Siasat Iblis dalam Menjebak Manusia (Kej. 3:1-6)

Siasat Iblis dalam Menjebak Manusia (Kej. 3:1-6)

Sun Tzu, seorang ahli strategi Tiongkok, pernah berkata, “Kenalilah dirimu dan kenalilah musuhmu.” Nasihat ini berguna juga bagi kita dalam menghadapi Iblis, musuh abadi kita. Maka supaya lebih waspada dengan tipuan Iblis, saya mengajak kita untuk mengenali dua strategi Iblis dalam menjebak Adam dan Hawa di taman Eden. Kiranya dapat menjadi pelajaran.

Siasat Pertama: Memelintir Kebenaran

Iblis tahu bahwa jika dia terang-terangan menampakkan kejahatannya, manusia tidak akan memercayainya. Maka, dia melakukan siasat yang manipulatif. Itulah sebabnya, ular berkata kepada Hawa, “semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya” (ay. 1) dan “kamu tidak akan mati” (ay. 4). Ini merupakan kebenaran yang dipelintir dari firman Allah di kisah sebelumnya (Kej. 2:16-17).

Sekarang ini, Iblis, Si Ular Tua (Why. 12:9), masih menggunakan cara yang sama dan terbukti masih ampuh. Misalnya, agama-agama di dunia ajarannya sepintas terlihat masuk akal dan baik sehingga banyak orang memercayainya. Tetapi firman Tuhan menyatakan bahwa di luar Kristus, manusia pasti binasa (Kis. 4:12). Sebaik apapun kelihatannya, ujungnya menuju maut (Ams. 14:12; 16:25). Apa gunanya? Maka Paulus pun mewanti-wanti bahwa Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang (2Kor. 11:14).

Siasat Kedua: Membuat Dosa Terlihat Menarik dan Penting

Setelah bercakap-cakap dengan Iblis, Hawa melihat bahwa buah terlarang itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya. Apalagi ketika memakannya, dia akan mendapat pengertian (ay. 6). Bagaimana mungkin hal seperti ini akan dilewatkan?

Banyak manifestasi dosa dalam dunia sekarang yang seperti ini. Misalnya, dari media sosial kita bisa mendapat banyak pengetahuan dan informasi. Maka banyak orang (bahkan para hamba Tuhan!) yang kecanduan. Mereka begitu keasyikan sampai lupa waktu. Tidak cuma melihat postingan yang lucu-lucu. Tetapi juga ujaran kebencian, pornografi, pamer, dan ajaran yang tidak sesuai firman Tuhan. Karena semuanya kelihatan menarik dan sayang untuk dilewatkan, orang pun nyaman terhisap di dalamnya.

Karena kedua siasat tadi, Hawa pun goyah. Dia meragukan Tuhan. “Jangan-jangan, ada yang Tuhan sembunyikan….” “Jangan-jangan, Tuhan cuma ingin menakut-nakuti ketika Dia berfirman tentang kematian…” Akhirnya Adam  dan Hawa jatuh dalam dosa dan semua keturunannya menanggung akibatnya.

Kemenangan Yesus Mematahkan Siasat Iblis

Beribu tahun sesudahnya, kisah yang mirip terjadi lagi. Kali ini di taman Getsemani. Iblis masih memakai strategi yang sama, yang telah memakan banyak korban di sepanjang Perjanjian Lama. Namun kali ini lawannya, Yesus, berbeda. Selain mengenal betul firman Bapa-Nya, Dia percaya penuh kepada-Nya. Maka, Iblis pun dibuat tak berkutik. Kemenangannya di taman Eden dibatalkan oleh kekalahannya di taman Getsemani. Puncaknya, di bukit Golgota, Iblis dihancurkan dan maut tidak berkuasa lagi (1Kor. 15:55).

Dari sini saya ingin menambahkan satu bagian lagi dari ajaran Sun Tzu, yang perlu diikuti oleh orang Kristen. Yaitu, kenalilah Tuhanmu dan ajaran-Nya! Dengan strategi ini, siasat Iblis seperti apapun tidak akan mempan. Amin.

REFLEKSI

Iblis tidak pernah menjual racunnya secara terang-terangan. Dia akan membungkusnya sebelum menawarkannya pada kita (Charles Spurgeon)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah siasat Iblis selalu berupa hal-hal yang menyenangkan? Jelaskan jawaban Anda!
  2. Apa bentuk siasat Iblis yang pernah Anda jumpai dalam keseharian? Bagaimana Anda mengatasinya?

REFERENSI AYAT ALKITAB

1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: ”Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”  2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: ”Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” 4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: ”Sekali-kali kamu tidak akan mati, 5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” 6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. (Kej. 3:1-6).

16 Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: ”Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 17 tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kej. 2:16-17)

Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. (Why. 12:9)

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. (Kis. 4:12)

  Ada jalan yang disangka orang lurus,

                tetapi ujungnya menuju maut. (Ams. 14:12)

  Ada jalan yang disangka lurus,

                tetapi ujungnya menuju maut. (Ams. 16:25)

Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. (2Kor. 11:14)

    Hai maut di manakah kemenanganmu?

              Hai maut, di manakah sengatmu?” (1Kor. 15:55)

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply