Bagi orang tua, apa saja tantangan yang paling sulit dihadapi berkaitan dengan anak-anak? Berdasarkan pengalaman pribadi dan juga kesaksian dari para orang tua lainnya, mungkin ketaatan. Apalagi, di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini. Mudah sekali anak-anak melalaikan tanggung jawab mereka demi bermain game online atau menonton Youtube. Sebagai orang tua, kadang ada perasaan jengkel melihat ketidaktaatan mereka.
Tetapi pernahkah kita introspeksi, jangan-jangan, Allah pun melihat kita seperti anak-anak yang tidak mau taat kepada-Nya.
WAWASAN DUNIA ALKITAB
Orang mudah saja untuk taat terhadap hal-hal yang menyukakan hatinya. Tetapi, untuk hal-hal yang tidak mengenakkan, belum tentu mau. Mungkin seperti inilah yang dialami oleh jemaat penerima surat Ibrani. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang menjadi Kristen. Karena itulah, mereka mengalami berbagai penganiayaan secara jasmani maupun rohani. Tidak hanya dari orang-orang romawi, tetapi juga dari saudara-saudara kalangan Yahudi.
Sangat wajar dalam keadaan seperti itu, ada keinginan untuk mundur dan kembali kepada kepercayaan Yahudi. Untuk itulah, penulis surat Ibrani merasa perlu untuk menguatkan mereka bahwa mereka sudah mengambil pilihan yang tepat. Kabar Baik yang telah mereka terima itu benar adanya dan Kristus adalah Juru Selamat yang mereka nantikan. Orang-orang percaya sudah dijanjikan Allah keselamatan kekal, yang jauh lebih berharga sehingga kehilangan segalanya di dunia ini pun tidak menjadi soal (Ibr. 11:40a).
Jadi, taatlah apapun yang terjadi. Bukankah seperti itu juga yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus ketika hidup di dunia (ay. 7)? Sebagai Anak Allah, Dia memiliki segalanya dan dapat melakukan apa saja. Kalau mau, Dia bisa membinasakan semua manusia yang berdosa dalam sekejap. Tetapi, karena kasih-Nya, Dia memilih untuk taat mengurbankan diri di salib demi menebus mereka dari hukuman kekal (ay. 8; Flp. 2:8). Ketaatan-Nya itu tidak hanya membuat kita yakin bahwa Dia berempati dengan pergumulan kita. Tetapi juga memberi kekuatan dan jaminan sehingga kita pun bisa taat seperti Dia.
APLIKASI MASA KINI
Tuhan Yesus adalah teladan yang sempurna untuk ketaatan. Apa yang Dia lakukan menjadikan para pengikut-Nya tidak lagi memiliki alasan untuk tidak taat sepenuhnya pada Allah. Jika Dia rela kehilangan segalanya demi menebus kita, masa kita tidak rela kehilangan hal-hal yang fana (harta milik, kesenangan, masa depan, dan sebagainya) demi menaati perintah-Nya?
Maka, marilah kita belajar untuk hari demi hari semakin taat kepada Tuhan. Selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, hingga tarikan napas yang penghabisan, lakukanlah hal-hal yang menyenangkan hati-Nya. Tidak hanya ketika bertemu rekan-rekan pelayanan di gereja, tetapi juga ketika bertemu teman-teman hang out. Tidak hanya waktu membuka Alkitab, tetapi juga ketika membuka media sosial. Ujilah apakah Tuhan berkenan dengan semua yang kita lakukan. Amin.
REFLEKSI
Ukuran terbaik bagi kehidupan spiritual bukanlah keluarnya emosi yang meluap-luap darinya, namun ketaatan (Oswald Chambers)
PERTANYAAN REFLEKSI
- Apakah orang Kristen yang berperilaku baik dan religius, pasti orang yang taat? Jelaskan jawaban Anda!
- Apa saja halangan yang biasa Anda hadapi ketika berusaha taat kepada Tuhan? Bagaimana Anda mengatasinya?
REFERENSI AYAT ALKITAB
7 Pada masa Yesus hidup di dunia ini, Ia berdoa dan memohon dengan teriakan dan tangis kepada Allah, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari kematian. Dan karena Ia tunduk kepada Allah dengan penuh hormat, maka Ia didengarkan. 8 Yesus adalah Anak Allah, tetapi meskipun begitu, Ia belajar menjadi taat melalui penderitaan-Nya. (Ibr. 5:7-8 BIMK)
Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita (Ibr. 11:40a)
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (Flp. 2:8)
BACA JUGA
3 Kebenaran tentang Ketaatan yang Mengubahku – WarungSaTeKaMu.org