yes. 11:1-5)
Photo by GR Stocks on Unsplash

Renungan Masa Adven: Sang Raja Damai dan Kerajaan-Nya Bagian I (Yes. 11:1-5)

Natal identik dengan damai. Makanya, sering kita mendengar istilah “damai di bumi, damai di surga.” Pemikiran ini alkitabiah karena di Yesaya 9:5, Tuhan Yesus disebut sebagai “Raja Damai.” Dialah Sumber Kedamaian dan kedatangan-Nya akan mewujudkan kedamaian yang sejati dan penuh. Ini adalah berita sukacita yang diidamkan di dunia yang penuh dengan konflik.

Berita tentang Raja Damai dan Kerajaan-Nya diterima oleh Yesaya ketika bangsa Yehuda menghadapi situasi yang sangat suram (Yesaya melayani di Yehuda selama masa pemerintahan raja Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia; 1:1). Kegagalan raja-raja Israel (baik kerajaan utara maupun selatan) untuk tetap berpaut pada Tuhan menyebabkan peperangan dan penindasan dari bangsa-bangsa sekitar seolah tidak kunjung berhenti. Berulang kali, mereka jatuh ke dalam penyembahan berhala. Raja-raja Israel tersebut juga lebih takut pada bangsa lain dan berkoalisi dengan mereka dibanding Tuhan.

Salah satunya, raja Ahas yang justru memilih berkoalisi dengan Asyur, ancaman bagi kerajaan Israel dan Yehuda waktu itu, dibanding mendengarkan nasihat Yesaya. Padahal, jika mereka “berkoalisi” dengan Tuhan, kemenangan pasti ada dalam genggaman mereka (bacalah bagaimana malaikat Tuhan membunuh 185.000 orang Asyur dalam Yesaya 37:36).

Itulah sebabnya, Tuhan menggunakan bangsa-bangsa lain sebagai alat untuk “menghukum” umat-Nya. Kelak, Asyur dan kemudian Babel akan menaklukkan Israel dan Yehuda. Bait Allah dihancurkan dan umat Tuhan pun harus menjalani masa Pembuangan yang menyakitkan.

Walaupun keadaan Israel sudah seperti “pohon yang ditebang” (ay. 1 BIMK), tetapi dari tunggul itu Tuhan akan menumbuhkan tunas yang baru. Nubuat ini merupakan kelanjutan dari janji Tuhan kepada Daud akan datangnya seorang Raja yang besar dari keturunannya (2Sam. 7:12-13). Menariknya, di dalam Yesaya 11:1 tertulis bahwa tunas tersebut tumbuh dari tunggul Isai dan bukannya Daud. Ini menunjukkan bahwa Tuhan Raja tersebut berbeda dengan Daud dan raja-raja Israel yang cacat.

Raja itu akan dipenuhi kuasa Roh Kudus. Dia dikaruniai hikmat dan pengertian sehingga mampu memerintah dengan bijaksana dan adil. Kemudian, dikaruniai nasihat dan keperkasaan sehingga tidak hanya pandai mengambil keputusan, tetapi juga mampu melaksanakannya (baca ayat 2 BIMK). Selain itu, juga memiliki pengenalan dan takut akan TUHAN sehingga tidak akan melakukan penyelewengan. Kualitas-kualitas seperti inilah yang Tuhan harapkan pada umat-Nya. Namun mereka gagal mewujudkannya (bacalah pasal-pasal sebelumnya).

Dengan kuasa dan kualitas kepribadian seperti ini, maka Raja tersebut akan mampu memerintah dengan penuh keadilan, kebenaran, dan kesetiaan (ay. 3-5). Perselisihan dan ketidakadilan akan dilenyapkan digantikan damai yang sejati (ay. 6-9). Inilah keadaan yang dinanti-nantikan bangsa Israel. Satu-satunya pribadi yang memenuhi semua kualitas tersebut adalah Kristus. Ya, Dialah Sang Raja Damai yang dijanjikan itu!

Apa yang dapat kita pelajari dari bagian ini? Pertama, Kristuslah satu-satunya sumber kedamaian yang sejati. Manusia berupaya mencari dan mewujudkan kedamaian, namun sering kali gagal. Peperangan demi peperangan terus mewarnai sejarah dunia. Bahkan, sampai sekarang di wilayah tempat kelahiran Raja Damai tersebut masih terus dipenuhi dengan konflik. Konflik pun sering muncul di lingkungan sehari-hari, misalnya pertengkaran antara suami-istri, lingkungan kerja yang saling sikut-sikutan, atau perselisihan di antara pelayan Tuhan. Bahkan, mungkin ada di antara kita yang belum bisa berdamai dengan diri sendiri. Apa yang salah?

Satu hal yang perlu kita ingat, kedamaian yang sejati tidak mungkin bisa terjadi di luar Kristus. Kejatuhan manusia ke dalam dosa membuat hati manusia telah cemar, sehingga kedamaian bukan lagi menjadi tabiat manusia. Rusaknya hubungan dengan Allah membuat manusia juga tidak lagi bisa harmonis ketika berhubungan dengan sesamanya. Ego, keserakahan, serta kesewenang-wenangan selalu timbul dari dalam hati. Hanya dengan kuasa Kristuslah, manusia bisa memiliki hati dan cara pandang yang baru.

Harta, takhta, dan seks hanya bisa memberikan kedamaian yang palsu dalam diri manusia. Zakheus gelisah walaupun dia memiliki kedudukan yang tinggi dan banyak hartanya. Perempuan Samaria tidak merasa puas walaupun telah lima kali bersuami. Namun ketika mereka bertemu dengan Kristus, mereka merasakan kedamaian yang luar biasa. Pulihnya hubungan dengan Allah membuat mereka memandang hidup dengan cara yang berbeda. Jadi, ketika kita merindukan kedamaian, pastikan kita mencarinya di dalam Kristus.

Pelajaran kedua, renungkanlah apakah Kristus telah memimpin hidup kita? Seperti bangsa Israel, kita mungkin berpikir bahwa hidup kita bisa lebih baik jika berada di luar pimpinan Tuhan. Menyembah berhala terlihat lebih menarik karena bisa kita perlakukan seenak kita. Hidup menuruti ego dan nasihat duniawi terlihat lebih menarik karena hasilnya tampak menguntungkan. Sementara kalau dipimpin Tuhan? Sering kita harus melewati proses yang berliku-liku dan menyakitkan.

Namun dari deskripsi tentang Sang Raja Damai yang sempurna ini, kita disadarkan bahwa hidup dalam pimpinan-Nya tidak mungkin keliru. Dia tidak mungkin salah dalam mengarahkan hidup kita dan memiliki kuasa untuk menggenapinya. Jadi, pastikanlah hidup kita ada di bawah pimpinan Kristus sehingga kita akan merasakan damai dari Tuhan, yang tidak terpengaruh keadaan di luar (Yoh. 14:27). Damai tersebut malah terpancar keluar dari diri kita. Maka, ketika timbul perselisihan, yang pertama-tama harus kita lakukan adalah mendekatlah pada Kristus dan bertanyalah pada-Nya apa yang harus kita lakukan. Dengan cara ini, Kristus akan berkarya memberi damai dalam rumah tangga, gereja, dan lingkungan kita.

Natal memberi semangat kepada kita bahwa janji Tuhan itu telah tergenapi. Raja Damai telah datang dan menuntaskan misi-Nya di dunia ini. Kematian dan kebangkitan-Nya memulihkan ciptaan-Nya untuk dapat kembali merasakan damai seperti di taman Eden (baca renungan bagian kedua). Marilah kita terus mendekat pada-Nya dan hidup di bawah pimpinan-Nya. Amin.

REFLEKSI

Tuhan kita biasa dikenal hanya sebagai Raja Damai. Kita melupakan bahwa Dia juga adalah Raja Keadilan. Dia menekankan keduanya (David Martyn Lloyd-Jones)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apa bedanya antara Tuhan Yesus dengan tokoh-tokoh agung dunia?
  2. Bagaimana Anda membedakan antara kedamaian yang sejati dengan yang semu dalam kehidupan sehari-hari?

REFERENSI AYAT ALKITAB

1 Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah. 2 Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN; 3 ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang. 4 Tetapi ia akan menghakimi orang-orang lemah dengan keadilan, dan akan menjatuhkan keputusan terhadap orang-orang yang tertindas di negeri dengan kejujuran; ia akan menghajar bumi dengan perkataannya seperti dengan tongkat, dan dengan nafas mulutnya ia akan membunuh orang fasik. 5 Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang. (Yes. 11:1-5)

1 Keturunan Raja Daud seperti pohon yang sudah ditebang. Tetapi sebagaimana dari tunggul tumbuh tunas baru, demikian pula dari keturunan Daud akan muncul seorang raja. 2 Kuasa TUHAN akan membimbing dia, menjadikan dia berbudi dan bijaksana, cakap mengambil keputusan dan melaksanakannya; mengenal kehendak Allah dan takwa kepada-Nya. 3 Kesukaannya yaitu taat kepada TUHAN. Ia tidak mengadili sekilas pandang atau berdasarkan kata orang. 4 Orang miskin dihakiminya dengan adil, orang tak berdaya dibelanya dengan jujur; orang bersalah dihukum atas perintahnya, orang jahat ditumpasnya. 5 Ia bertindak dengan adil dan setia dalam segala-galanya. (Yes. 11:1-5 BIMK)

6 Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. 7 Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu. 8 Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. 9 Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN, seperti air laut yang menutupi dasarnya. (Yes. 11:6-9)

Keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orang-orang mati belaka! (Yes. 37:36)

12 Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. 13 Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya. (2Sam. 7:12-13)

Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (Yoh. 14:27)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply