Tafsiran Luk. 22:24-38: Percakapan Waktu Perjamuan Malam
Sumber: linkedin.com

Tafsiran Luk. 22:24-38: Percakapan Waktu Perjamuan Malam

Print Friendly, PDF & Email

(Mat. 26:31–35; Mrk. 14:27–31; Yoh. 13:36–38)

24 Terjadilah juga pertengkaran di antara para rasul mengenai siapa yang dapat dianggap terbesar di antara mereka. 25 Yesus berkata kepada mereka, “Raja-raja bangsa-bangsa memerintah rakyat mereka dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut pelindung-pelindung. 26 Namun, kamu janganlah demikian. Yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi seperti yang paling muda dan pemimpin menjadi seperti pelayan. 27 Sebab, siapakah yang lebih besar: Yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Namun, Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. 28 Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. 29 Aku menganugerahkan kerajaan kepada kamu, sama seperti Bapa-Ku menganugerahkannya kepada-Ku, 30 supaya kelak kamu makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.

31 Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, 32 tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” 33 Jawab Petrus kepada-Nya, “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” 34 Namun, Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu, Petrus: Hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal bahwa engkau mengenal Aku.”

35 Lalu Ia berkata kepada mereka, “Ketika Aku mengutus kamu tanpa membawa pundi-pundi, kantong perbekalan dan kasut, apakah kamu kekurangan apa-apa?” Jawab mereka, “Suatu pun tidak.” 36 Kata-Nya kepada mereka, “Namun sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai kantong perbekalan. Siapa yang tidak mempunyai pedang, hendaklah ia menjual jubahnya dan membelinya. 37 Sebab, Aku berkata kepada kamu bahwa yang tertulis ini harus digenapi pada-Ku:

Ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak.

Sebab apa yang tertulis tentang Aku sedang digenapi.”  38 Kata mereka, “Tuhan, lihatlah, ini dua pedang.” Jawab-Nya kepada mereka, “Sudah cukup.” (Luk. 22:24-38 TB2)

GARIS BESAR

Berbeda dengan penguasa dunia yang mencari kekuasaan dan reputasi diri, kebesaran yang sejati justru didapat ketika kita mau melayani. Inilah yang juga dilakukan oleh Yesus yang datang ke dunia sebagai hamba. Orang-orang percaya yang rela melayani dan menderita bersama dengan Yesus akan menerima berkat ketika Dia bertakhta di surga. Janji ini tidak menjadikan mereka luput dari ujian iman, tetapi Yesus menjamin bahwa iman mereka akan terpelihara.

KONTEKS

Bagian ini terjadi ketika Yesus dan para murid makan Perjamuan Paskah sebelum penyaliban. Suasananya sangat haru karena Yesus mengatakan akan adanya penderitaan (ay. 15) dan salah seorang dari mereka akan berkhianat (ay. 21). Tetapi murid-murid malah bertengkar tentang siapa yang terbesar di antara mereka (setidaknya dua kali sebelumnya mereka telah mempertengkarkan hal yang sama, lih. Mrk. 9:33; 10:41). Mereka salah mengerti tentang arti ‘siapa yang terbesar.’

Perhatikan bahwa pertengkaran dalam perjamuan Paskah ini hanya tercatat dalam Injil Lukas. Mungkin sebagai ahli medis, dia memahami dampak dari saat-saat yang mendebarkan ini dalam diri para murid.

PENGGALIAN

Ayat 25. Raja-raja bangsa-bangsa (Ing. gentiles). Secara khusus berarti bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Raja-raja di daerah Timur Dekat kuno menganggap diri mereka sebagai dewa dan menjalankan kekuasaannya secara sewenang-wenang. Hal yang mirip juga dilakukan oleh para penguasa romawi di zaman Yesus. Disebut pelindung-pelindung (Ing. benefactors). Para penguasa romawi kala itu memberikan hadiah pada kota-kota dan kuil-kuil supaya mereka disanjung orang dan dihormati. Yesus melarang murid-murid-Nya untuk mencari kekuasaan seperti itu karena itulah pola pikir orang-orang yang tidak mengenal Allah.

Ayat 26. Yang terbesar di antara kamu. Mengacu pada para pemimpin gereja. Yang paling muda. Pada masa itu, usia menentukan posisi, sehingga orang yang paling muda akan paling tidak dihargai.

Ayat 27. Yang duduk makan… yang melayani. Dalam suatu  jamuan makan pada waktu itu, posisi duduk diatur sedemikian rupa sehingga mencerminkan status orang-orang yang makan. Tamu yang duduk di meja makan statusnya juga dianggap lebih tinggi dibanding orang-orang yang melayani. Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. Yesus tentu saja orang yang terbesar, tetapi Dia justru datang sebagai hamba (menggenapi nubuat tentang Mesias dalam Yes. 53:12; bnd. pembasuhan kaki dalam Yoh. 13:3-17 dan pengosongan diri dalam Flp. 2:6-11).

Ayat 28-30. Makan dan minum semeja dengan Aku. Jamuan makan yang sedang dilakukan pada saat itu menggambarkan “jamuan makan” yang kelak dilakukan Yesus ketika Dia bertakhta di surga. Yesus memberi jaminan bahwa pelayanan dan pengorbanan para murid tidak akan sia-sia. Mereka, yang juga ada bersama Yesus dan ikut menderita selama pelayanan-Nya, pada akhirnya akan mendapat berkat ketika Dia bertakhta di surga.

Ayat 31-33. Simon, Simon. Nama asli Petrus sebelum menjadi Kristen, yang menyiratkan penyangkalannya beberapa saat kemudian. Menampi kamu seperti gandum. Gambaran bahwa para murid itu akan ditempatkan dalam situasi sulit ketika Yesus disalib. Di dalam situasi yang seperti itu, Yesus menjamin bahwa iman Petrus tidak gugur. Jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu. Walaupun Petrus dinubuatkan akan menyangkal Yesus tiga kali, dia akan dipulihkan. Sesudah itu, dia akan memimpin para murid.

Ayat 34. Ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali menyangkal. Lukas, bersama dengan Matius dan Yohanes, menuliskan bahwa Petrus akan menyangkal tiga kali sebelum ayam berkokok (bnd. Mat. 26:34; Yoh. 13:38). Tetapi Markus menuliskan dengan lebih detail, “sebelum ayam berkokok dua kali” (Mrk. 14:30). Perbedaan ini tidak perlu dipertajam karena biasanya ayam berkokok beberapa kali setiap pagi dan bisa terhitung sebagai satu peristiwa ‘ayam berkokok.’ Yang penting untuk dipahami adalah sebelum matahari terbit, yang biasanya ditandai dengan ayam berkokok (tanpa perlu mempertajam detailnya berapa kali), Petrus sudah menyangkal tiga kali.

Ayat 35-36. Pundi-pundi… kantong perbekalan… jubah… pedang. Yesus pernah melarang para murid untuk membawa bekal selama mereka menyertai-Nya dalam pelayanan (9:3) karena mereka tidak akan berkekurangan (ay. 35-36a). Tetapi karena sebentar lagi Yesus akan meninggalkan mereka, para murid diminta untuk mempersiapkan bekal dalam pelayanan mereka. Dengan menyuruh mereka membawa pedang, Yesus tidak menganjurkan pemberontakan atau kekerasan, tetapi hanya untuk menjaga diri. Buktinya, Yesus tidak berkenan ketika Petrus memotong telinga Malkhus, hamba Imam Besar, sebelum penyaliban (Yoh. 18:11).

Ayat 37-38. Pemberontak-pemberontak. Hukuman dengan cara disalib sebenarnya adalah hukuman bagi para pemberontak. Di sinilah penyaliban Yesus menggenapi nubuat Yesaya (Yes. 53:12). Dua pedang… sudah cukup. Ada berbagai tafsiran mengenai arti pernyataan ini. Tetapi yang paling memungkinkan adalah para pemberontak atau kriminal biasanya memiliki dua pedang, dan ini selaras dengan nubuat Yesaya tadi.

Diolah dari berbagai sumber.

PELAJARAN UTAMA

  1. Kebesaran bukan didapat karena besarnya kekuasaan, tetapi justru karena sikap melayani.
  2. Orang-orang percaya yang setia melayani seperti Kristus pasti mendapat berkat ketika Dia bertakhta di surga.
  3. Sebagai pengikut Kristus, kita memang akan menghadapi ujian iman, tetapi Dia akan menjaga kita.

APLIKASI

  1. Gunakan tanggung jawab kepemimpinan kita untuk melayani orang-orang yang kita pimpin, bukan untuk menguasai mereka (bnd. 1Ptr. 5:2;Flp. 3:2b).
    • Apa yang kita inginkan dari orang-orang yang ada dalam kepemimpinan kita (misal: bawahan, rekan pelayanan, anak, orang yang kita berikan konseling)? Apa yang akan kita lakukan ketika mereka tidak memberikan respons seperti yang kita inginkan? Perhatikan benar-benar motivasi kita dalam memimpin.
    • Kriteria seperti apa yang biasanya gereja terapkan untuk menempatkan orang dalam jabatan kepemimpinan? Punya uang, jabatan, kharisma, atau terutama memiliki hati melayani? Gereja perlu menguji orang-orang yang diberi tanggung jawab memimpin.
  2. Jangan takut terhadap tantangan dan kerugian yang kita alami ketika kita melayani seperti Kristus.
    • Ingatlah pengurbanan Kristus bagi kita, dan sadarilah kebahagiaan yang akan kita dapatkan bersama-Nya di surga. Ini akan mengikis motivasi kedagingan kita dalam melayani sebagai seorang servant leader (pemimpin berhati hamba).
  3. Jangan pernah tawar hati menghadapi tantangan iman.
    • Iman kita dijaga oleh Yesus sendiri, yang berotoritas mutlak terhadap apapun di dunia ini (Yoh. 10:29). Kita hanya diminta untuk bersandar kepada-Nya.
    • Seperti Petrus, selalu ada kesempatan kedua ketika kita berbalik kepada Tuhan. Jadi, jangan pernah berputus asa ketika kita melakukan kesalahan dalam hidup ini.

REFLEKSI

Jalur untuk menjadi besar adalah merendahkan diri – melayani sesama (Steven Runge)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Ada pendapat bahwa pemimpin harus menjaga wibawa. Apakah pendapat ini bertentangan atau bisa diselaraskan dengan apa yang dinyatakan dalam bagian ini? Jelaskan!
  2. Jelaskan praktik-praktik kepemimpinan sehari-hari yang Anda ketahui yang tidak sesuai dengan ajaran Yesus dalam bagian ini. Bagaimana seharusnya?

Renungan Terkait:

Servant Leadership (Luk. 22:24-30)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply