Bahasa merupakan produk budaya yang memiliki keunikan masing-masing. Misalnya, di dalam bahasa Inggris terdapat perbedaan antara hearing dengan listening. Memang sama-sama dapat diterjemahkan sebagai mendengar. Namun, hearing mengacu pada kegiatan “menangkap bunyi dengan telinga.” Sementara itu, listening dapat diartikan sebagai “mendengar dengan penuh perhatian.” Maka, orang yang hear (mendengar) sesuatu belum tentu listen (mendengarkan). Contohnya, kita bisa mendengar suara orang yang berbagai macam di tempat yang ramai tetapi tidak tahu apa yang mereka percakapkan.
Inilah yang terjadi ketika Samuel dipanggil Tuhan. Anda tentu sudah akrab dengan ceritanya. Samuel, yang saat itu masih sangat muda, mendengar suara Tuhan ketika dia tidur di Rumah Tuhan. Tuhan memanggilnya sampai tiga kali karena dia dan Imam Eli tidak menyadari siapa yang berbicara. Mengapa bisa demikian? Bukankah suara Tuhan pasti mudah dikenali? Apalagi di situ ada Imam Eli, yang sehari-harinya melayani sebagai imam.
WAWASAN DUNIA ALKITAB
Kejadian tersebut wajar karena pada masa itu Tuhan tidak sering memberikan firman dan penglihatan (ay. 1). Mengapa demikian? Itu terjadi karena Tuhan murka dengan bangsa Israel yang berulang kali meninggalkan-Nya. Jika kita membaca kitab Hakim-hakim, maka di situ tertulis keadaan Israel mengalami kegelapan rohani. Israel belum memiliki raja karena Tuhan sendirilah raja mereka. Namun demikian, mereka malah hidup semau sendiri (Hak. 21:25). Inilah yang terjadi ketika orang meninggalkan firman Tuhan (Ams. 29:18).
Sayangnya, hal ini tidak hanya dialami oleh orang awam. Imam seperti Eli pun sudah kabur mata rohaninya (Alkitab mengungkapkan dengan tersirat melalui gambaran mata jasmani Eli yang kabur dalam ay. 2). Hal itu terjadi karena dia tidak lagi menghormati Tuhan dengan sepenuh hati. Buktinya, anak-anaknya, Hofni dan Pinehas, dibiarkan saja ketika mereka melakukan perbuatan yang sangat kurang ajar di Rumah Tuhan (baca pasal 2).
Walaupun bangsa Israel sangat merosot rohaninya, Tuhan tetap mengasihi mereka. Maka Tuhan pun membangkitkan Samuel sebagai nabi untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan. Tuhan memakainya secara luar biasa. Semua orang Israel dari Dan sampai Bersyeba (mirip ungkapan “dari Sabang sampai Merauke”) memercayainya (ay. 19-20).
APLIKASI MASA KINI
Sering orang bertanya, “Apa kunci kesuksesan seorang pelayan Tuhan?” Sayangnya, banyak yang mencari jawaban dari luar Alkitab. Mereka berpikir bahwa seorang pelayan Tuhan yang sukses haruslah berkharisma, pandai bicara, manajer yang baik, menguasai teknologi. Maka, banyak yang mengejar itu semua. Tidak sedikit pula sekolah teologi yang menekankannya.
Namun sebenarnya, salah satu kunci kesuksesan seorang pelayan Tuhan adalah memiliki relasi yang baik dengan Tuhan, sehingga mereka peka terhadap suara Tuhan dan mau taat. Bukan berarti suara yang didengar telinga. Tetapi, suara Tuhan yang selalu terdengar ketika kita membaca Alkitab dengan penuh perhatian (Yoh. 10:27). Taat pada suara Tuhan menjamin keberhasilan pelayanan. Maukah Anda melakukannya? Amin.
REFLEKSI
Alkitab berbicara kepada kita persis seperti Allah sendiri yang mengatakannya (Charles Spurgeon)
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Bagaimana tanggapan Anda dengan orang yang sering berkata bahwa dia mendengar suara dari Tuhan? Bagaimana Anda bisa mengujinya?
- Apakah Anda membaca Alkitab secara rutin dan penuh perhatian? Gangguan-gangguan apa yang masih Anda alami dan bagaimana komitmen Anda untuk mengatasinya?
REFERENSI AYAT ALKITAB
1 Samuel yang muda itu menjadi pelayan TUHAN di bawah pengawasan Eli. Pada masa itu firman TUHAN jarang; penglihatan-penglihatanpun tidak sering. 2 Pada suatu hari Eli, yang matanya mulai kabur dan tidak dapat melihat dengan baik, sedang berbaring di tempat tidurnya. 3 Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah. 4 Lalu TUHAN memanggil: “Samuel! Samuel!,” dan ia menjawab: “Ya, bapa.” 5 Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata: “Aku tidak memanggil; tidurlah kembali.” Lalu pergilah ia tidur. 6 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuelpun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Tetapi Eli berkata: “Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali.” 7 Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya. 8 Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: “Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?” Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. 9 Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: “Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia di tempat tidurnya. 10 Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel!” Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.”
11 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Ketahuilah, Aku akan melakukan sesuatu di Israel, sehingga setiap orang yang mendengarnya, akan bising kedua telinganya. 12 Pada waktu itu Aku akan menepati kepada Eli segala yang telah Kufirmankan tentang keluarganya, dari mula sampai akhir. 13 Sebab telah Kuberitahukan kepadanya, bahwa Aku akan menghukum keluarganya untuk selamanya karena dosa yang telah diketahuinya, yakni bahwa anak-anaknya telah menghujat Allah, tetapi ia tidak memarahi mereka! 14 Sebab itu Aku telah bersumpah kepada keluarga Eli, bahwa dosa keluarga Eli takkan dihapuskan dengan korban sembelihan atau dengan korban sajian untuk selamanya.” 15 Samuel tidur sampai pagi; kemudian dibukanya pintu rumah TUHAN. Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli. 16 Tetapi Eli memanggil Samuel, katanya: “Samuel, anakku.” Jawab Samuel: “Ya, bapa.” 17 Kata Eli: “Apakah yang disampaikan-Nya kepadamu? Janganlah kausembunyikan kepadaku. Kiranya beginilah Allah menghukum engkau, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika engkau menyembunyikan sepatah katapun kepadaku dari apa yang disampaikan-Nya kepadamu itu.” 18 Lalu Samuel memberitahukan semuanya itu kepadanya dengan tidak menyembunyikan sesuatupun. Kemudian Eli berkata: “Dia TUHAN, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik.”
19 Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. 20 Maka tahulah seluruh Israel dari Dan sampai Bersyeba, bahwa kepada Samuel telah dipercayakan jabatan nabi TUHAN. 21 Dan TUHAN selanjutnya menampakkan diri di Silo, sebab Ia menyatakan diri di Silo kepada Samuel dengan perantaraan firman-Nya. (1Sam. 3:1-21)
Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. (Hak. 21:25)
Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum. (Ams. 29:18)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku (Yoh. 10:27)
BACA JUGA: