Siapa tidak kenal Tony Evans? Saya percaya, sebagian besar dari kita paling tidak pernah mendengar namanya. Dia adalah seorang pendeta, pengkhotbah, dan pengarang buku yang sangat terkenal. Gerejanya di Dallas, AS, dimulai dengan 10 orang saja pada tahun 1976 dan berkembang sampai 10,000 orang. Beberapa bukunya menjadi bestseller dan bahkan menghasilkan tafsiran dengan namanya sendiri, Tony Evans Bible Commentary.
Beberapa hari yang lalu (9 Juni 2024), saya dibuat terkejut ketika membaca Christianity Today. Tony mengaku telah melakukan dosa dan ingin menerapkan standar yang biasanya dia terapkan kepada orang-orang yang dilayaninya, kepada dirinya sendiri. Memang tidak disebutkan apa jenis dosanya (yang jelas bukan kriminal), tetapi setelah berdoa bersama penatua di gerejanya, dia memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pendeta.
Saya tidak menghakimi pelayan Tuhan yang jatuh. Justru, ini menjadi peringatan keras bagi kita bahwa kalau orang sekaliber Tony Evans bisa jatuh, apalagi kita. Maka marilah kita merenungkan perkataan Paulus dalam bagian ini untuk mengetahui rahasia pelayanannya hingga setia sampai akhir.
WAWASAN DUNIA ALKITAB
Ketika menulis surat ini, Paulus sedang ada dalam masa-masa akhir hidupnya. Bukan di ranjang yang nyaman, tetapi di dalam penjara di Roma. Dia merasa sebentar lagi akan mati martir, sehingga perlu memberi nasihat untuk Timotius, anak rohaninya yang menjadi gembala jemaat di Efesus.
Kita tahu perjuangan pelayanan Paulus sangat berat. Tetapi walaupun begitu, dia tidak menyesalinya sama sekali. Dia taat menjalani panggilan Tuhan sepanjang hidupnya (Kis. 26:19) dan menggambarkan hidupnya itu seperti anggur yang dicurahkan di altar ketika seorang imam mempersembahkan kurban (ay. 6; Flp. 2:17). Hidup yang dipersembahkan bagi Tuhan!
Paulus juga menggambarkan hidupnya sebagai lintasan pertandingan yang telah ditentukan Tuhan untuk dia jalani (ay. 7). Walaupun lintasan itu sangat terjal dan penuh liku, tetapi dia berhasil menyelesaikannya. Dia setia memikul tanggung jawab pemberitaan Injil sampai akhir hidupnya.
Setelah melewati titik akhir, seperti halnya para pemenang perlombaan atletik pada masa itu yang diberi mahkota bunga, Paulus mengimani Kristus juga akan memberinya hadiah. Bukan mahkota bunga yang cepat layu, tetapi ‘mahkota’ yang kekal, yaitu kebenaran yang diberikan Kristus (ay. 8). Paulus mengingatkan bahwa setiap orang percaya yang setia dalam pertandingan iman, termasuk juga Timotius, akan menerima ‘mahkota’ yang sama.
APLIKASI MASA KINI
Setialah dalam lintasan pertandingan iman yang ditentukan Tuhan bagi kita. Seberat apapun, jangan pernah berpikir untuk meninggalkan lintasan pertandingan itu. Fokuslah pada Kristus senantiasa, yang telah meratakan lintasannya bagi kita sehingga kita pasti dapat melewatinya (Ibr. 12:1-2). Ingatlah sukacita yang akan kita terima dari Kristus, yang jauh melampaui dibanding semua kenyamanan atau penderitaan di dunia ini. Dengan begitu, kita akan goyah menghadapi godaan dan kesulitan yang ada. Amin.
REFLEKSI
Pertandingan Kristen adalah pertandingan yang baik, karena didasarkan atas janji-janji terbaik (J. C. Ryle)
PERTANYAAN DISKUSI
- Ada sebagian orang Kristen yang berkata, “Orang percaya sudah dijamin masuk surga. Untuk apa hidup taat?” Bagaimana tanggapan Anda?
- Adakah godaan atau tantangan iman yang saat ini sedang Anda hadapi? Carilah panduan dari Alkitab dan berdoalah mohon kekuatan Roh Kudus, sehingga Anda mampu mengatasinya.
REFERENSI AYAT ALKITAB
6 Mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan dan saat kematianku sudah dekat. 7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. 8 Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. (2Tim. 4:6-8)
Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat. (Kis. 26:19)
Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. (Flp. 2:17)
1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibr. 12:1-2)
PENGGALIAN ALKITAB
- Konteks. Paulus sedang dipenjara di Roma menjelang dijatuhi hukuman mati. Karena merasa ajalnya sudah mendekat, maka dia menguatkan Timotius, anak rohaninya, untuk melayani Tuhan dengan sebaik-baiknya. Ini semacam surat wasiat, karena sebentar lagi Paulus tidak akan ada lagi bersama-sama dengan Timotius.
- “Darahku sudah mulai dicurahkan” (ay. 6). Paulus memandang hidupnya seperti anggur yang dicurahkan di atas altar ketika seorang imam mempersembahkan kurban (Flp. 2:17; bnd. Bil. 28:7). Walaupun bukan kehidupan yang bertabur kesuksesan duniawi, tetapi Paulus puas karena telah menjalani hidup yang bermakna sebagai persembahan kepada Tuhan.
Aplikasi: Jika hari ini adalah hari terakhir dalam hidup Anda, apakah Anda cenderung mensyukuri atau menyesali hidup yang telah Anda jalani? Selama masih ada waktu, jalanilah hidup ini dengan cara sedemikian sehingga dapat dijadikan sebagai persembahan kepada Tuhan.
- “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik (I have fought the good fight)” (ay. 7; bnd. Kis. 20:24). Paulus mengibaratkan hidupnya sebagai sebuah pertandingan atletik pada masa itu (biasanya gulat, tinju, atau perlombaan kecepatan kaki – Paulus tidak menjelaskan yang mana di bagian ini). Paulus tidak mengatakan dia seorang atlet yang baik, tetapi yang dia katakan adalah dia menjalani pertandingan yang baik, yaitu pelayanan pemberitaan Injil. Untuk ini, dia telah mencapai garis akhir. Bukan hanya akhir hidupnya, tetapi juga akhir pelayanannya. Perhatikan bahwa Paulus tidak mengatakan bahwa dia ‘memenangkan pertandingan,’ karena di dalam Kerajaan Allah tidak ada persaingan di antara para pelayan. “Memelihara iman.” Berdasar konteks dan formula kalimat yang biasa dipakai di masa itu, ini berarti Paulus telah setia dalam kepercayaan yang telah Tuhan berikan kepadanya, yaitu tugas pemberitaan Injil kepada orang-orang non-Yahudi.
Aplikasi: Pastikanlah bahwa Anda sedang berada pada lintasan pertandingan yang baik. Renungkan selalu bersama Tuhan dan bercerminlah dari Alkitab, tuntunan hidup manusia yang ultimat. Jika Anda sudah menjauh, atau berpikir akan meninggalkan lintasan yang ditentukan Allah, cepat-cepatlah kembali.
Ada banyak gaya hidup yang terlihat lebih menarik dibanding hidup dalam kekudusan. Ada banyak cara menghabiskan uang yang terlihat lebih menarik dibanding dipersembahkan bagi pekerjaan Tuhan. Ada banyak kegiatan yang terlihat menarik dibanding membaca Alkitab dan berdoa. Tetapi, tidak ada yang lebih bermakna dalam kekekalan dibanding perkenanan Tuhan atas hidup yang telah kita jalani.
- “Mahkota kebenaran” (ay. 8). Pada zaman itu, atlet pemenang pertandingan akan menerima mahkota karangan bunga. “Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya.” Mengacu pada Kristus, yang akan menghakimi dengan adil ketika datang kedua kalinya. Semua orang percaya yang telah menjalani kehidupan yang benar dan setia akan menerima kebenaran dari Kristus yang benar/adil (righteousness) seperti halnya yang diterima Paulus. Pemberian ini bersifat kekal, berbeda dengan mahkota bunga yang mudah layu.
Aplikasi: Apa yang Anda pikir paling berharga dalam hidup ini? Jika ada sesuatu yang dirasa lebih urgent dan lebih mulia dibanding Kristus, berhati-hatilah, karena Anda sedang terjebak dalam daya pikat dunia. Jangan pula goyah ketika membandingkan lintasan pertandingan iman kita dengan orang lain (Yoh. 21:21-22). Saya mengibaratkan seperti pertandingan bola. Ada yang dipanggil untuk bermain di Liga Inggris yang bertabur kemewahan, tetapi ada yang dipanggil untuk bermain di liga tarkam (antarkampung) di acara tujuhbelasan. Bukan liganya yang menentukan, tetapi kita bermain di tim mana dan bersama siapa. Jika kita bermain di tim Kerajaan Allah bersama Kristus yang menjadi kapten, liga apapun akan terasa bergengsi dan pasti kemenangan akan diraih.