Sudahkah Kita Mengucap Syukur atas Berkat Rohani? (Ef. 1:3)
Photo by Pro Church Media on Unsplash

Sudahkah Kita Mengucap Syukur atas Berkat Rohani? (Ef. 1:3)

Di gereja tempat saya beribadah sekarang, ada tradisi mempersilakan jemaat untuk berbagi kesaksian di tengah-tengah rangkaian pujian pembuka. Namun seperti yang terjadi pada umumnya, sering tidak seorang pun (termasuk saya!) naik ke mimbar untuk berbagi kesaksian. Salah satu alasan yang pernah saya dengar adalah, “Mau kesaksian apa, ya, seminggu ini hidup saya biasa-biasa saja….” Sering orang salah kaprah dengan beranggapan bahwa hanya “berkat-berkat besar” yang layak untuk dibagikan.

Di dalam pembukaan suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus menuliskan pujian kepada Tuhan Yesus yang telah mengaruniakan segala berkat rohani di dalam surga (ay. 3). Ini mengingatkan jemaat bahwa segala berkat yang mereka terima, Kristuslah yang menjadi Sumbernya. Selain itu, ini juga mengingatkan jemaat (termasuk kita semua) untuk melihat bahwa sebenarnya berkat-berkat rohanilah bagian terbesar yang Tuhan berikan kepada anak-anak-Nya. Semua orang, asal mau berusaha keras, berkesempatan untuk menjadi kaya, memiliki tubuh yang sehat, ataupun memiliki pengalaman hidup yang luar biasa. Tetapi, hanya orang-orang pilihan-Nyalah yang memiliki kesempatan untuk menerima pengampunan dosa (ay. 5-7).

Apakah kebenaran ini masih menggetarkan hati kita? Sayangnya, karena terlalu berkutat pada hal-hal duniawi, maka berkat yang agung ini sering kita lewatkan. Kita pun patah arang ketika Tuhan tidak kunjung memberikan berkat-berkat duniawi, yang sejatinya adalah “remah-remah” belaka.

Celakanya, tidak sedikit pula gereja dan pengkhotbah yang minder untuk mewartakan berkat rohani di dalam Kristus sehingga mereka terus memutar otak untuk membumbuinya dengan berkat jasmani. Jika kita membaca keseluruhan surat Efesus, maka kita akan sadar bahwa Kabar Baik yang dibawa Kristus tidak perlu dibumbui dengan yang lain-lain. Justru semakin murni dan dalam kita mewartakannya, Kabar Baik tersebut semakin terpancar kualitasnya, karena dunia sama sekali tidak bisa memberikannya.

Semakin erat relasi kita dengan Kristus, maka kita pasti akan semakin merasakan berkat-berkat yang dicurahkan oleh-Nya. Kita tidak hanya menantikan berkat-berkat baru untuk terjadi di dalam hidup kita. Tetapi, kita bahkan akan terus bersyukur atas berkat rohani dalam bentuk pengampunan dosa, yang mungkin sudah kita anggap biasa karena semua orang percaya mendapatkannya. Bahkan, mungkin kita terlalu rendah menilainya karena kita mendapatkannya secara cuma-cuma. Tuhan memberi berkat dalam bentuk kekayaan, kesehatan, pengalaman hidup, dan sebagainya dalam kadar yang berbeda-beda untuk anak-anak-Nya. Tetapi, pengampunan dosa diberikan kepada semua anak-Nya dengan kadar yang sama. Full. 100%. Maka jika kita memiliki cara pandang yang benar, satu berkat ini pun sudah cukup untuk membuat kita mengucap syukur seumur hidup kita.  

Marilah kita terus mengingat berkat-berkat rohani yang telah kita terima di dalam Kristus. Ajarkanlah juga kepada anak-cucu kita supaya mereka dapat terus bersuka cita dengan benar di tengah arus dunia yang semakin keras menghantam orang-orang percaya menjelang akhir zaman. Amin.

REFLEKSI

Seringkali kita mencemaskan datangnya berkat hingga melupakan Pribadi yang memberi berkat (David Martyn Lloyd-Jones)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apakah kita bisa “bosan” jika terus menerus memikirkan dan mengucap syukur atas berkat keselamatan (pengampunan dosa)? Jelaskan jawaban Anda.
  2. Jika berkat keselamatan tersebut sungguh besar, mengapa banyak orang yang tidak tertarik untuk menerimanya?

REFERENSI AYAT ALKITAB

3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. 7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus 10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. 11 Aku katakan “di dalam Kristus,” karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan  —  kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya  — 12 supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 13 Di dalam Dia kamu juga  —  karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu  —  di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. 14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya. (Ef. 1:3-14)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply