Melayani Tuhan tidak selamanya mudah. Ada kalanya ketika kita sungguh-sungguh melayani, justru di saat itulah kita menghadapi keadaan sulit. Misalnya, ketika kita memberi segenap hati untuk melayani, tetapi justru dibalas dengan perlakuan yang menyakitkan hati dari orang yang kita layani. Ketika kita sangat membutuhkan pengertian dan pertolongan dalam keadaan yang menyesakkan, tetapi justru mendapat perlawanan dari sesama rekan pelayanan. Atau, justru kita sendiri yang jatuh dalam kelemahan diri kita, sehingga pelayanan tidak berjalan seperti yang kita harapkan.
Pelayanan bagi Tuhan, yang seharusnya indah, bisa menjadi hal yang menimbulkan luka dan kepahitan dalam hati orang-orang yang menjalaninya. Bagaimana menghadapinya?
WAWASAN DUNIA ALKITAB
Jika masing-masing kitab dalam Alkitab dijadikan film, saya yakin kitab Wahyu merupakan salah satu kitab yang paling kaya secara visual. Banyak gambaran-gambaran luar biasa di dalamnya. Tetapi sadarkah kita bahwa kitab ini ditulis kepada jemaat yang sedang mengalami penganiayaan yang sangat berat? Bahkan ketika menulis kitab ini, Yohanes sedang menjalani pengasingan akibat iman dan kesaksiannya (ay. 9). Tidak seperti saya yang ketika menghadapi tekanan, paling tidak masih bisa menuangkannya dalam bentuk tulisan di ruangan yang nyaman ditemani secangkir minuman hangat.
Ternyata, tantangan pelayanan tidak serta merta membuat seorang pelayan Tuhan harus tawar hati. Di dalam pegasingan, Yohanes tidak melupakan Tuhan, yang telah memanggilnya dalam pelayanan.
Pada saat-saat seperti itulah dia mendapat penglihatan (ay. 10). Tuhan Yesus menemuinya dengan menampilkan kuasa dan kemuliaan yang luar biasa seperti yang digambarkan di dalam kitab nabi-nabi Perjanjian Lama (terutama Daniel, Yehezkiel, dan Yesaya). Dalam penglihatan itu, Tuhan Yesus berada di antara tujuh kaki dian (kaki dian melambangkan kehadiran terang Tuhan, baca Za. 4:2-3). Penglihatan ini menunjukkan kehadiran Kristus di tengah gereja-Nya, yang ditugaskan untuk memancarkan terang ilahi di dunia yang gelap.
Tuhan Yesus pun memerintahkan Yohanes untuk mengirimkan pesan tersebut kepada tujuh jemaat di Asia Kecil (baca pasal 2-3). Pesan penguatan dari Kristus sendiri bahwa Dia telah mengalahkan maut dan tetap menjadi Tuhan yang berdaulat sampai selama-lamanya (arti dari ‘Yang Awal dan Yang Akhir,’ ay. 17). Penguatan seperti ini tentu menjadi bahan bakar iman tersendiri bagi Yohanes dan ketujuh jemaat di tengah sulitnya kondisi mereka.
APLIKASI MASA KINI
Di dalam pelayanan (baik di gereja maupun ladang pelayanan lainnya), kesulitan dan tantangan adalah hal yang lumrah. Baik tantangan dari luar, maupun dari dalam tim pelayanan itu sendiri. Tetapi ingatlah bahwa kita tidak pernah menjalani pelayanan sendirian.
Melalui kehadiran Roh Kudus, Kristus turut hadir dan bekerja di dalam setiap keadaan pelayanan yang kita hadapi. Kita hanya diminta untuk tetap memercayai bahwa Dia adalah Tuhan yang berdaulat, yang telah menjalani pelayanan yang paling berat dan menang atas segala strategi yang berusaha menggagalkan misi Allah. Jangan terkecoh dengan jalan pintas demi meringankan beban pelayanan kita. Jalani terus pelayanan dengan penuh kesetiaan pada Kristus, apapun konsekuensinya. Inilah satu-satunya kunci yang pasti akan membawa kita pada kemenangan. Amin.
REFLEKSI
Kelelahan, kesendirian, pergumulan, bangun pagi-pagi, tidur malam-malam, dan menyangkal diri dari kenikmatan, semuanya adalah bagian dari pelayanan (John F. MacArthur)
PERTANYAAN DIKUSI
- Apakah bedanya ketika kita menghadapi tantangan pelayanan dengan bersandar pada Kristus, jika kelihatannya orang yang tidak beres motivasinya juga kelihatannya juga bisa mengatasi persoalan pelayanan mereka?
- Tantangan pelayanan apa yang paling berat yang pernah Anda alami (atau bayangkan)? Bagikanlah kesaksian ini/renungkan untuk mengingatkan kembali betapa besar penyertaan Kristus pada kita.
REFERENSI AYAT ALKITAB
9 Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus. 10 Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, 11 katanya: ”Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia.”
12 Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. 13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. 14 Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. 15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah. 16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.
17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: ”Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, 18 dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut. 19 Karena itu tuliskanlah apa yang telah kaulihat, baik yang terjadi sekarang maupun yang akan terjadi sesudah ini. 20 Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat.” (Why. 1:9-20)
2 Maka berkatalah ia kepadaku: “Apa yang engkau lihat?” Jawabku: “Aku melihat: tampak sebuah kandil, dari emas seluruhnya, dan tempat minyaknya di bagian atasnya; kandil itu ada tujuh pelitanya dan ada tujuh corot pada masing-masing pelita yang ada di bagian atasnya itu. 3 Dan pohon zaitun ada terukir padanya, satu di sebelah kanan tempat minyak itu dan satu di sebelah kirinya.” (Za. 4:2-3)