Hidup Melayani Tuhan (Mat. 20:20-28)
Photo by Paweł Furman on Unsplash

Hidup Melayani Tuhan (Mat. 20:20-28)

Ungkapan “Tuhan akan mengangkat kita menjadi kepala, bukan ekor” atau “Tuhan akan mempromosikan kita ketika kita setia kepada-Nya” mungkin sering kita dengar dalam percakapan di antara orang-orang Kristen. Pernyataan ini tidak sepenuhnya keliru, namun bisa menjerumuskan orang-orang Kristen untuk ingin selalu meraih posisi terhormat. Sikap seperti ini sangat berbeda dengan apa yang Yesus ajarkan dan perlihatkan dalam hidup-Nya.

Suatu ketika, ibu dari Yakobus dan Yohanes (kemungkinan adalah Salome; baca Markus 15:40-41 dan Matius 27:56) memohon kepada Yesus untuk memberi “posisi terhormat” kepada anak-anaknya dalam kerajaan-Nya kelak (ay. 20-21). Apa jawab Yesus? Dia menjelaskan bahwa aturan yang berlaku dalam Kerajaan-Nya berbeda dengan dunia. Ketika seseorang ingin semakin maju dalam pelayanan, maka dia harus semakin merendahkan diri dan menjadi pelayan bagi yang lain. Bukan malah berebut posisi terhormat.

Bukankah seperti itu juga yang ditunjukkan Yesus? Sebagai Pribadi yang menempati posisi tertinggi dalam Kerajaan Allah, Dia justru menjalani hidup yang paling hina di antara semua warga dalam Kerajaan itu. Seperti yang ditegaskan-Nya, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (ay. 28).

Itulah sebabnya, Yesus memberikan sedikit “bocoran” kepada kedua murid-Nya itu bahwa mereka akan meminum “cawan-Nya”. Ini menunjukkan bahwa mereka akan mengalami jalan hidup seperti Yesus. Bukan bergelimang kehormatan dan kenyamanan, melainkan jalan hidup yang penuh dengan penderitaan. Bahkan, hampir semua murid-murid Yesus akan mati martir.

Masihkah kita mau melayani Tuhan ketika dihadapkan pada konsekuensi seperti ini? Tanpa memiliki motivasi yang benar, kita akan mudah kehilangan berkat Tuhan dalam pelayanan. Kita bisa terjatuh dalam iri hati (seperti orang-orang upahan dalam ayat 1-16) atau berlomba-lomba untuk menjadi yang tertinggi (seperti Yakobus dan Yohanes dalam ayat 20-28).

Ketika itu yang terjadi, maka pelayanan kita tidak akan memuliakan Tuhan dan justru akan menjadi batu sandungan bagi banyak orang. Kita akan “hitung-hitungan” dalam pelayanan. Bahkan, bisa juga menggunakan pelayanan kita untuk menguntungkan diri sendiri. Inilah yang terjadi pada Yakobus dan Yohanes. Permohonan mereka menyiratkan bahwa mereka ingin mendapat keuntungan dari pelayanan mereka kepada Tuhan.

Berbicara tentang hidup yang melayani, mari kita berkaca pada para abdi dalem. Mereka adalah orang-orang yang mengabdikan diri di lingkungan keraton (Jogya/Solo). Seorang abdi dalem di keraton Jogya hanya menerima 2.000-20.000 Rupiah per bulan (Anda tidak salah baca!). Mereka rela melakukannya karena percaya bahwa mengabdi di lingkungan keraton membuat hidup mereka penuh berkah. Jika mereka saja bisa berpikir seperti itu, bagaimana kita yang telah menerima segalanya dari Kristus (Ef. 1:3)? Bukankah kita harus lebih mendedikasikan hidup bagi-Nya?

Marilah kita meneladani Kristus dalam melakukan pelayanan. Dia telah rela meninggalkan surga, menjalani hidup yang penuh kehinaan, serta menyerahkan nyawa-Nya demi menebus kita. Segalanya telah Dia serahkan. Apakah yang Dia lakukan ini masih kurang sehingga kita masih mengejar hal-hal duniawi ketika melayani-Nya? Amin.

REFLEKSI

Seorang Kristen yang kehilangan sukacita dalam pelayanan bukan diakibatkan oleh situasi yang buruk, melainkan hubungan yang buruk. Kita tidak akan kehilangan sukacita dalam melayani Kristus jika hubungan dengan-Nya tidak rusak (John F. MacArthur)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apa saja cara pandang yang keliru ketika seseorang melayani Tuhan? Apa dampaknya?
  2. Bagaimana cara Anda untuk menjaga motivasi dan sikap yang benar dalam melayani Tuhan?

REFERENSI AYAT ALKITAB

20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 21 Kata Yesus: “Apa yang kaukehendaki?” Jawabnya: “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” 22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya: “Kami dapat.” 23 Yesus berkata kepada mereka: “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” 24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mat. 20:20-28)

40 Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome. 41 Mereka semuanya telah mengikut Yesus dan melayani-Nya waktu Ia di Galilea. Dan ada juga di situ banyak perempuan lain yang telah datang ke Yerusalem bersama-sama dengan Yesus. (Mrk. 15:40-41)

Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus. (Mat. 27:56)

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. (Ef. 1:3)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply