Merendahkan Hati, Bukan Meninggikan Diri (Flp. 2:1-11)
Photo by GR Stocks on Unsplash

Merendahkan Hati, Bukan Meninggikan Diri (Flp. 2:1-11)

Perpecahan merupakan salah satu hal yang umum terjadi di gereja-gereja masa kini. Tidak hanya karena masalah doktrinal, tetapi juga karena masalah remeh seperti kepanitiaan dan ketersinggungan. Kalau sudah terjadi, gereja yang seharusnya suasananya penuh kasih menjadi ‘panas membara.’ Padahal, orang Kristen terkenal dengan kasih, bukan? Mengapa orang-orang tersebut gagal mewujudkan kasih mereka? Apa yang kurang?

WAWASAN DUNIA ALKITAB

Mari kita merefleksi diri dari apa yang dialami oleh jemaat di Filipi. Di tengah kemajuan yang ditampakkan jemaat (baca bagian ucapan syukur dalam 1:3-8), ada juga permasalahan di antara mereka. Gereja tidak harmonis karena ada beberapa orang yang terlihat saling meninggikan diri (2:3; 4:2-3).

Untuk menjembatani hal ini, Paulus kemudian mengingatkan apa yang dilakukan Kristus bagi mereka di dalam ayat 6-11, yaitu inkarnasi-Nya. Sejak semula, Kristus memiliki segala kemuliaan ilahi di surga (dalam rupa Allah; ay. 6). Tetapi karena kasih-Nya kepada manusia, Dia rela turun ke dunia menjadi manusia. Bukan dalam bentuk seorang penguasa, tetapi dalam rupa seorang hamba (ay. 7). Jarak antara Allah dengan hamba adalah perbedaan paling jauh yang dipikirkan oleh orang-orang di masa itu.

Apa yang dilakukan oleh Kristus ini bertolak belakang dengan orang-orang di daerah kekuasaan Roma masa itu. Ketika mereka saling berlomba untuk naik jabatan dan mendapat popularitas, Kristus justru rela meninggalkan kemuliaan surga dan melayani banyak orang selama ada di dunia (Mrk. 10:45). Kerendahhatian seperti inilah yang digambarkan dengan Kristus ‘mengosongkan diri-Nya’ (ay. 7). Bukan berarti berhenti menjadi Allah  karena selama di dunia, Kristus tetap Allah yang maha kuasa. Tetapi, sebagai Raja di atas segala raja, Dia rela menjadi manusia yang taat sampai mati.

Jadi, ketika orang-orang Kristen menyatakan bahwa ‘Allah itu kasih,’ maka jelas buktinya. Kristus mengasihi sampai batas maksimal. Bukan hanya kematian-Nya, tetapi juga bagaimana Dia taat menjalani hidup kudus dan pelayanan yang begitu berat seumur hidup-Nya. Karena ketaatan-Nya ini pulalah, maka Bapa meninggikan Kristus kembali. Dia telah naik ke surga, tetapi manusia telah memiliki standar kasih yang baru.

Kerendahhatian seperti inilah yang dituntut oleh Kristus bagi para pengikut-Nya. Termasuk juga jemaat di Filipi. Memang berat. Kabar baiknya, mereka ada sudah ada ‘di dalam Kristus’ (ay. 1, 5). Artinya, Kristus bukan hanya memberi teladan, tetapi juga melalui Roh Kudus, memberi kekuatan sehingga mereka dimampukan untuk melakukannya.

APLIKASI

Adakah “agenda pribadi” ketika kita mengasihi? Mungkin kita tidak sampai ingin menyombongkan diri. Tetapi, ketika kita mengasihi dan ada sesuatu yang dikorbankan, apakah kita masih rela mengasihi? Ketika Kristus sudah turun ke dunia, mati, dan bangkit, semua kebutuhan kita sudah dipenuhi. Bukan “menerima diri baru mengasihi orang lain,” tetapi “mengalami kasih Kristus membuat kita bisa mengasihi orang lain.” Amin.

REFLEKSI

Ketika engkau datang kepada Kristus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat, Dia akan memberimu kasih yang supernatural, yang akan memampukanmu untuk mengasihi musuhmu, yang secara normal tidak mungkin kamu kasihi (Billy Graham)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Sebutkan perilaku kasih dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita yang tidak selaras dengan kasih yang dikehendaki Tuhan.
  2. Apa saja yang saat ini biasa menghambat Anda untuk mengasihi orang lain dengan penuh? Mintalah kekuatan dari Roh Kudus supaya Anda mampu mengalahkan hal-hal tersebut!

REFERENSI AYAT ALKITAB

1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, 2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, 3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; 4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. 5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,  11 dan segala lidah mengaku: ”Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Flp. 2:1-11)

2 Euodia kunasihati dan Sintikhe kunasihati, supaya sehati sepikir dalam Tuhan. 3 Bahkan, kuminta kepadamu juga, Sunsugos, temanku yang setia: tolonglah mereka. Karena mereka telah berjuang dengan aku dalam pekabaran Injil, bersama-sama dengan Klemens dan kawan-kawanku sekerja yang lain, yang nama-namanya tercantum dalam kitab kehidupan. (Flp. 4:2-3)

     Dengan rela ia menyerahkan hidupnya

     dan masuk bilangan orang jahat.

   Ia memikul dosa orang banyak

     dan berdoa supaya mereka diampuni.

   Maka Kuberi dia orang banyak sebagai hadiah,

     dan ia mendapat bagian bersama orang-orang benar. (Yes. 53:12 BIMK))

Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. (Mrk. 10:45)

Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya. (2Kor. 8:9)

Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. (1Yoh. 4:19)

PENGGALIAN ALKITAB

  • Latar belakang. Jemaat di Filipi terlihat kurang memiliki kesatuan: meninggikan diri (2:3) dan tidak harmonis (4:2-3). Padahal, mereka telah menerima Roh yang sama. Jemaat diminta untuk mengatasi perbedaan-perbedaan kecil demi gereja dapat mencapai tujuan yang besar, yaitu mengabarkan Injil (1:27). Paulus meminta jemaat untuk meneladani Kristus, sehingga mereka bisa bersatu karena adanya kerendahan hati (humility) dan pengorbanan diri (self-sacrifice).
  • Sehati sepikir” (ay. 2). Bukan berarti jemaat harus selalu sepakat dalam segala hal. Tetapi, memiliki pikiran dan tindakan seperti Kristus. Paulus menasihati Euodia dan Sintikhe untuk sehati sepikir (4:2).
  • Untuk meneladani Kristus, Paulus menggunakan Himne Kristus (ay. 6-11), yang kemungkinan sudah ada sebelum masa Paulus (mungkin disusun berdasar Kej. 1-3 dan Yes. 52:13-53:12). Para petinggi Roma saat itu biasa berlomba-lomba untuk mendapat penghormatan dan ketenaran dari lebih banyak orang. Sebaliknya, Kristus justru mengabaikan kemuliaan-Nya demi melayani lebih banyak orang. Keilahian Kristus dibuktikan dengan pelayanan-Nya. Tiada mahkota, ay. 9-11, tanpa salib, ay. 6-8 (“no cross, no crown”). Himne ini mengingatkan jemaat bahwa mereka “di dalam Kristus” dan sudah sewajarnya taat seperti Kristus.
  • Rupa Allah” (ay. 6). Dalam konstruksi bahasa Yunaninya menyiratkan Yesus tidak hanya menyerupai Allah, tetapi natur Allah ada dalam diri-Nya. Sebagaimana Yesus, seperti itu pulalah Allah.
  • Mengosongkan diri-Nya (Yun. euaton ekenosen)” (ay. 7). Artinya bukan kehilangan ke-Allah-an-Nya (ingat, Yesus tetap Allah selamanya), tetapi dengan sukarela meninggalkan kemuliaan-Nya di surga, “mengambil rupa seorang hamba” dan “menjadi sama dengan manusia.” Bedanya, Dia tidak berdosa. Anak Allah yang mulia dan berkuasa,  menjalani kehidupan sebagai hamba yang taat sampai mati.

Aplikasi: Bagi Allah, menjadi manusia yang paling kaya dan terhormat di muka bumi saja sudah sangat rendah. Apalagi, menjadi manusia yang paling hina. Apakah kita tetap memegang erat ego kita dalam mengasihi sesama?

  • Rupa seorang hamba” (ay. 7). Allah dengan hamba merupakan perbedaan status yang paling jauh yang dapat dibayangkan oleh pembaca saat itu. Seperti inilah perendahan diri yang dilakukan Kristus!

Aplikasi: Di dalam gereja/kehidupan sehari-hari, mungkin ada kasih/pelayanan yang enggan kita lakukan karena dianggap rendah atau bertentangan dengan ego kita. Tetapi, Tuhan Yesus sendiri pasti mau mengambil pelayanan tersebut. Akankah kita meneladani-Nya?

  • Meninggikan” (ay. 9). Karena ketaatan-Nya, Kristus ditinggikan Bapa. Dia dibangkitkan, dimuliakan di surga (Ibr. 1:3), diberi segala kuasa di surga dan di bumi (Mat. 28:18), diberi otoritas untuk menghakimi (Yoh. 5:27), dsb. Seperti halnya Kristus yang ditinggikan karena ketaatan-Nya, jemaat Filipi juga akan ditinggikan ketika mereka setia dalam iman di tengah penganiayaan dan juga menjaga kesatuan.

Aplikasi: Jalan hidup Kristuslah yang berkenan dan ditinggikan Allah. Apakah kita mau menjalani hidup yang duniawi, terlihat baik namun akan direndahkan Allah, atau hidup yang serupa Kristus, terlihat penuh pengorbanan namun ditinggikan Allah?

  • Nama di atas segala nama” (ay. 9), “dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi” (ay. 10). Martabat dan kemuliaan-Nya melampaui semuanya, baik manusia, Iblis, maupun malaikat. Yang percaya kepada-Nya akan menyembah-Nya, sementara yang memberontak kepada-Nya akan dikalahkan ketika Dia datang kedua kalinya.
  • Yesus Kristus adalah Tuhan” (ay. 11). Tuhan (Yun. kurios) digunakan dalam Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani) untuk menerjemahkan YHWH. Melalui kebangkitan-Nya, segala kuasa jahat dikalahkan (bnd. Rm. 14:9), membuktikan Dia benar-benar Tuhan.

Aplikasi: Sudahkah Kristus menjadi Tuhan atas hidup kita? Tidak hanya menerima Dia menjadi Juru Selamat (tanpa melakukan ini, kita binasa), tetapi Tuhan yang mengendalikan hidup kita, termasuk dalam membagikan kasih.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply