Alkitab penuh dengan kisah-kisah luar biasa yang dapat membangkitkan imajinasi sehingga tidak sedikit juga anak-anak yang suka membacanya. Tetapi kisah-kisah di dalam Alkitab berbeda dengan cerita biasa. Alkitab menceritakan tentang Allah dan karya-Nya di dunia ini. Sehingga, respons kita terhadapnya akan memengaruhi jalan hidup kita hingga kekekalan.
WAWASAN DUNIA ALKITAB
Demikian pula apa yang terjadi di dalam peristiwa penyaliban. Ketika Tuhan Yesus disalib, Matius menceritakan beberapa kejadian luar biasa yang sebenarnya memiliki makna teologis dan pengaruh yang luar biasa pula bagi hidup kita. Pertama, kegelapan yang tiba-tiba berlangsung selama tiga jam (ay. 45-46; tidak ada catatan sejarah yang bisa membuktikan ini berita bohong, atau kebetulan hanya peristiwa alam biasa). Ini sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (Am. 8:9). Di Perjanjian Lama penghakiman Allah sering digambarkan sebagai kegelapan (Am. 5:18). Jadi, kegelapan ini menyatakan Kristus menanggung penghakiman Allah atas dosa manusia.
Setelah itu, Tuhan Yesus berteriak, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (ay. 46). Mungkin banyak orang yang menangkap ini sebagai teriakan putus asa. Tetapi, Tuhan Yesus tahu betul bahwa Dia akan mengalami semua penderitaan ini (Mat. 17:22-23). Bahkan, Dia sendiri dengan rela melakukannya (Yoh. 10:17-18). Jadi, teriakan ini sama sekali bukan teriakan orang yang sedang bingung atau putus asa.
Jika membaca Mazmur 22, tempat kalimat yang sama dituliskan, maka kita akan tahu bahwa Tuhan Yesus mengucapkan kalimat itu karena menjalani nubuat penderitaan fisik yang akan dialami oleh Mesias. Sebagai manusia, Dia harus menjalani kesengsaraan fisik yang luar biasa karena menjalani hukuman yang paling keji saat itu (baca Mzm. 22:14-16).
Tetapi, ini tidak ada apa-apanya dengan penderitaan spiritual yang Dia rasakan ketika berhadapan dengan murka Allah. Penderitaan spiritual ini, tidak akan mampu kita bayangkan karena sebagai orang percaya kita tidak pernah dan tidak akan mengalaminya (bukankah kita dijanjikan hidup kekal?). Jadi kalau kita menonton film seperti Passion of the Christ, jangan lupakan bahwa kesengsaraan fisik yang digambarkan di situ belum ada apa-apanya dengan penderitaan spiritual yang dialami Tuhan Yesus.
Setelah Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya, tirai Bait Suci robek dari atas ke bawah (ay. 50-51). Tirai ini memisahkan antara Ruang Kudus, tempat yang hanya boleh dimasuki oleh imam dengan Ruang Maha Kudus, tempat yang berisi tabut dan hanya boleh dimasuki Imam Besar setahun sekali. Sekali lagi, ini bukan peristiwa biasa karena tirainya sangat tebal dan tinggi. Lagipula robeknya dari atas ke bawah, bukan sebaliknya.
Robeknya tirai Bait Suci menandakan kematian Kristus membuka tabir pemisah antara Allah yang kudus dengan manusia yang berdosa (Ibr. 10:19-20). Kita bukan lagi menghadapi Allah yang murka atas dosa, tetapi Allah sebagai Bapa yang mengasihi anak-anak-Nya. Kita juga tidak perlu memiliki perantara lain karena Kristuslah yang menjadi perantara kita.
Terakhir, ini yang paling aneh. Terjadi gempa bumi, bukit-bukit terbelah, kubur-kubur terbuka, dan orang-orang kudus bangkit menampakkan diri ke kota kudus (ay. 51-53). Alkitab tidak menceritakan dengan detail, tetapi jelas bukan tulang-belulang yang bangkit. Jadi, peristiwa ini menggenapi, dan menjadi awal, kebangkitan orang-orang percaya (Dan. 12:2).
Matius menutup peristiwa ajaib ini dengan pengakuan kepala pasukan dan para prajuritnya yang kemudian mengakui Tuhan Yesus sebagai Anak Allah (ay. 54). Pasti sudah banyak penyaliban yang mereka saksikan, tetapi kali ini berbeda. Peristiwa-peristiwa ajaib yang menyertainya menuntun mereka untuk mulai memiliki iman (walaupun mungkin tadinya mereka ikut mengolok-olok-Nya). Selain itu ada juga perempuan-perempuan yang setia pada Tuhan Yesus (ay. 55-56). Matius mengkontraskan respons kedua kelompok orang ini dengan orang-orang yang mengolok-olok Tuhan Yesus ketika di salib (ay. 47-49). Ada di sisi mana respons kita?
APLIKASI MASA KINI
Apa yang dialami oleh Anak Allah di salib menyatakan betapa seriusnya dosa kita. Jadi, kalau dengan cara yang seberat itu Kristus telah menebus kita, maka jangan lagi bermain-main dengan dosa! Tinggalkan dosa dan jalanilah hidup yang berkenan di hati Sang Penebus. Tetapi kalau kita belum mengakui Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat, inilah saatnya untuk melakukannya. Jangan keraskan hati karena jika Anak Allah saja merasakan penderitaan yang begitu besar ketika menghadapi murka Allah, apalagi kita! Datanglah kepada Kristus, supaya kita bisa mengalami betapa indahnya relasi dengan Allah, seperti halnya manusia di taman Eden sebelum kejatuhan.
Kemudian, peristiwa penyaliban ini juga mendorong kita untuk memberitakan Kabar Baik kepada semua orang. Matius menceritakan dua kelompok orang yang percaya. Kepala pasukan, kemungkinan besar bukan orang Yahudi, serta para perempuan, kelompok yang dianggap kelas dua waktu itu. Mirip dengan kelahiran Kristus yang pertama-tama diberitakan pada para gembala, kelompok yang diremehkan waktu itu, maka kematian-Nya juga pertama-tama membukakan hati orang-orang yang tidak masuk hitungan. Mari perhatikan orang-orang di sekitar kita yang mungkin selama ini kita anggap tidak mungkin bertobat. Doakanlah supaya kita dipakai Tuhan sebagai sarana untuk membawa mereka menerima keselamatan. Amin.
REFLEKSI
Jika kita ingin hidup benar maka itu harus berasal dari perenungan atas kematian Kristus (Charles Spurgeon)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apakah Anda pernah mendengar tentang tuduhan yang tidak benar atau sanggahan seputar penyaliban Kristus? Apa yang dinyatakan di dalam Alkitab untuk menjawab hal tersebut?
- Jika Kristus tidak disalib dan mati bagi Anda, adakah bedanya bagi hidup yang Anda rasakan sekarang ini?
REFERENSI AYAT ALKITAB
45 Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. 46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ”Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? 47 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: ”Ia memanggil Elia.” 48 Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum. 49 Tetapi orang-orang lain berkata: ”Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia.” 50 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.
51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, 52 dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. 53 Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.
54 Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: ”Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.”
55 Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia. 56 Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus. (Mat. 27:45-56)
”Pada hari itu akan terjadi,”
demikianlah firman Tuhan ALLAH,
”Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari
dan membuat bumi gelap pada hari cerah. (Am. 8:9)
Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN!
Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu?
Hari itu kegelapan, bukan terang! (Am. 5:18)
22 Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: ”Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia 23 dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali. (Mat. 17:22-23)
17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. 18 Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.” (Yoh. 10:17-18)
14 mereka mengangakan mulutnya terhadap aku
seperti singa yang menerkam dan mengaum.
15 Seperti air aku tercurah,
dan segala tulangku terlepas dari sendinya;
hatiku menjadi seperti lilin,
hancur luluh di dalam dadaku;
16 kekuatanku kering seperti beling,
lidahku melekat pada langit-langit mulutku;
dan dalam debu maut Kauletakkan aku.
(Mzm. 22:14-16)
19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, 20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (Ibr. 10:19-20)
Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. (Dan. 12:2)