{"id":1333,"date":"2021-03-20T04:49:04","date_gmt":"2021-03-20T04:49:04","guid":{"rendered":"http:\/\/studibiblika.id\/?p=1333"},"modified":"2021-05-19T20:20:41","modified_gmt":"2021-05-19T13:20:41","slug":"hidup-sebagai-umat-yang-kudus-ul-141-2","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/studibiblika.id\/2021\/03\/20\/hidup-sebagai-umat-yang-kudus-ul-141-2\/","title":{"rendered":"Hidup Sebagai Umat yang Kudus (Ul. 14:1-2)"},"content":{"rendered":"\n<figure class=\"wp-block-embed is-type-rich is-provider-spotify wp-block-embed-spotify wp-embed-aspect-21-9 wp-has-aspect-ratio\"><div class=\"wp-block-embed__wrapper\">\n<iframe title=\"Spotify Embed: Hidup Sebagai Umat yang Kudus (Ul. 14:1-2)\" width=\"100%\" height=\"232\" allowtransparency=\"true\" frameborder=\"0\" allow=\"encrypted-media\" src=\"https:\/\/open.spotify.com\/embed-podcast\/episode\/4ycyMfgh8Ntw29xI0SPhwY?si=1c96b68ab83d4c67\"><\/iframe>\n<\/div><\/figure>\n\n\n\n<p><strong>1 <\/strong>\u201cKamulah anak-anak TUHAN, Allahmu; janganlah kamu menoreh-noreh dirimu ataupun menggundul rambut di atas dahimu karena kematian seseorang;<strong> 2 <\/strong>sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, dan engkau dipilih TUHAN untuk menjadi umat kesayangan-Nya dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi.\u201d<strong> (Ul. 14:1-2)<\/strong><\/p>\n\n\n\n<p>Ketika mendengar kata \u201cumat yang kudus,\u201d apa yang ada dalam bayangan kita? Apakah orang-orang yang derajatnya hampir sama dengan malaikat, tidak pernah berbuat dosa? Atau, orang-orang yang ekstrim, antisosial dan tidak mau bergaul dengan yang lain? Kekudusan sering disalahartikan, dan juga diabaikan, oleh orang-orang Kristen. Akibatnya, tidak sedikit di antara orang Kristen yang hanya merasa senang karena telah menerima anugerah keselamatan, tetapi dalam kehidupan sehari-hari sama dengan orang lainnya.<\/p>\n\n\n\n<p>Di dalam kitab Ulangan, berulang kali bangsa Israel disebut sebagai \u201c<strong>umat yang kudus bagi TUHAN<\/strong>\u201d (<strong>7:6; 14:2, 21; 26:19<\/strong>). Apa artinya? Yang jelas, mereka bukan seperti malaikat. Kalau membaca Perjanjian Lama, kita akan mendapati bahwa bangsa Israel sering memberontak pada Tuhan. Ketika berada di padang gurun, entah berapa kali mereka mendukakan hati Tuhan: bersungut-sungut, melawan Musa, sampai membuat patung lembu emas. Jelas, mereka disebut \u201cumat yang kudus\u201d bukan karena kebaikan diri mereka sendiri.<\/p>\n\n\n\n<p>Bangsa Israel disebut \u201cumat yang kudus\u201d karena Tuhan telah memilih mereka untuk menjadi umat-Nya (<strong>7:6<\/strong>). Kudus artinya dipisahkan. Jadi, dengan menjadi umat yang kudus berarti bangsa Israel \u201cdikhususkan\u201d Tuhan untuk menjadi umat-Nya, tidak seperti bangsa-bangsa lain.<\/p>\n\n\n\n<p>Hal ini sangat penting mengingat kitab Ulangan ditulis kepada orang-orang Israel generasi kedua, yang lahir di padang gurun dan akan segera memasuki Tanah Perjanjian. Tuhan ingin ketika mereka masuk ke Tanah Perjanjian, mereka tidak berlaku seperti orang tua mereka dan hidup seperti bangsa-bangsa sekitar yang tidak mengenal Tuhan.<\/p>\n\n\n\n<p>Itulah sebabnya, jika kita membaca kitab-kitab Taurat, banyak sekali aturan. Bangsa Israel harus menjaga standar moral (Sepuluh Perintah), harus menjaga keharmonisan kehidupan masyarakat (banyak ayat di dalam kitab-kitab Taurat seputar kehidupan sosial), serta menjalankan kebiasaan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan (seperti cara berkabung dalam <strong>ay. 1<\/strong>).<\/p>\n\n\n\n<p>Lalu bagaimana penerapannya bagi kita pada saat ini? Apakah penebusan Kristus membuat kita terlepas dari perintah-perintah semacam itu? Memang, Kristus telah menebus kita sehingga kita tidak lagi berada di bawah hukum Taurat. Kita tidak lagi diminta untuk pantang makan-makanan haram, misalnya. Tetapi, kekudusan hidup harus tetap menjadi standar (<strong>1Ptr. 1:14-16<\/strong>) karena Kristus tidak hanya menebus kita supaya kita menerima keselamatan melainkan juga supaya kita juga dapat menjadi umat yang kudus bagi Tuhan.<\/p>\n\n\n\n<p>Bagaimana kita dapat hidup kudus? Singkatnya, semua yang kita pikirkan dan lakukan harus menyenangkan hati Tuhan, seperti apa yang diajarkan oleh Alkitab. Bagaimana kita menggunakan waktu, bermain medsos, menjalin relasi, bertutur kata, dan sebagainya harus sesuai firman Tuhan.<\/p>\n\n\n\n<p>Apakah dengan hidup kudus tidak akan menjadikan kita \u201corang aneh\u201d dan sulit bergaul? Ingat, Yesus adalah manusia paling kudus yang pernah hidup, tetapi justru sangat dekat dengan orang-orang yang disingkirkan masyarakat. Menjadi umat yang kudus bukan berarti memisahkan diri dari orang lain (bagaimana bisa menjadi <em>garam <\/em>dan <em>terang<\/em>, <strong>Mat. 5:13-16<\/strong>)? Kita tetap bisa menjadi umat yang kudus di tengah dunia yang cemar dengan hidup berdasar firman Tuhan. Justru itulah daya tarik kita sebagai orang Kristen.<\/p>\n\n\n\n<p>Siapa yang tidak mau mempekerjakan orang yang bisa dipercaya? Siapa yang tidak mau berteman dengan orang yang tidak \u201cbocor mulut\u201d? Siapa yang tidak mau berpacaran dengan orang yang tutur katanya baik dan membangun? Bukankah itu semua ciri-ciri orang yang hidup kudus? Marilah kita terus menjaga kekudusan hidup kita. Dengan hidup sebagai umat yang kudus, nama Tuhan akan dimuliakan dan kehadiran kita akan menjadi berkat bagi banyak orang di sekitar kita. <strong>Amin<\/strong>.<\/p>\n\n\n\n<p><strong>Pertanyaan-Pertanyaan untuk Direnungkan<\/strong><\/p>\n\n\n\n<ol type=\"1\"><li>Menurut Anda, apakah kekudusan akan mengurangi kenikmatan hidup kita? Jelaskan!<\/li><li>Apakah kekudusan hidup akan berlaku sama bagi semua manusia, walaupun dengan budaya, strata sosial, dan tradisi yang berbeda-beda?<\/li><\/ol>\n\n\n\n<p><strong>Ayat-Ayat Alkitab Pendukung<\/strong><\/p>\n\n\n\n<p>Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya.<strong> (Ul. 7:6)<\/strong><\/p>\n\n\n\n<p><strong>14 <\/strong>Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,<strong> 15 <\/strong>tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,<strong> 16 <\/strong>sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.<strong> (1Ptr. 1:14-16)<\/strong><\/p>\n\n\n\n<p><strong>13 <\/strong>&#8220;Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. <strong>14 <\/strong>Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.<strong> 15 <\/strong>Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.<strong> 16 <\/strong>Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.&#8221;<strong> (Mat. 5:13-16)<\/strong><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Ketika mendengar kata \u201cumat yang kudus,\u201d apa yang ada dalam bayangan kita? Apakah orang-orang yang derajatnya hampir sama dengan malaikat, tidak pernah berbuat dosa? Atau, orang-orang yang ekstrim, antisosial dan tidak mau bergaul dengan yang lain? Kekudusan sering disalahartikan, dan juga diabaikan, oleh orang-orang Kristen. Akibatnya, tidak sedikit di antara orang Kristen yang hanya merasa senang karena telah menerima anugerah keselamatan, tetapi dalam kehidupan sehari-hari sama dengan orang lainnya.<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1334,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_bbp_topic_count":0,"_bbp_reply_count":0,"_bbp_total_topic_count":0,"_bbp_total_reply_count":0,"_bbp_voice_count":0,"_bbp_anonymous_reply_count":0,"_bbp_topic_count_hidden":0,"_bbp_reply_count_hidden":0,"_bbp_forum_subforum_count":0,"_monsterinsights_skip_tracking":false,"_monsterinsights_sitenote_active":false,"_monsterinsights_sitenote_note":"","_monsterinsights_sitenote_category":0,"jetpack_post_was_ever_published":false,"_jetpack_newsletter_access":"","_jetpack_newsletter_tier_id":0,"footnotes":"","jetpack_publicize_message":"","jetpack_is_tweetstorm":false,"jetpack_publicize_feature_enabled":true,"jetpack_social_post_already_shared":true,"jetpack_social_options":{"image_generator_settings":{"template":"highway","enabled":false}}},"categories":[96],"tags":[45,421,422],"jetpack_publicize_connections":[],"aioseo_notices":[],"jetpack_sharing_enabled":true,"jetpack_featured_media_url":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2021\/03\/ethan-johnson-IzUyV6BbfQw-unsplash.jpg?fit=640%2C443&ssl=1","jetpack-related-posts":[{"id":1387,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2021\/05\/08\/kekudusan-dalam-beribadah-mzm-15\/","url_meta":{"origin":1333,"position":0},"title":"Kekudusan dalam Beribadah (Mzm. 15)","author":"admin","date":"May 8, 2021","format":false,"excerpt":"Sudah setahun lebih pandemi Covid-19 terjadi. Fenomena yang paling menonjol dalam dunia Kekristenan, yaitu ibadah online,menyingkapkan banyak hal. Misalnya, ketika ibadah normal, kita tentu terbiasa mempersiapkan diri sebelum pergi ke gereja (termasuk dalam hal berpakaian). Apakah persiapan yang sama juga kita lakukan ketika beribadah secara online? Apakah kita masih merasakan\u2026","rel":"","context":"In &quot;Renungan&quot;","block_context":{"text":"Renungan","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/renungan\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2021\/05\/brandon-morgan-GxbFfu6yRN0-unsplash.jpg?fit=640%2C360&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200,"srcset":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2021\/05\/brandon-morgan-GxbFfu6yRN0-unsplash.jpg?fit=640%2C360&ssl=1&resize=350%2C200 1x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2021\/05\/brandon-morgan-GxbFfu6yRN0-unsplash.jpg?fit=640%2C360&ssl=1&resize=525%2C300 1.5x"},"classes":[]},{"id":77,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2019\/06\/09\/seri-pa-sepuluh-perintah-perintah-kedua-jangan-membuat-bagimu-patung-yang-menyerupai-apapun\/","url_meta":{"origin":1333,"position":1},"title":"Jangan Membuat Bagimu Patung yang Menyerupai Apapun (Kel. 20:4-6)","author":"admin","date":"June 9, 2019","format":false,"excerpt":"\u201cJangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya,\u2026","rel":"","context":"In &quot;Renungan&quot;","block_context":{"text":"Renungan","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/renungan\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2019\/06\/11-6.jpg?fit=220%2C249&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200},"classes":[]},{"id":94,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2019\/06\/17\/makna-pentakosta-bagi-orang-kristen-masa-kini-kis-21-13\/","url_meta":{"origin":1333,"position":2},"title":"Makna Pentakosta bagi Orang Kristen Masa Kini (Kis. 2:1-13)","author":"admin","date":"June 17, 2019","format":false,"excerpt":"1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat.\u00a02\u00a0Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;\u00a03\u00a0dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus,\u2026","rel":"","context":"In &quot;Renungan&quot;","block_context":{"text":"Renungan","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/renungan\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2019\/06\/11-3.jpg?fit=1024%2C612&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200,"srcset":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2019\/06\/11-3.jpg?fit=1024%2C612&ssl=1&resize=350%2C200 1x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2019\/06\/11-3.jpg?fit=1024%2C612&ssl=1&resize=525%2C300 1.5x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2019\/06\/11-3.jpg?fit=1024%2C612&ssl=1&resize=700%2C400 2x"},"classes":[]},{"id":2398,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2023\/05\/27\/ketika-roh-kudus-tercurah-kis-21-13\/","url_meta":{"origin":1333,"position":3},"title":"Ketika Roh Kudus Tercurah (Kis. 2:1-13)","author":"admin","date":"May 27, 2023","format":false,"excerpt":"Roh Kudus adalah Pribadi Allah Tritunggal yang sering disalahtafsirkan. Saksi Yehuwa, misalnya, memaknai Roh Kudus sebatas \u201ctenaga aktif\u201d Allah. Sementara itu, ada orang-orang Kristen yang membatasi kehadiran Roh Kudus harus disertai tanda-tanda tertentu, misalnya bahasa roh. Sebagian lainnya malah tidak menyadari kehadiran-Nya dalam hidup mereka. Marilah kita belajar dari peristiwa\u2026","rel":"","context":"In &quot;Renungan&quot;","block_context":{"text":"Renungan","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/renungan\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2023\/05\/20150523_bkp504.jpg?fit=595%2C335&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200,"srcset":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2023\/05\/20150523_bkp504.jpg?fit=595%2C335&ssl=1&resize=350%2C200 1x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2023\/05\/20150523_bkp504.jpg?fit=595%2C335&ssl=1&resize=525%2C300 1.5x"},"classes":[]},{"id":1380,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2021\/04\/30\/apa-yang-dapat-kita-pelajari-dari-mazmur-77\/","url_meta":{"origin":1333,"position":4},"title":"Apa yang Dapat Kita Pelajari dari Mazmur 77?","author":"admin","date":"April 30, 2021","format":false,"excerpt":"Mazmur 77 mewakili orang-orang percaya yang berada dalam bibir jurang keputusasaan, ketika mereka mempertanyakan kasih Tuhan ketika mengalami penderitaan yang berat. Mazmur-mazmur ratapan (jumlahnya sekitar sepertiga dari kitab Mazmur) menunjukkan bahwa Allah tidak menolak umat-Nya ketika mereka menangis dan mempertanyakan kasih-Nya. Itu tidak selalu menunjukkan kelemahan iman.","rel":"","context":"In &quot;Artikel&quot;","block_context":{"text":"Artikel","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/artikel\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2021\/04\/kristina-tripkovic-nwWUBsW6ud4-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200,"srcset":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2021\/04\/kristina-tripkovic-nwWUBsW6ud4-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=350%2C200 1x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2021\/04\/kristina-tripkovic-nwWUBsW6ud4-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=525%2C300 1.5x"},"classes":[]},{"id":1135,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2020\/12\/26\/refleksi-masa-pandemi-ketika-umat-tuhan-terusir-dari-rumah-nya-rat-21-12\/","url_meta":{"origin":1333,"position":5},"title":"Refleksi Masa Pandemi: Ketika Umat Tuhan Terusir dari Rumah-Nya (Rat. 2:1-12)","author":"admin","date":"December 26, 2020","format":false,"excerpt":"https:\/\/open.spotify.com\/episode\/3qXJKqddB2B9eet43N4qbr?si=gZ9k2QBrTimo4dQOsgbxRA 1 Ah, betapa Tuhan menyelubungi puteri Sion dengan awan dalam murka-Nya! Keagungan Israel dilemparkan-Nya dari langit ke bumi. Tak diingat-Nya akan tumpuan kaki-Nya tatkala Ia murka. 2 Tanpa belas kasihan Tuhan memusnahkan segala ladang Yakub. Ia menghancurkan dalam amarah-Nya benteng-benteng puteri Yehuda. Ia mencampakkan ke bumi dan mencemarkan kerajaan\u2026","rel":"","context":"In &quot;Renungan&quot;","block_context":{"text":"Renungan","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/renungan\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2020\/12\/ketzij-guerra-lK7CzaWwOLc-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200,"srcset":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2020\/12\/ketzij-guerra-lK7CzaWwOLc-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=350%2C200 1x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2020\/12\/ketzij-guerra-lK7CzaWwOLc-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=525%2C300 1.5x"},"classes":[]}],"amp_enabled":true,"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1333"}],"collection":[{"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1333"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1333\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1334"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1333"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1333"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1333"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}