Tafsiran Mazmur 1: Jalan Orang Benar dan Jalan Orang Fasik

Tafsiran Mazmur 1: Jalan Orang Benar dan Jalan Orang Fasik

1 Berbahagialah orang

        yang tidak berjalan menurut ajakan orang fasik,

        yang tidak berdiri di jalan orang berdosa,

        dan yang tidak duduk di komplotan pencemooh,

 2      tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,

        dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.

3      Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,

        yang menghasilkan buahnya pada musimnya,

      tidak pernah layu daunnya;

        apa saja yang diperbuatnya berhasil.

4      Bukan demikian orang fasik:

        mereka seperti sekam yang dihamburkan angin.

 5      Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman,

        dan orang berdosa dalam kumpulan orang benar;

6      sebab TUHAN mengenal jalan orang benar,

        tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. (Mzm. 1:1-6 TB2)

GARIS BESAR

Mazmur ini dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama, cara hidup orang-orang yang taat kepada Tuhan serta berkat yang dia terima (ay. 1-3). Kedua, cara hidup orang yang tidak mempedulikan Tuhan dan kehancuran yang dialaminya (ay. 4-6). Kontras dari kedua gambaran ini menuntun para pembaca untuk merenungkan, cara hidup seperti apakah yang akan mereka pilih? Kebahagiaan yang sejati hanya bisa didapat dengan hidup sesuai dengan firman Tuhan.

KONTEKS

Mazmur 1 sering dianggap sebagai bagian pendahuluan dari kitab Mazmur. Di dalamnya berisi ringkasan apa yang akan diulas dalam keseluruhan kitab Mazmur, yaitu perbedaan cara hidup orang yang di dalam Tuhan dengan orang di luar Tuhan. Kemungkinan Mazmur 1 dan 2 merupakan kesatuan karena ayat pertama dan terakhirnya mengandung kata yang sama, berbahagialah (1:1; 2:12).

PENGGALIAN

Ayat 1. Berbahagialah (Ing. blessed). Di dalam Perjanjian Lama, istilah ini sering digunakan untuk menyatakan seseorang yang ada dalam keadaan yang baik sehingga layak untuk diberi ucapan selamat. Kata ini senada dengan ucapan bahagia dalam dalam Mat. 5:3-11 (bnd. Yak. 1:12), menandakanberkat yang lebih bermakna dibanding sekadar materi atau keadaan yang mengenakkan). Berjalan… berdiri… duduk. Merujuk pada perilaku yang masih segolongan dan tidak secara khusus menandakan suatu kesengajaan yang meningkat dari berjalan, berdiri, lalu duduk. Lebih tepat rangkaian ketiganya dimaknai sebagai keseluruhan gaya hidup. Di dalam bahasa Ibrani, gambaran berjalan sering digunakan untuk mengacu pada kehidupan atau perilaku seseorang. Orang fasik… orang berdosa. Sama-sama mengacu pada orang yang tidak mau taat kepada Allah. Pencemooh. Orang yang lebih terang-terangan merendahkan Allah dibanding orang fasik atau orang berdosa (bnd. penggunaannya dalam Ams. 1:22; 14:6; 24:9; 29:8).

Ayat 2. Taurat. Makna harfiahnya adalah ajaran atau instruksi. Secara khusus mengacu pada kelima kitab Musa, bagian terpenting dalam Kitab Suci orang Israel. Tetapi, kita bisa mengartikannya juga sebagai seluruh firman Tuhan. Merenungkan. Bukan hanya membaca, tetapi juga mempelajari dengan sungguh-sungguh.

Ayat 3. Keadaan orang benar digambarkan seperti pohon yang tumbuh subur di musim yang tepat (bnd. Yer. 17:8; Mzm. 92:12-14). Apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan dalam arti kesuksesan materi, tetapi kesuksesan secara rohani. Orang yang taat bisa mengalami kerugian, tetapi jalan hidupnya disertai Tuhan (Yos. 1:8). Tuhan Yesus pun, orang yang paling taat, tidak mengalami kesuksesan duniawi. Tetapi, semua tantangan tidak menggagalkan misi-Nya.

Ayat 4. Orang fasik. Sekam yang dihamburkan angin. Setelah digiling, biji gandum perlu dipisahkan dari sekamnya dengan cara dihamburkan ke udara. Sekam yang ringan akan terbang tertiup angin sementara biji gandum yang berat akan jatuh. Orang yang tidak taat pada Tuhan tidak ada nilainya, seperti sekam yang ringan itu.

Ayat 5. Orang berdosa. Berpadanan dengan kata orang fasik dalam ayat keempat. Tidak akan tahan dalam penghakiman. Orang yang tidak taat pada Tuhan akan menerima hukuman ketika hari Penghakiman. Mereka tidak akan masuk ke dalam umat Allah.

Ayat 6. Mengenal. Pengenalan yang intim, bukan sekadar tahu, dan ada nuansa berkenan. Orang benar. Bukan orang yang tanpa cela, tetapi orang yang bersandar pada Tuhan dan taat kepada-Nya.

Diolah dari berbagai sumber.

PELAJARAN UTAMA

  1. Allah akan memberkati orang-orang yang hidup taat kepada-Nya. Sebaliknya, orang-orang yang tidak taat kepada-Nya akan mengalami kerugian dan bahkan kebinasaan.
    1. Perlu diingat bahwa mazmur ini tidak mengajarkan ada orang-orang yang karena kesalehannya layak dibenarkan. Bagaimanapun juga, ketaatan terhadap hukum Tuhan ini tetap didasarkan atas anugerah yang dinyatakan dalam perjanjian/kovenan-Nya (bnd. Ef. 2:8-9).
  2. Semua pilihan ada konsekuensinya. Hanya jika kita memilih apa yang sesuai dengan kehendak Allah yang akan mendatangkan berkat dan keuntungan.

APLIKASI

  1. Pekalah terhadap cara hidup di sekitar Anda yang tidak sesuai dengan firman Tuhan, dan lakukanlah hal yang benar.
  2. Jangan mudah terperdaya dengan cara hidup yang kelihatannya enak. Ujilah semuanya berdasarkan terang firman Tuhan sebelum Anda terperangkap di dalamnya.

REFLEKSI

Yesus membuat jelas bahwa hanya ada dua jalan dalam hidup ini, yang disediakan bagi semua manusia; sangat penting untuk memilih jalan yang benar (Leon Morris)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah Anda setuju bahwa dalam kondisi tertentu, orang Kristen boleh melakukan kompromi? Jelaskan!
  2. Apa saja cara hidup yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Alkitab di sekitar Anda? Apa yang bisa Anda lakukan untuk mengambil jalan yang benar?

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply