Di berbagai media sosial sekarang banyak postingan yang mengajak orang untuk mengukur pencapaian hidup. Misalnya, “Umur 30 tahun harus punya apa?” Lalu di postingan tersebut dijelaskan berbagai kriteria finansial yang ‘ideal.’ Di antaranya, memiliki dana darurat sekian bulan ke depan, investasi, dan tabungan. Tidak ketinggalan pula rumah dan mobil. Mungkin kita pun menjadi terpacu dengan ajakan-ajakan semacam ini. Tetapi, apakah kita juga pernah terpacu dengan ajakan untuk bertumbuh di area kerohanian?
WAWASAN DUNIA ALKITAB
Alkitab berulang kali menekankan bahwa Tuhan menginginkan anak-anak-Nya untuk bertumbuh secara rohani. Misalnya, melalui Paulus dalam bagian ini, Tuhan menyatakan bahwa setelah menerima Kristus, orang-orang Kristen harus terus hidup di dalam Dia (ay. 6). menerima Kristus bukanlah akhir dari perjalanan iman seorang percaya. Percaya, lalu tinggal menanti surga. Tidak. Justru menerima Kristus adalah awal dari perjalanan iman yang mungkin penuh rintangan. Dan perjalanan ini harus terus dilakukan seumur hidup kita (perhatikan kata ‘terus,’ yang diterjemahkan dari gramatika bahasa aslinya yang menyiratkan adanya kontinuitas).
Orang tua mana yang tidak sedih jika mendengar anaknya tidak mau naik kelas. Sudah susah payah dinafkahi, tetapi maunya di SD terus. Demikian juga Allah tidak berkenan jika anak-anak-Nya, yang telah ditebus dengan darah Kristus, tidak mau mengalami pertumbuhan rohani.
Untuk itulah Paulus menjelaskan lebih lanjut bagaimana ‘terus hidup di dalam Kristus.’ Yang pertama adalah jemaat di Kolose diminta untuk terus berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia (ay. 7). Tumbuhan akan tumbang jika akarnya tidak kuat. Demikian pula bangunan akan roboh jika tidak dibangun dengan bahan-bahan yang berkualitas baik.
Hidup yang tidak dibangun di atas dasar Kristus, seberapapun kelihatan sukses, akan mudah hancur. Mungkin ini tidak nampak ketika hidup berjalan lancar. Tetapi ketika hidup menghadapi tantangan, barulah kelihatan bedanya. Jadikan hidup dan ajaran Kristus sebagai pola pikir, teladan, dan panduan kita, maka kita bisa terus kokoh menghadapi berbagai badai kehidupan. Seperti halnya Paulus, tantangan justru menjadikan iman semakin kuat dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Kedua, jemaat Kolose diminta untuk ‘bertambah teguh dalam iman.’ Artinya, solid dan tidak mudah berubah-ubah. Ini sangat perlu bagi jemaat Kolose yang menghadapi banyak ajaran sesat (‘rupa-rupa angin pengajaran’ dalam Ef. 4:14). Kelihatan lurus, tetapi ujungnya menuju maut (Ams. 16:25).
Ketiga, ‘melimpah dengan ucapan syukur.’ Banyak penafsir Alkitab mengatakan bahwa ucapan syukur (yang berulang kali dibicarakan oleh Paulus) merupakan ujian bagi iman kita. Orang yang kokoh di dalam Tuhan, akan selalu bisa mengucap syukur dalam segala situasi dan hidupnya menjadi berkat.
Marilah kita melakukan ketiga hal tersebut supaya kita bisa menjalani hidup dengan baik. Ingat, bersandarlah selalu pada Roh Kudus karena semua itu tidak bisa dilakukan di luar Tuhan (makanya semuanya memakai bentuk pasif dalam bahasa aslinya). Amin.
REFLEKSI
Jangan puas dengan kehidupan Kristen yang statis. Berkomitmenlah untuk bertumbuh dalam iman dan kasih, dalam pengetahuan dan kekudusan (John Stott)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apakah pengejaran hal-hal duniawi (cita-cita, pendidikan, kekayaan, dan sebagainya) bertentangan dengan iman Kristen dan seharusnya kita tinggalkan?
- Apa pertumbuhan rohani yang Anda dapatkan di tahun lalu, dan apa yang ingin Anda capai di tahun ini? Nyatakan kerinduan Anda kepada Tuhan dalam doa dan berkomitmenlah untuk menjalankannya.
REFERENSI AYAT ALKITAB
6 Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. 7 Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. (Kol. 2:6-7)
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buahnya pada musimnya,
dan yang tidak layu daunnya;
apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mzm. 1:3)
sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, (Ef. 4:14)
Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut (Ams. 16:25)