Mengapa Kristus Harus Mengurbankan Diri-Nya (Ibr. 9:1-10)
Gambar diambil dari Internet

Mengapa Kristus Harus Mengurbankan Diri-Nya (Ibr. 9:1-10)

“Tuhannya orang Kristen kok mati? Nggak masuk akal!” Mungkin Anda pernah digelisahkan dengan pertanyaan seperti ini. Memang, berita Injil adalah hal yang tidak masuk akal. Paulus pun mengakui bahwa salib Kristus adalah kebodohan (1Kor. 1:18). Tetapi, itu bagi mereka yang memilih untuk binasa dalam dosa. Bagi kita yang percaya pada Kristus, salib-Nya merupakan anugerah. Itulah satu-satunya obat bagi masalah terbesar manusia, yaitu dosa. Inilah yang juga dipaparkan oleh penulis surat Ibrani untuk menguatkan pembacanya yang sedang menghadapi tantangan iman.

WAWASAN DUNIA ALKITAB

Bagian ini merupakan pokok pikiran yang bisa dibilang sentral dalam keseluruhan surat (alur lengkapnya: 9:1-10:18). Singkatnya, penulis surat Ibrani membandingkan antara ritual pengurbanan dalam Perjanjian Lama dengan pengurbanan Kristus. Dengan begitu, pembaca suratnya akan memahami betapa mulianya Kristus dan mereka telah mengambil pilihan yang benar dengan percaya pada-Nya.

Argumennya tersusun atas dua bagian. Pertama, penulis surat menjelaskan apa saja isi Kemah Suci (ay. 1-5). Mungkin kita bertanya-tanya, apa perlunya Alkitab menggambarkannya? Ternyata, ada pengajaran penting yang sedang Tuhan ajarkan bagi kita. Material-material berkualitas tinggi di dalamnya (ay. 4) menggambarkan keagungan dan kemahahadiran Allah. Kemudian, tirai pemisah (ay. 3) menggambarkan kekudusan Allah yang tidak bisa tercampur dengan dosa. Perintah untuk mendirikan Kemah Suci juga menyatakan kerinduan Allah untuk hadir di tengah umat-Nya.

Bagian selanjutnya, penulis surat menjelaskan ritual pengurbanan di Kemah Suci (ay. 6-10). Perhatikan bahwa imam-imam biasa boleh masuk ke dalam bagian depan kemah ini (‘tempat kudus’) untuk beribadah (ay. 6). Tetapi, hanya Imam Besar yang boleh masuk ke bagian dalam (‘tempat maha kudus’). Inilah ruangan tempat tabut perjanjian disimpan. Itu pun hanya boleh setahun sekali di hari Pendamaian. Juga, harus ada darah kurban. Inilah ritual yang harus dilakukan oleh Imam Besar setiap tahunnya untuk meminta ampun atas dosa-dosa yang dilakukan secara tidak sengaja (ay. 7).

Artinya apa? Sebenarnya keseluruhan ritual itu tidak bisa menghapuskan dosa. Keterpisahan antara Allah yang kudus dengan manusia berdosa begitu lebar sehingga pencurahan darah binatang tidak mungkin mengatasinya (ay. 9; 10:4).  Apalagi, Imam Besar sendiri pun berdosa juga. Di sinilah penulis surat kemudian menjelaskan bahwa sebenarnya aturan-aturan tersebut (disebut ‘perjanjian yang pertama,’ yang dijelaskan dalam kitab Taurat; ay. 1) menunjuk pada Kristus. Dialah Imam Besar yang sesungguhnya, yang begitu mulia sehingga pengurbanan-Nya cukup untuk menebus seluruh umat manusia. Inilah yang kemudian dijelaskan lebih lanjut mulai ayat 11.

APLIKASI MASA KINI

Kita hidup di dalam masa perjanjian yang baru, ketika Kristus telah mengurbankan darah-Nya bagi kita. Jangan lagi menoleh ke belakang (Kol. 2:16-17). Perbuatan baik, kesetiaan beribadah, persembahan, semuanya tidak cukup untuk menyelamatkan kita. Bersyukurlah bahwa Kristus telah menuntaskan misi-Nya dan tetaplah teguh dalam iman kepada-Nya. Amin.

REFLEKSI

Pada salib, dosa dikutuk dan dibatalkan. Pada salib, anugerah menang dan ditawarkan (George Campbell Morgan)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa saja sanggahan-sanggahan terhadap Kekristenan yang pernah Anda dengar? Bagaimana Anda menjawabnya? (Jika kesulitan, silakan menemui pendeta atau pembimbing rohani di gereja Anda).
  2. Adakah orang di sekitar Anda yang belum percaya pada Kristus? Berdoalah dan mintalah hikmat dari Tuhan untuk dapat membagikan Kabar Baik ini.

REFERENSI AYAT ALKITAB

1 Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. 2 Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. 3 Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. 4 Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian, 5 dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci.

6  Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka, 7 tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar. 8 Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada. 9 Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, 10 karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan. (Ibr. 9:1-10)

Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. (1Kor. 1:18)

16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; 17  semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus. (Kol. 2:16-17)

Denah Kemah Suci (sumber gambar terlampir)

BACA JUGA

https://www.jawaban.com/read/article/id/2023/04/05/518/230405170012/fakta_alkitabsejarah_salib_dan_alasan_kenapa_yesus_disalibkan//all

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply