Tokoh Alkitab | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id Informasi Seputar Alkitab dan Dunia Pelayanan Kristen Sun, 13 Jun 2021 23:40:26 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.8.2 https://i1.wp.com/studibiblika.id/wp-content/uploads/2019/08/cropped-icon_512.png?fit=32%2C32&ssl=1 Tokoh Alkitab | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id 32 32 163375744 7 Fakta Tentang Yudas Iskariot yang Perlu Kamu Ketahui https://studibiblika.id/2021/06/14/7-fakta-tentang-yudas-iskariot-yang-perlu-kamu-ketahui/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=7-fakta-tentang-yudas-iskariot-yang-perlu-kamu-ketahui https://studibiblika.id/2021/06/14/7-fakta-tentang-yudas-iskariot-yang-perlu-kamu-ketahui/#respond Sun, 13 Jun 2021 23:40:15 +0000 http://studibiblika.id/?p=1453 Kamu pasti tahu siapa itu Yudas Iskariot. Dia dikenal sebagai "murid" yang mengkhianati Tuhan Yesus. Tetapi, apakah kamu juga tahu beberapa fakta penting seputar kehidupannya? Mari kita pelajari tokoh Alkitab yang kontroversial ini.

The post 7 Fakta Tentang Yudas Iskariot yang Perlu Kamu Ketahui first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Kamu pasti tahu siapa itu Yudas Iskariot. Dia dikenal sebagai “murid” yang mengkhianati Tuhan Yesus. Tetapi, apakah kamu juga tahu beberapa fakta penting seputar kehidupannya? Mari kita pelajari tokoh Alkitab yang kontroversial ini.

1. Latar Belakang

Nama Yudas (Yun. Ioudas) sebanding dengan nama Ibrani Yehuda (Ibr. Yehudah). Artinya, “memuji.” Sungguh ironis, bukan? Arti nama yang indah ini tidak sesuai dengan apa yang dia lakukan di kemudian hari. Alih-alih “dipuji,” dia malah dicela oleh banyak orang sampai sekarang ini.

Kemungkinan besar, Yudas berasal dari Kerioth, yang berada sekitar 22 kilometer sebelah selatan Hebron. Dalam bahasa Ibrani, Ishkeriyyoth berarti “laki-laki dari kampung Kerioth.” Namun ada beberapa teori lain mengenai asal-usul kata Iskariot dalam namanya.

2. Rekam Jejak

Dia pernah termasuk ke dalam satu dari kedua belas murid Yesus. Selama tiga tahun, dia mengikuti Yesus ke mana-mana: melihat-Nya melakukan berbagai mukjizat, mengusir setan, mengampuni dosa, mendengar ajaran-Nya, dan sebagainya.

Jika kita cermati, sesungguhnya posisi Yudas sangat istimewa. Dia menjadi saksi mata mengenai pelayanan Anak Allah di dunia ini dan mendengar banyak ajaran-Nya. Sayangnya, itu semua tidak mengubah hatinya untuk mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

3. Sering Mencuri Uang Kas

Yudas ditugaskan untuk memegang uang kas bagi ke-12 murid Yesus. Sangat mungkin dia dianggap memiliki ketrampilan khusus di bidang ini dan terlihat dapat dipercaya dibanding murid-murid yang lain. Namun demikian, dia sering mencuri uang itu (Yoh. 12:4-6; 13:29).

Hal ini juga menunjukkan bahwa Yudas sebenarnya sangat mirip dengan murid-murid lainnya. Bahkan, dia memiliki kelebihan tertentu (sehingga dipercaya mereka). Jadi, sangat penting bagi kita untuk instrospeksi diri, apakah kita “murid yang sejati” atau “murid yang palsu”? Apakah kita telah benar-benar bertanggung jawab atas kepercayaan dan pelayanan yang diberikan pada kita?

4. Sejak Awal Yesus Tahu Bahwa Yudas Bukanlah Murid yang Sejati

Apakah Yesus terkecoh oleh Yudas? Tidak. Sedari awal memilih kedua belas murid, Yesus sudah tahu siapa itu Yudas dan apa yang akan dilakukannya.

Jawab Yesus kepada mereka: “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.” (Yoh. 6:70)

Mengapa Yudas yang dipilih, merupakan misteri Allah yang tidak mampu kita pahami. Yang bisa kita percayai, hikmat Allah tidak mungkin keliru. Dia tidak pernah terkejut akibat salah mengambil keputusan.

5. Yudas Bersekongkol dengan Imam-Imam Kepala dan Mengkhianati Yesus

Alkitab tidak menyatakan secara jelas apa tujuan Yudas mengkhianati Yesus (karena uang atau juga ingin memanfaatkan Yesus untuk memberontak pada Roma).

Yang jelas, apa yang dilakukan Yudas itu merupakan kombinasi dari adanya kesempatan, kedagingan Yudas, dan strategi Iblis (Luk. 22:3). Jika kita dihadapkan pada kombinasi ketiga hal ini, waspadalah dan cepat-cepat memohon bantuan Roh Kudus supaya tidak salah melangkah.

6. Yudas Menyesal dan Bunuh Diri

Setelah Yesus dijatuhi hukuman mati, Yudas menyesal. Dia lalu mengembalikan uang yang 30 keping perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua. Walaupun tadinya bersekongkol, mereka menolak Yudas dan tidak peduli padanya.

Akibat penyesalan yang terlalu dalam itu, Yudas kemudian bunuh diri (baca: Mat. 27:3-10). Tetapi dia tidak bertobat.

Ada pepatah, “penyesalan selalu datang terlambat.” Namun sebenarnya, selama kita masih hidup, anugerah Tuhan tetap tersedia bagi mereka yang menyesal dan mau datang kepada-Nya.

Tuhan sanggup memulihkan hidup yang hancur dan menggunakan orang-orang yang tadinya salah jalan untuk menggenapi rencananya. Bukankah murid-murid yang lain, bahkan Paulus, tadinya juga keliru mengenal Yesus? Tetapi berbeda dengan Yudas, mereka mau membuka hati untuk mendapat pengampunan dari Tuhan.

7. Posisi Yudas Digantikan oleh Matias

Setelah kematian Yudas, murid-murid yang lain kemudian mengadakan pemilihan untuk menggantikan posisinya.

23 Lalu mereka mengusulkan dua orang: Yusuf yang disebut Barsabas dan yang juga bernama Yustus, dan Matias. 26 Lalu mereka membuang undi bagi kedua orang itu dan yang kena undi adalah Matias dan dengan demikian ia ditambahkan kepada bilangan kesebelas rasul itu. (Kis. 1:23, 26)

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari (bukan teladani) dari kisah Yudas

Pertama, siasat Iblis dan pemberontakan manusia bisa saja terjadi dengan begitu kejinya. Namun, semuanya tidak akan mampu mengubah rencana Tuhan. Tuhan mampu bekerja dalam situasi apapun yang terjadi di dunia ini sehingga suatu saat terbuka bahwa semua rencana Tuhan yang indah dan mulia digenapi (Rm. 8:28).

Kedua, periksa diri kita apakah sudah benar-benar menjadi orang percaya atau hanya ikut-ikutan saja. Lamanya kita menjadi “orang Kristen” dan banyaknya pelayanan tidak serta merta membuat kita jadi anak Tuhan (Mat. 7:22-23).

Ketiga, bertobatlah! Bertobat bukan hanya menyesali dosa, tetapi juga bersandar pada Kristus untuk menyelamatkan kita (Rm. 10:9, 13). Tidak ada “jalan keluar” lain bagi dosa.

The post 7 Fakta Tentang Yudas Iskariot yang Perlu Kamu Ketahui first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2021/06/14/7-fakta-tentang-yudas-iskariot-yang-perlu-kamu-ketahui/feed/ 0 1453
10 Fakta Unik Tentang Musa yang Wajib Kamu Ketahui https://studibiblika.id/2020/02/07/10-fakta-unik-tentang-musa-yang-wajib-kamu-ketahui/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=10-fakta-unik-tentang-musa-yang-wajib-kamu-ketahui https://studibiblika.id/2020/02/07/10-fakta-unik-tentang-musa-yang-wajib-kamu-ketahui/#respond Fri, 07 Feb 2020 01:48:16 +0000 http://studibiblika.id/?p=465 Siapa sih yang tidak kenal Musa? Sejak di Sekolah Minggu, kamu pasti sudah sering mendengar kisahnya. Sampai-sampai, beberapa

The post 10 Fakta Unik Tentang Musa yang Wajib Kamu Ketahui first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Siapa sih yang tidak kenal Musa? Sejak di Sekolah Minggu, kamu pasti sudah sering mendengar kisahnya. Sampai-sampai, beberapa produser Hollywood mengangkat kisahnya ke layar lebar. Sebut saja mulai dari The Ten Commandments (versi 1923 dan 1956) hingga Exodus: God and King (2014) yang disutradarai oleh Ridley Scott.

sumber gambar: merahputih.com

Tetapi tahukah kamu, selain mukjizat-mukjizat yang menyertainya ketika memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Musa juga memiliki beberapa catatan kehidupan yang unik.

1. Ketika bayi, Musa “dibuang” oleh orang tuanya

Ya, bayi Musa terpaksa dibuang oleh kedua orang tuanya karena mereka takut dengan raja Mesir yang memerintahkan untuk membunuh semua bayi keturunan Ibrani (bangsa Israel). Orang-orang Ibrani itu adalah keturunan Yakub. Mereka dulu mengungsi ke Mesir karena bencana kelaparan. Awalnya, keberadaan mereka diterima dengan baik karena Yusuf, salah satu keturunan Yakub, menjadi orang yang sangat berkuasa di Mesir. Namun setelah beberapa generasi, Mesir dipimpin oleh seorang raja yang tidak mengenal Yusuf. Karena orang-orang Ibrani makin bertambah banyak dan dikhawatirkan bisa mengadakan pemberontakan, maka raja Mesir itu menindas mereka dan berusaha menghabisi semua bayi laki-laki yang dilahirkan oleh orang-orang Ibrani.

sumber gambar: yiahara.com

Tetapi ia tidak dapat menyembunyikannya lebih lama lagi, sebab itu diambilnya sebuah peti pandan, dipakalnya dengan gala-gala dan ter, diletakkannya bayi itu di dalamnya dan ditaruhnya peti itu di tengah-tengah teberau di tepi sungai Nil; (Kel. 2:3)

2. Musa dibesarkan sebagai bangsawan di Mesir

Walaupun terlahir dari orang tua Ibrani, Musa diangkat anak oleh putri Firaun. Bahkan, nama Musa (artinya: “diangkat dari air”) juga diberikan oleh putri Firaun. Dengan kata lain, Musa adalah seorang bangsawan Mesir. Dengan status setinggi itu, wajar jika Musa mendapatkan pendidikan yang sangat baik. Tanpa dia tahu, sesungguhnya ini pun merupakan persiapan yang diberikan Tuhan. Keterampilan-keterampilan yang didapatnya di Mesir ini kelak sangat berguna bagi Musa dalam menjalani panggilan Tuhan.

Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: “Karena aku telah menariknya dari air.” (Kel. 2:10)

Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. (Kis. 7:22)

Apakah dengan mengenyam pendidikan terbaik di Mesir, Musa melupakan dirinya sebagai umat pilihan Tuhan? Ternyata tidak. Musa tetap disusui oleh ibu kandungnya sendiri. Kemungkinan besar, ibunya juga memberikan pemahaman-pemahaman dasar kepada Musa sebagai orang Israel. Itulah sebabnya ketika dewasa Musa tidak ragu untuk menunjukkan jati dirinya dan rela meninggalkan kehidupan yang mewah di Mesir (lihat poin ketiga).

5 Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya. 6 Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: “Tentulah ini bayi orang Ibrani.” 7 Lalu bertanyalah kakak anak itu kepada puteri Firaun: “Akan kupanggilkah bagi tuan puteri seorang inang penyusu dari perempuan Ibrani untuk menyusukan bayi itu bagi tuan puteri?” 8 Sahut puteri Firaun kepadanya: “Baiklah.” Lalu pergilah gadis itu memanggil ibu bayi itu. 9 Maka berkatalah puteri Firaun kepada ibu itu: “Bawalah bayi ini dan susukanlah dia bagiku, maka aku akan memberi upah kepadamu.” Kemudian perempuan itu mengambil bayi itu dan menyusuinya. (Kel. 2:5-9)

23 Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja. 24 Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, 25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. (Ibr. 11:23-25)

3. Musa memiliki catatan kriminal di masa mudanya

Jika kamu pernah merasa putus asa dengan masa lalu yang kelam, itu keliru. Musa ternyata juga mempunyai masa lalu yang kelam. Tidak hanya pernah “dibuang” oleh orang tuanya, tetapi dia juga memiliki catatan kriminal. Apa itu? Pembunuhan! Suatu kali, dia melihat budak Ibrani berkelahi dengan pengawas Mesir. Sebagai keturunan Ibrani, darah Musa mendidih. Dia lalu memukul pengawas tersebut hingga tewas. Kabar tersebut sampai ke telinga Firaun. Firaun sangat marah dan berikhtiar untuk membunuh Musa.

Karena takut, Musa melarikan diri ke Midian. Di sana dia menikah dengan perempuan Midian yang bernama Rehuellah Zipora. Selama kurang lebih 40 tahun, Musa lalu menjadi penggembala kambing domba mertuanya.

Walaupun dibesarkan di kalangan elit Mesir, Musa tetap memiliki solidaritas yang besar terhadap bangsanya. Sayangnya, dia belum mampu menyikapi sesuatu dengan benar sehingga terjadilah pembunuhan itu. Nantinya Musa akan ditempa karakternya oleh Tuhan, baik ketika menjadi penggembala kambing domba maupun penggembala bangsa Israel.

11 Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. 12 Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir. (Kel. 2:11-12)

24 Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, 25 karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. (Ibr. 11:24-25)

4. Musa menerima panggilan Tuhan pada usia 80 tahun

Mungkin kamu bayangkan, dengan perjalanan panjang yang dilalui Musa, maka pastilah dia masih muda ketika menerima panggilan Tuhan. Keliru. Musa pertama kali menerima panggilan Tuhan pada usia yang tidak muda lagi, yaitu 80 tahun. Dan sebelum itu, dia hanyalah seorang penggembala kambing domba.

Perjalanan hidup Musa bisa dibagi menjadi tiga bagian. Usia 0-40 tahun sebagai bangsawan di Mesir. Usia 40-80 tahun sebagai penggembala kambing domba di Midian. Terakhir, usia 80-120 tahun sebagai pemimpin bangsa Israel dalam perjalanan di padang gurun.

Banyak orang merasa terlalu tua. Terlalu tua untuk kembali belajar…. Terlalu tua untuk berganti pekerjaan…. Atau terlalu tua untuk mengambil pelayanan tertentu… Ingat, Musa memulai karir pelayanannya “secara resmi” pada usia 80 tahun! Jangan pernah merasa terlalu tua untuk memulai sesuatu, apalagi kalau masih berusia 20-30-an tahun.

sumber gambar: findshepherd.com

1 Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. 2 Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api. 3 Musa berkata: “Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?” 4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: “Musa, Musa!” dan ia menjawab: “Ya, Allah.” 5 Lalu Ia berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” (Kel. 3:1-5)

5. Musa pernah membuat Tuhan murka karena enggan menerima panggilan-Nya

Semua orang Kristen pasti mengakui bahwa panggilan Tuhan adalah mulia. Tetapi, tidak jarang panggilan itu dirasa terlalu berat. Musa salah satu yang mendapat berpikir demikian. Karena itulah, ketika Tuhan memerintahkan Musa untuk mengeluarkan bangsanya dari tanah Mesir, Musa sempat ngeyel dan beberapa kali berbantah dengan Tuhan. Sampai-sampai, Tuhan murka (Kel. 4:14). Musa  enggan menerima panggilan Tuhan ini karena dia tahu betul sifat bangsanya.

Jika kamu berada di posisi Musa, apakah kamu juga akan melakukan hal yang sama? Jika Tuhan mengutus kamu untuk melakukan suatu pelayanan bagi-Nya, berdoalah minta hikmat dan kekuatan. Roh Kudus pasti akan memberimu kekuatan.

Tetapi Musa berkata kepada Allah: “Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” (Kel. 3:11)

Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya?  —  apakah yang harus kujawab kepada mereka?” (Kel. 3:13)

Lalu sahut Musa: “Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?” (Kel. 4:1)

Lalu kata Musa kepada TUHAN: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.” (Kel. 4:10)

Tetapi Musa berkata: “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus.” (Kel. 4:13)

Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman: “Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau, dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya. (Kel. 4:14)

6. Musa adalah orang yang sangat lembut hatinya

Mungkin kamu menganggap bahwa sebagai seorang pemimpin, apalagi yang memimpin bangsa yang tegar tengkuk, maka Musa pastilah orang yang keras hatinya. Tetapi, Alkitab justru mencatat bahwa hati Musa sangat lembut. Sampai-sampai, dia mendapat perlawanan dari saudara kandungnya sendiri, yaitu Miryam dan Harun. Namun akhirnya, Tuhan sendiri yang membela Musa. Miryam lalu diberi hukuman dengan penyakit kusta.

Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi. (Bil. 12:3)

7. Musa memimpin sekitar dua juta orang di padang gurun

Ya! Kamu tidak salah baca: dua juta orang! Alkitab mencatat bahwa rombongan bangsa Israel yang keluar dari Mesir berjumlah kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki. Itu tidak termasuk anak-anak dan perempuan. Jadi menurut perhitungan para ahli, totalnya ada sekitar dua juta orang.

Kamu mungkin pernah kewalahan memimpin belasan atau puluhan orang, baik itu sebagai ketua kelas, ketua panitia, atau ketua komisi pelayanan di gereja. Bayangkan kesulitan yang dihadapi Musa. Jika kapasitas tempat duduk di stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta sekitar 88.000 kursi, maka orang yang dipimpin Musa cukup untuk memenuhi 22 stadion GBK! Tambahan lagi, orang sebanyak itu bukan hanya duduk diam, tetapi mengembara di padang gurun. Harus bongkar pasang tenda, dan sebagainya. Dan jangan lupa, bangsa yang dipimpin Musa itu dikatakan Tuhan sebagai bangsa yang tegar tengkuk/keras kepala (Kel. 32:9). Bayangkan betapa berat beban Musa…

Interior stadion Gelora Bung Karno (sumber gambar: wikipedia.id)

37 Kemudian berangkatlah orang Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak. 38 Juga banyak orang dari berbagai-bagai bangsa turut dengan mereka; lagi sangat banyak ternak kambing domba dan lembu sapi. (Kel. 12:37-38)

8. Musa tidak ikut menikmati buah dari pelayanannya

Siapa sih yang tidak suka menikmati hasil kerja keras? Tetapi bagi para pelayan Tuhan, bukan itu yang utama. Apapun hasilnya, seorang pelayan Tuhan hanya diminta taat mengerjakan panggilan-Nya. Musa pernah “kelepasan” waktu bangsa Israel bersungut-sungut kekurangan air di Meriba. Musa marah. Tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan, dia memukulkan tongkatnya ke batu dan keluarlah air dari situ.

Bermula dari peristiwa itulah, Tuhan menyatakan kepada Musa bahwa dia tidak akan ikut menemani bangsanya untuk masuk ke tanah Kanaan. Kecewa? Mungkin. Tetapi walaupun begitu, Musa tetap menerima bagian yang luar biasa karena memasuki tanah Kanaan surgawi.

sumber gambar: shavei.org

12 Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.” 13 Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan TUHAN dan Ia menunjukkan kekudusan-Nya di antara mereka. (Bil. 20:12-13)

9. Misteri melingkupi kematian Musa

Banyak tokoh dunia yang kematiannya diliputi misteri. Sebut saja Bruce Lee (ahli beladiri paling terkenal). Atau Kurt Cobain (vokalis Nirvana). Ternyata, kematian Musa pun diliputi berbagai misteri. Salah satunya, tidak seorang pun yang tahu di mana letak kuburan Musa.

5 Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. 6 Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini. 7 Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang. 8 Orang Israel menangisi Musa di dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan karena Musa itu. (Ul. 34:5-8)

Misteri lain yang melingkupi seputar mayat Musa juga tercatat di dalam Perjanjian Baru. Hingga kini, para ahli belum mendapat jawaban yang pasti mengenai apa sebenarnya peristiwa yang menjadi latar belakang ayat ini.

Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: “Kiranya Tuhan menghardik engkau!” (Yud. 1:9)

10. Musa adalah nabi terbesar bangsa Israel

Memimpin dua juta orang keluar dari perbudakan. Mengirim 10 tulah yang menakutkan di Mesir. Membelah laut Teberau. Menulis hukum Taurat. Penulis Alkitab paling produktif (jika dihitung, kitab-kitab Taurat Musa memiliki porsi 20% dari keseluruhan Alkitab). Apa lagi yang kurang? Tidak heran, Musa layak diangkat sebagai nabi terbesar dalam Perjanjian Lama.

Tetapi sebenarnya, ada yang lebih hebat dibanding Musa. Siapa? Allah sendiri! Kalau kamu membaca kitab-kitab Taurat baik-baik, kamu akan mengerti bahwa Musa itu sebenarnya sama seperti kita. Dia punya banyak kelemahan. Dia punya masa lalu yang kelam. Dan dia juga pernah melakukan pekerjaan remeh, yaitu menggembalakan kambing domba, selama 40 tahun. Namun di balik itu semua, Allah membentuk karakter dan memakai pengalaman Musa untuk menggenapi rencana-Nya. Allah mengubah Musa, yang tadinya bukan siapa-siapa, menjadi salah satu tokoh kepemimpinan terbesar yang pernah hidup.

10 Seperti Musa yang dikenal TUHAN dengan berhadapan muka, tidak ada lagi nabi yang bangkit di antara orang Israel, 11 dalam hal segala tanda dan mujizat, yang dilakukannya atas perintah TUHAN di tanah Mesir terhadap Firaun dan terhadap semua pegawainya dan seluruh negerinya, 12 dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel. (Ul. 34:10-12)

Jika mengamati fakta-fakta tentang Musa seperti itu, pelajaran apa yang dapat diambil?

Pertama, panggilan Tuhan tidak bergantung pada kemampuan kamu, namun pada anugerah Tuhan. Walaupun begitu, bukan berarti kamu boleh meremehkan persiapan untuk melayani. Ingat, Musa sempat mengenyam pendidikan terbaik di Mesir. Sebelum menggembalakan umat Israel di padang gurun, dia juga sudah belajar menggembalakan kambing domba selama 40 tahun, kenal betul tantangan padang gurun seperti apa.

Kedua, jika sudah yakin bahwa Tuhan memanggil kamu dalam suatu pelayanan, maka jangan ragu lagi. Apapun rintangan yang akan kamu hadapi, maka Tuhan pasti akan memberikan penyertaan-Nya. Panggilan pelayanan ini tidak harus di gereja ya…. Bisa juga Tuhan memanggilmu untuk studi di jurusan tertentu, atau bekerja di tempat tertentu. Apapun itu, ingat selalu untuk menjalaninya bersama Tuhan.

Ketiga, ini yang perlu diperhatikan juga… Ada pepatah “bukan langkah pertama yang penting, tetapi langkah terakhir.” Artinya, banyak orang yang begitu bersemangat dalam menjalani panggilan Tuhan di awal. Namun karena suatu hal, mereka gagal melakukannya. Demikian pula yang terjadi dengan Musa.

Semoga kita sekalian dapat belajar dari kisah hidup Musa ya…. Jangan ragu untuk mengikut Tuhan, dan jangan ragu pula untuk menjalani panggilan Tuhan. Jika Tuhan menyertai Musa, maka Tuhan juga pasti akan menyertai kita. Amin.

The post 10 Fakta Unik Tentang Musa yang Wajib Kamu Ketahui first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2020/02/07/10-fakta-unik-tentang-musa-yang-wajib-kamu-ketahui/feed/ 0 465
Elimelekh: Kisah Penyelamatan Diri yang Berakhir Tragis https://studibiblika.id/2019/09/24/tokoh-alkitab-elimelekh/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=tokoh-alkitab-elimelekh https://studibiblika.id/2019/09/24/tokoh-alkitab-elimelekh/#respond Tue, 24 Sep 2019 09:44:18 +0000 http://studibiblika.id/?p=384 1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya

The post Elimelekh: Kisah Penyelamatan Diri yang Berakhir Tragis first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>

1 Pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah Israel. Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab untuk menetap di sana sebagai orang asing.
2 Nama orang itu ialah Elimelekh, nama isterinya Naomi dan nama kedua anaknya Mahlon dan Kilyon, semuanya orang-orang Efrata dari Betlehem-Yehuda; dan setelah sampai ke daerah Moab, diamlah mereka di sana.
3 Kemudian matilah Elimelekh, suami Naomi, sehingga perempuan itu tertinggal dengan kedua anaknya.

(Rut 1:1-3)

Elimelekh pergi ke Moab bersama istri dan dua anaknya (dilukis oleh Alexandre Bila, hak cipta sudah kadaluarsa).

Elimelekh adalah seorang tokoh Alkitab yang mungkin sering terabaikan. Kisah hidupnya hanya tercatat dalam ketiga ayat di atas. Namun demikian, ada satu hal penting yang dapat kita pelajari dari kehidupannya.

Elimelekh (dalam bahasa Ibrani berarti “Allah adalah raja”) adalah suami Naomi. Dia adalah seorang kepala keluarga di daerah Betlehem-Yehuda. Dia hidup pada zaman para hakim memerintah (sekitar tahun 1100 S.M.). Karena negerinya sedang dilanda kelaparan, Elimelekh pun membawa keluarganya mengungsi ke tanah Moab. Wajar, bukan, seorang kepala keluarga menyelamatkan keluarganya?

Tetapi mari kita cermati ayat-ayat Alkitab lainnya. Kelaparan yang melanda Yehuda pada waktu itu sebenarnya menandakan hukuman Tuhan karena mereka tidak mau taat kepada-Nya (Ul. 11:14; 32:24; melanggar Im. 26:3-4). Buktinya, pada ayat terakhir kitab Hakim-Hakim (Hak. 21:25), tercatat bahwa pada masa itu “setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” Pada masa hakim-hakim, tercatat bahwa bangsa Israel mengalami masa kegelapan karena adanya kebobrokan di segala bidang.

Semua umat Tuhan pada masa itu memang mengalami kelaparan. Elimelekh sendiri pun tidak mungkin bisa mengubah keadaan karena dosa tersebut merupakan kesalahan kolektif bangsanya. Bukan akibat dosanya sendiri. Namun demikian, solusi yang diambil oleh Elimelekhlah yang membuat Tuhan tidak berkenan. Alih-alih bersandar pada Tuhan, dia malah pergi ke Moab. Padahal, Moab adalah musuh bebuyutan bangsa Israel (Bil. 22:1-25:9).

Tindakan Elimelekh ini mengingatkan kita pada kesalahan Bapa-Bapa bangsa Israel, Abraham, Ishak, dan Yakub, ketika mereka mengalami kelaparan (Kej. 12:10; 47:4; dan 26:1-3). Tindakan seperti itu menunjukkan bahwa Elimelekh mempunyai iman yang kecil terhadap masalah yang dihadapinya.  Dalam kitab Taurat, Tuhan sudah memperingatkan supaya umat-Nya tidak menjalin hubungan dengan orang-orang Moab (Ul. 23:3-6). Tetapi, Elimelekh mengabaikan peringatan tersebut (bahkan nantinya kedua anaknya mengawini perempuan Moab, sesuatu hal yang dilarang Tuhan dalam Ul. 7:1-4).

Apa yang terjadi dengan keluarga Elimelekh di Moab? Nasibnya sungguh tragis. Elimelekh meninggal. Demikian pula dengan kedua anak laki-lakinya, Mahlon dan Kilyon. Istrinya, Naomi, menjadi janda bersama dengan kedua menantu perempuannya, Orpa dan Rut. Sampai-sampai ketika pulang ke Betlehem, Naomi tidak mau dipanggil dengan nama aslinya artinya: manis), tetapi “Mara” (artinya: kepahitan). Dia tahu bahwa “tangan Tuhan teracung kepadanya” (Rut. 1:13).

Dari kisah hidup Elimelekh ini, kita belajar bahwa ketika menghadapi keadaan yang sulit, kita tidak boleh menggunakan cara yang mudah dan berlawanan dengan kehendak Tuhan untuk mengatasinya. Sebaik apapun kelihatannya, cara-cara tersebut justru akan membuat permasalahan hidup kita semakin rumit.

Lalu, apa yang harus kita lakukan? Mendekatlah pada Tuhan. Biarlah Dia memberikan hikmat-Nya kepada kita sehingga kita mampu melewatinya dengan cara yang berkenan pada Tuhan. Apa yang dilakukan oleh Elimelekh tersebut sangat ironis. Arti namanya “Allah adalah raja.” Akan tetapi, dia tidak percaya bahwa Allah mengontrol segala situasi kehidupan anak-anak-Nya di muka bumi.

Jika kita mempelajari kitab Rut ini hingga tuntas, kita akan melihat bahwa Allah berdaulat atas segala peristiwa yang ada di muka bumi ini (bahkan mengatur hingga ke masalah kecil, seperti pertemuan Rut dengan Boas). Oleh sebab itu, kita tidak perlu khawatir bahwa persoalan hidup kita akan membuat kita jatuh tergeletak.

Kemudian, kitab Rut juga mengajarkan bahwa Allah peduli terhadap permasalahan anak-anak-Nya. Walaupun sempat mengalami lika-liku kehidupan yang begitu tragis, Naomi akhirnya dipulihkan oleh Tuhan sehingga menantunya, Rut, menikah dengan Boas, penebus dari kaum keluarga Elimelekh. Nantinya, dari garis keturunan Rut akan lahir Raja Daud, yang merupakan jalur keturunan Mesias! Sungguh suatu berkat yang luar biasa.

Demikianlah yang akan dilakukan juga oleh Tuhan ketika kita menghadapi persoalan hidup. Bahkan, ketika kita sempat “salah arah” dan meragukan kasih-Nya, tangan-Nya tetap akan menopang kita. Karya Tuhan dalam hidup Elimelekh (dan juga Naomi) ini mengingatkan kita akan lagu berikut:

Jalan hidup orang benar
Diterangi oleh cah’ya Firman Tuhan
Jalan hidup orang benar
Semakin terang hingga rembang tengah hari
Apabila dia jatuh, tidaklah dibiarkan sampai terg’letak
S’bab tangan Tuhan jua yang menopangnya
Dan membangunkan dia kembali

The post Elimelekh: Kisah Penyelamatan Diri yang Berakhir Tragis first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2019/09/24/tokoh-alkitab-elimelekh/feed/ 0 384