{"id":2589,"date":"2023-10-23T07:45:41","date_gmt":"2023-10-23T00:45:41","guid":{"rendered":"https:\/\/studibiblika.id\/?p=2589"},"modified":"2023-10-23T17:33:27","modified_gmt":"2023-10-23T10:33:27","slug":"ujian-kasih-1yoh-419-21","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/studibiblika.id\/2023\/10\/23\/ujian-kasih-1yoh-419-21\/","title":{"rendered":"Ujian Kasih (1Yoh. 4:19-21)"},"content":{"rendered":"\n

Di gerejanya, Bu Santi dikenal aktif. Setiap kali ada acara, dia pasti terlibat dalam kepanitiaan. Hingga suatu kali, Bu Santi terlibat perselisihan dengan Pak Rudi dalam kepanitiaan Natal. Semakin dekat perayaan Natal, perpecahan di antara mereka semakin tajam. Puncaknya, setelah acara Natal selesai dan ada pembubaran panitia, Bu Santi pun pamit mundur dari gereja.<\/p>\n\n\n\n

Kisah di atas adalah fiktif belaka. Namun, kejadian yang mirip berulang kali terjadi di banyak gereja. Gereja yang seharusnya menjadi tempat bersekutu malah menjadi tempat di mana orang-orang di dalamnya saling melukai. Sehingga, tidak sedikit orang yang memilih untuk tidak mau terlibat terlalu jauh dalam gereja daripada ujung-ujungnya terluka.<\/p>\n\n\n\n

Bagaimana dengan Anda? Sanggupkah Anda tetap mengasihi orang yang terus-menerus menguras emosi dan pikiran Anda? Mari kita belajar dari  Yohanes, yang sering disebut sebagai \u201crasul kasih,\u201d penulis surat ini.<\/p>\n\n\n\n

WAWASAN DUNIA ALKITAB<\/p>\n\n\n\n

Kasih merupakan natur Allah kedua yang ditekankan oleh Yohanes di dalam suratnya ini (4:8<\/strong>; melanjutkan terang<\/em> sebagai natur Allah yang pertama dibahas, 1:5<\/strong>). Karena Allah adalah kasih, maka orang-orang yang mengaku percaya kepada-Nya juga harus hidup di dalam kasih. Hal ini perlu Yohanes tekankan bagi para pembaca suratnya ini, yang sedang mengalami berbagai tantangan. Mulai dari permasalahan etika, godaan duniawi, guru-guru palsu, hingga penyembahan berhala. Tanpa saling mengasihi, mereka pasti terpecah.<\/p>\n\n\n\n

Di sinilah Yohanes menekankan bedanya kasih Kristen dengan kasih duniawi. Sebagai orang Kristen, mereka tidak dituntut untuk berusaha menghasilkan kasih dan membagikannya pada orang lain. Yang Allah minta hanyalah membagikan kasih yang telah mereka terima dari-Nya.<\/p>\n\n\n\n

Kasih Allah ini sangat besar, sampai-sampai Anak-Nya sendiri pun Dia kurbankan demi menebus mereka, orang-orang yang seharusnya layak dimurkai (ay. 19; Rm 5:10<\/strong>). Begitu besarnya kasih yang telah mereka terima dari Allah, sehingga mereka tidak mungkin kehabisan alasan dan kekuatan untuk berbagi kasih kepada orang lain, apalagi saudara seiman.<\/p>\n\n\n\n

Kemudian, ini juga menjadi semacam ujian. Sungguhkah mereka hidup di dalam Kristus? Ketika masih sulit untuk berbagi kasih, itu tandanya mereka belum memiliki relasi yang benar dengan-Nya (ay. 20-21<\/strong>). Jika Kristus saja rela memberikan nyawa-Nya, masih adakah orang-orang yang dianggap tidak layak untuk mereka kasihi? Jawabnya jelas: tidak ada!<\/p>\n\n\n\n

APLIKASI MASA KINI<\/p>\n\n\n\n

Selama masih di dunia, akan selalu ada \u201corang-orang sulit\u201d yang bisa membuat kita putus asa dalam mengasihi. Dalam kondisi seperti itu, maka perlu renungkan kembali, dari manakah sumber kasih kita? Jika kita berpikir untuk mengasihi orang lain karena orang itu baik atau kita mengasihi karena keadaan kita sedang baik, maka yakinlah suatu saat kita akan sulit mengasihi. Hanya jika dilandaskan pada kasih Tuhan, maka kita akan sanggup untuk mengasihi siapapun, dalam keadaan apapun, dan sampai kapanpun. Semakin mengalami kasih yang tak terbatas ini, maka kita tidak akan mudah dikecewakan orang. Amin.<\/p>\n\n\n\n

REFLEKSI<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Seperti apapun seseorang itu, kita harus tetap mengasihinya karena kita mengasihi Allah (John Calvin)<\/p>\n\n\n\n

PERTANYAAN DISKUSI<\/strong><\/p>\n\n\n\n

    \n
  1. Apakah tidak adanya konflik merupakan ukuran yang baik untuk mengatakan bahwa sebuah gereja sudah menjadi komunitas yang saling mengasihi? Jelaskan jawaban Anda!<\/li>\n\n\n\n
  2. Adakah saudara seiman yang saat ini menjadi beban pikiran Anda karena ucapan maupun sikapnya menyakiti hati Anda? Mintalah kekuatan dan hikmat dari Tuhan supaya Anda bisa mengasihinya dengan cara yang tepat. Kemudian, wujudkanlah itu kepadanya!<\/li>\n<\/ol>\n\n\n\n

    REFERENSI AYAT ALKITAB<\/strong><\/p>\n\n\n\n

    19  Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. 20  Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. 21  Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya. (1Yoh. 4:19-21<\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

    Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. (1Yoh. 4:8<\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

    Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! (Rm. 5:10<\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

    BACA JUGA:<\/strong><\/p>\n\n\n\n

    Allah Adalah Kasih (1Yoh. 4:7-8) | STUDIBIBLIKA.ID<\/a><\/p>\n\n\n\n

    Doa Paulus: Pengenalan akan Kasih Kristus (Ef. 3:18-19a) | STUDIBIBLIKA.ID<\/a><\/p>\n\n\n\n

    Mengapa mengasihi orang lain itu begitu sulit dilakukan? (gotquestions.org)<\/a><\/p>\n\n\n\n

    Mengasihi yang Sulit Dikasihi (Hos. 3:1-5) \u2013 GBT Kristus Pelepas<\/a><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

    Di gerejanya, Bu Santi dikenal aktif. Setiap kali ada acara, dia pasti terlibat dalam kepanitiaan. Hingga suatu kali,<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":2590,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_bbp_topic_count":0,"_bbp_reply_count":0,"_bbp_total_topic_count":0,"_bbp_total_reply_count":0,"_bbp_voice_count":0,"_bbp_anonymous_reply_count":0,"_bbp_topic_count_hidden":0,"_bbp_reply_count_hidden":0,"_bbp_forum_subforum_count":0,"_mi_skip_tracking":false,"_monsterinsights_sitenote_active":false,"_monsterinsights_sitenote_note":"","_monsterinsights_sitenote_category":0,"jetpack_post_was_ever_published":false,"_jetpack_newsletter_access":"","_jetpack_newsletter_tier_id":0,"jetpack_publicize_message":"","jetpack_is_tweetstorm":false,"jetpack_publicize_feature_enabled":true,"jetpack_social_post_already_shared":true,"jetpack_social_options":{"image_generator_settings":{"template":"highway","enabled":false}}},"categories":[96],"tags":[720,185,722,721,723,198],"jetpack_publicize_connections":[],"aioseo_notices":[],"jetpack_sharing_enabled":true,"jetpack_featured_media_url":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2023\/10\/andre-hunter-5otlbgWJlLs-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1","jetpack-related-posts":[{"id":48,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2019\/05\/25\/penerapan-pemikiran-kuyper-bagi-orang-kristen-masa-kini\/","url_meta":{"origin":2589,"position":0},"title":"Pemikiran Kuyper dan Penerapannya bagi Orang Kristen Masa Kini","author":"admin","date":"May 25, 2019","format":false,"excerpt":"\"Tidak ada satu inci pun dalam seluruh wilayah keberadaan manusia di mana Kristus yang berdaulat atas semuanya tidak berseru, \u2018Milik-Ku!\u2019\" Sumber: wikipedia.org Abraham Kuyper lahir pada 1837 di Belanda. Ayahnya adalah seorang pendeta. Setelah lulus dari fakultas teologi dan filsafat Universitas Leiden, dia melayani sebagai gembala di beberapa gereja Reformed\u2026","rel":"","context":"In "Artikel"","block_context":{"text":"Artikel","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/artikel\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2019\/05\/11.jpg?fit=503%2C375&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200},"classes":[]},{"id":2096,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2022\/07\/10\/allah-adalah-kasih-1yoh-47-8\/","url_meta":{"origin":2589,"position":1},"title":"Allah Adalah Kasih (1Yoh. 4:7-8)","author":"admin","date":"July 10, 2022","format":false,"excerpt":"Kasih merupakan salah satu natur Allah yang sering disalahpahami. Kejatuhan dalam dosa membuat manusia terjerumus untuk menurunkan standar kasih Allah. Misalnya, karena beralasan bahwa Allah adalah kasih, banyak orang yang menuntut bahwa pernikahan sejenis juga berhak untuk diberkati di gereja. Kekeliruan pemahaman tentang Allah juga terjadi pada masa Yohanes. Ada\u2026","rel":"","context":"In "Renungan"","block_context":{"text":"Renungan","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/renungan\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2022\/07\/debby-hudson-jcc8sxK2Adw-unsplash.jpg?fit=640%2C359&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200,"srcset":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2022\/07\/debby-hudson-jcc8sxK2Adw-unsplash.jpg?fit=640%2C359&ssl=1&resize=350%2C200 1x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2022\/07\/debby-hudson-jcc8sxK2Adw-unsplash.jpg?fit=640%2C359&ssl=1&resize=525%2C300 1.5x"},"classes":[]},{"id":441,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2019\/12\/13\/khotbah-yoh-1514-15-ketika-kita-sulit-mengasihi-sesama\/","url_meta":{"origin":2589,"position":2},"title":"Ketika Kita Sulit Mengasihi Sesama (Yoh. 15:14-15)","author":"admin","date":"December 13, 2019","format":false,"excerpt":"12 Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.\u00a013 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.\u00a014 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.\u00a015 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang\u2026","rel":"","context":"In "Renungan"","block_context":{"text":"Renungan","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/renungan\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/11.jpg?fit=875%2C480&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200,"srcset":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/11.jpg?fit=875%2C480&ssl=1&resize=350%2C200 1x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/11.jpg?fit=875%2C480&ssl=1&resize=525%2C300 1.5x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2019\/12\/11.jpg?fit=875%2C480&ssl=1&resize=700%2C400 2x"},"classes":[]},{"id":2084,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2022\/07\/06\/allah-adalah-terang-1yoh-15-7\/","url_meta":{"origin":2589,"position":3},"title":"Allah Adalah Terang (1Yoh. 1:5-7)","author":"admin","date":"July 6, 2022","format":false,"excerpt":"Seorang teolog berkata, \u201cPengenalan terhadap Allah akan memengaruhi bagaimana seseorang hidup.\u201d Jika kita keliru mengenal Allah, maka kita juga akan memiliki pola hidup yang keliru. Misalnya, jika kita berpikir kekudusan Allah itu seperti manusia, bisa dipermainkan, maka kita akan bermain-main pula dengan kekudusan. \u201cAh, tidak apa-apa pacaran nyerempet-nyerempet sedikit. Allah\u2026","rel":"","context":"In "Renungan"","block_context":{"text":"Renungan","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/renungan\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2022\/07\/ivana-cajina-dQejX2ucPBs-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200,"srcset":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2022\/07\/ivana-cajina-dQejX2ucPBs-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=350%2C200 1x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2022\/07\/ivana-cajina-dQejX2ucPBs-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=525%2C300 1.5x"},"classes":[]},{"id":1084,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2020\/11\/14\/kekuatan-di-tengah-kesulitan-hidup-2kor-127-10\/","url_meta":{"origin":2589,"position":4},"title":"Kekuatan di Tengah Kesulitan Hidup (2Kor. 12:7-10)","author":"admin","date":"November 14, 2020","format":false,"excerpt":"https:\/\/open.spotify.com\/episode\/5h6RW9pS7TSonoGWx6OaSd?si=G72E6lseQ4-EwMqE8pZ7DA 7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. 8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur\u2026","rel":"","context":"In "Renungan"","block_context":{"text":"Renungan","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/renungan\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2020\/11\/damir-spanic-SBf_Ab2_A0c-unsplash.jpg?fit=640%2C376&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200,"srcset":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2020\/11\/damir-spanic-SBf_Ab2_A0c-unsplash.jpg?fit=640%2C376&ssl=1&resize=350%2C200 1x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2020\/11\/damir-spanic-SBf_Ab2_A0c-unsplash.jpg?fit=640%2C376&ssl=1&resize=525%2C300 1.5x"},"classes":[]},{"id":1758,"url":"https:\/\/studibiblika.id\/2021\/11\/13\/masih-perlukah-ibadah-fisik-di-zaman-yang-serba-online\/","url_meta":{"origin":2589,"position":5},"title":"Masih Perlukah Ibadah Fisik di Zaman yang Serba Online?","author":"admin","date":"November 13, 2021","format":false,"excerpt":"Kata orang, sekarang zaman digital. Mau apa-apa tinggal klik. Mulai dari pesan makanan, pesan tiket pesawat, buka rekening bank, bahkan bekerja dilakukan secara online. Praktis. Rupanya, budaya serba online ini juga merambah ke gereja. Apalagi, sejak adanya pandemi Covid-19. Buktinya, banyak gereja \u201cdipaksa\u201d untuk menyelenggarakan ibadahnya secara online. Saya ingat,\u2026","rel":"","context":"In "Fenomena Kehidupan"","block_context":{"text":"Fenomena Kehidupan","link":"https:\/\/studibiblika.id\/category\/fenomena-kehidupan\/"},"img":{"alt_text":"","src":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2021\/11\/libby-penner-8zsBofKrhP8-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=350%2C200","width":350,"height":200,"srcset":"https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2021\/11\/libby-penner-8zsBofKrhP8-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=350%2C200 1x, https:\/\/i0.wp.com\/studibiblika.id\/wp-content\/uploads\/2021\/11\/libby-penner-8zsBofKrhP8-unsplash.jpg?fit=640%2C427&ssl=1&resize=525%2C300 1.5x"},"classes":[]}],"amp_enabled":true,"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2589"}],"collection":[{"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=2589"}],"version-history":[{"count":4,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2589\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":2595,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/2589\/revisions\/2595"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/media\/2590"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=2589"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=2589"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/studibiblika.id\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=2589"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}