bahasa roh | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id Informasi Seputar Alkitab dan Dunia Pelayanan Kristen Sat, 27 May 2023 12:43:44 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.2.2 https://i0.wp.com/studibiblika.id/wp-content/uploads/2019/08/cropped-icon_512.png?fit=32%2C32&ssl=1 bahasa roh | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id 32 32 163375744 Ketika Roh Kudus Tercurah (Kis. 2:1-13) https://studibiblika.id/2023/05/27/ketika-roh-kudus-tercurah-kis-21-13/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=ketika-roh-kudus-tercurah-kis-21-13 https://studibiblika.id/2023/05/27/ketika-roh-kudus-tercurah-kis-21-13/#respond Sat, 27 May 2023 09:21:33 +0000 https://studibiblika.id/?p=2398 Roh Kudus adalah Pribadi Allah Tritunggal yang sering disalahtafsirkan. Saksi Yehuwa, misalnya, memaknai Roh Kudus sebatas “tenaga aktif”

The post Ketika Roh Kudus Tercurah (Kis. 2:1-13) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Roh Kudus adalah Pribadi Allah Tritunggal yang sering disalahtafsirkan. Saksi Yehuwa, misalnya, memaknai Roh Kudus sebatas “tenaga aktif” Allah. Sementara itu, ada orang-orang Kristen yang membatasi kehadiran Roh Kudus harus disertai tanda-tanda tertentu, misalnya bahasa roh. Sebagian lainnya malah tidak menyadari kehadiran-Nya dalam hidup mereka. Marilah kita belajar dari peristiwa turunnya Roh Kudus di hari Pentakosta.

WAWASAN DUNIA ALKITAB

Pentakosta merupakan salah satu dari tiga hari raya utama Yahudi (selain Paskah dan Hari Raya Pondok Daun). Di dalam Perjanjian Lama, Pentakosta dirayakan pada hari kelimapuluh setelah Paskah dan umat Yahudi diminta untuk mempersembahkan hasil panen pertama mereka. Kemudian di zaman Perjanjian Baru, Tuhan memilih hari Pentakosta untuk menandai turunnya Roh Kudus dalam diri orang-orang percaya (seperti yang dijanjikan dalam Yoël 2:28-29, Lukas 3:16, dan Kisah Para Rasul 1:5). Tuhan memilih waktu yang tepat karena pada hari itu, orang-orang Yahudi dari seluruh penjuru berkumpul di Yerusalem. Dengan begitu, Tuhan dapat menyatakan rencana-Nya bahwa Injil harus tersebar ke berbagai bangsa dan bahasa.

Makna turunnya Roh Kudus dapat kita pelajari dari beberapa mukjizat yang terjadi di hari Pentakosta. Misalnya, angin dan api yang sejak Perjanjian Lama sering menandakan kehadiran Allah (Ayb. 38:1; Kel. 19:18). Api yang juga menandakan penyucian dan penghakiman (Yes. 4:4) dinyatakan dalam bentuk seperti lidah-lidah api. Ini menunjukkan bahwa Allah yang kudus ingin berkomunikasi dengan umat-Nya dan memurnikan mereka.

Mukjizat selanjutnya, murid-murid berkata-kata dalam bahasa lain (ay. 5-11). Perhatikan bahwa ini adalah bahasa manusia biasa, bukan yang biasa dikenal sebagai bahasa roh (dalam arti bahasa yang bukan bahasa manusia; lebih tepat ditarik dari bagian lain seperti 1 Korintus 12-14). Tanda-tanda ini menandai dimulainya pelayanan misi yang dikerjakan oleh Roh Kudus melalui para rasul sehingga Injil tersebar ke berbagai bangsa dan bahasa.

APLIKASI MASA KINI

Roh Kudus telah berdiam dalam diri kita (seperti yang dijanjikan dalam Yoh. 14:17) sehingga kita dapat bertobat, berelasi dengan Kristus, dan taat pada-Nya. Hanya oleh karya Roh Kudus, kita bisa menjalani hidup yang bermakna dan berkenan pada Allah. Oleh sebab itu, libatkanlah selalu  dalam hidup kita.

Kemudian, seperti Roh Kudus yang mewartakan karya Allah untuk dapat dimengerti berbagai bangsa, maka kita pun harus meruntuhkan tembok pemisah dalam pemberitaan Injil. Orang-orang dari berbagai suku, status sosial, karakter, semuanya layak mendengar Injil dan mendapat kasih Tuhan.

Akan selalu ada orang-orang yang menolak Injil (seperti ay. 13). Risikonya pun bisa bermacam-macam, termasuk kematian seperti yang dialami oleh para rasul. Tetapi, ini adalah isi hati Allah untuk kita (sebagai gereja) lakukan. Ingat, pekabaran Injil adalah karya Roh Kudus. Dia akan memperlengkapi semuanya. Kita hanya diminta taat pada pimpinan-Nya. Amin.

REFLEKSI

Sebelum Pentakosta, murid-murid sulit untuk melakukan hal-hal yang mudah; setelah Pentakosta, mereka menjadi mudah melakukan hal-hal yang sulit (Adoniram Judson “AJ” Gordon)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apa saja yang mungkin terjadi jika sebuah pelayanan dijalankan tanpa adanya kehadiran dan pimpinan Roh Kudus?
  2. Sebutkan beberapa hal yang membuat Anda yakin bahwa Roh Kudus telah berdiam dalam diri Anda. Jika belum yakin, berdoalah memohon hikmat Tuhan.

REFERENSI AYAT ALKITAB

1 Ketika tiba hari Pentakosta, mereka semua berkumpul di satu tempat.  2 Tiba-tiba terdengarlah bunyi dari langit seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti lidah api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4 Lalu mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan.

5 Waktu itu di Yerusalem tinggal orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 6 Ketika terdengar bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka terkejut karena mereka masing-masing mendengar orang-orang percaya itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata, “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? 8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa tempat kita dilahirkan; 9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.” 12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain, “Apa artinya ini?” 13 Tetapi yang lain menyindir, “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.”. (Kis. 2:1-13)

14  “Tiga kali setahun haruslah engkau mengadakan perayaan bagi-Ku. 15  Hari raya Roti Tidak Beragi haruslah kaupelihara; tujuh hari lamanya engkau harus makan roti yang tidak beragi, seperti yang telah Kuperintahkan kepadamu, pada waktu yang ditetapkan dalam bulan Abib, sebab dalam bulan itulah engkau keluar dari Mesir, tetapi janganlah orang menghadap ke hadirat-Ku dengan tangan hampa. 16  Kaupeliharalah juga hari raya menuai, yakni menuai buah bungaran dari hasil usahamu menabur di ladang; demikian juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau mengumpulkan hasil usahamu dari ladang. 17  Tiga kali setahun semua orangmu yang laki-laki harus menghadap ke hadirat Tuhanmu TUHAN. (Kel. 23:14-17)

15 Kemudian kamu harus menghitung, mulai dari hari sesudah sabat itu, yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan, harus ada genap tujuh minggu; 16 sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari; lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada TUHAN. (Im. 23:15-16)

28 “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. 29 Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.” (Yl. 2:28-29)

Maka dari dalam badai TUHAN menjawab Ayub: (Ayb. 38:1)

Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. (Kel. 19:18)

apabila TUHAN telah membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili dan yang membakar. (Yes. 4:4)

Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu, “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripada aku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (Luk. 3:16)

Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. (Kis. 1:5)

yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. (Yoh. 14:17)

BACA JUGA:

https://www.gotquestions.org/Indonesia/hari-Pentakosta.html

The post Ketika Roh Kudus Tercurah (Kis. 2:1-13) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2023/05/27/ketika-roh-kudus-tercurah-kis-21-13/feed/ 0 2398
Apakah Semua Orang Kristen Harus Bisa Berbahasa Roh? https://studibiblika.id/2020/05/29/apakah-semua-orang-kristen-harus-bisa-berbahasa-roh/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=apakah-semua-orang-kristen-harus-bisa-berbahasa-roh https://studibiblika.id/2020/05/29/apakah-semua-orang-kristen-harus-bisa-berbahasa-roh/#comments Fri, 29 May 2020 14:00:52 +0000 https://studibiblika.id/?p=922 Bahasa roh/bahasa lidah (glossolalia) merupakan fenomena yang umum menjadi perdebatan di kalangan Kekristenan. Karena fenomena ini tercatat dalam

The post Apakah Semua Orang Kristen Harus Bisa Berbahasa Roh? first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Bahasa roh/bahasa lidah (glossolalia) merupakan fenomena yang umum menjadi perdebatan di kalangan Kekristenan. Karena fenomena ini tercatat dalam Alkitab, mari kita pelajari baik-baik…..

Yang pertama harus diperhatikan adalah, bahasa yang terdapat di dalam Kis. 2:1-13 jelas merupakan bahasa manusia. Buktinya, orang-orang mendengar para rasul itu berbicara dalam bahasa asal mereka sendiri (perhatikan ay. 7-11).

Bahasa roh yang sering dimaksudkan orang, yaitu bahasa yang tidak dimengerti manusia, didukung oleh 1Kor. 12-14. Dalam bagian ini, Paulus menyiratkan bahasa tersebut bukan bahasa manusia biasa (1Kor. 13:1; 14:2, 11, 13-19, 23).

Karena itulah, dalam terjemahan BIMK disebut “bahasa yang ajaib.” Jangan buru-buru menganggap bahasa roh tidak ada.

Namun demikian, ada hal-hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan ini….

1. Alkitab tidak menyatakan bahwa semua orang harus bisa berbahasa roh.

Ini sangat jelas terlihat dari konstruksi gramatika yang digunakan dalam bahasa Yunaninya. Dalam 1Kor. 12:29-30, pertanyaan Paulus menggunakan kata μὴ (), yang menegaskan bahwa jawaban dari pertanyaan tersebut adalah tidak.

Adakah mereka semua mendapat karunia untuk… berkata-kata dalam bahasa roh?

Jawaban tersirat: TIDAK!

2. Alkitab mengatur penggunaan bahasa roh dalam ibadah.

Misalnya, orang yang berbahasa roh dalam suatu pertemuan ibadah harus berdiam diri jika tidak ada orang lain yang menafsirkannya (1Kor. 14:28).

Perhatikan ibadah di gereja kita. Seandainya pun “bahasa roh” yang dipakai oleh orang-orang masa kini (ataupun kita, yang yakin memiliki karunia ini) adalah asli, tepatkah jika digunakan sembarangan dalam ibadah?

3. Bahasa roh bukan merupakan tanda bagi orang beriman.

Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, bukan untuk orang yang beriman, tetapi untuk orang yang tidak beriman; (1Kor.14:22a)

Alkitab sering menyatakan bahwa orang yang mencari “tanda-tanda” justru menunjukkan orang itu masih bayi rohani, bukan dewasa rohani.

4. Bahasa roh tidak berkaitan dengan tingkat kerohanian seseorang.

Ada yang menganggap bahwa ini terkait dengan dipenuhi Roh Kudus (Ef. 5:18). Padahal dalam ayat tersebut, dipenuhi Roh Kudus intinya keserupaan dengan Kristus. Inilah tanda kedewasaan rohani.

Kemudian, jika membaca surat 1Kor. baik-baik, walaupun bisa berbahasa roh namun di antara mereka malah ada perselisihan, perpecahan, dan dosa-dosa lainnya.

5. bahasa roh itu bukan merupakan salah satu unsur/karakteristik buah Roh.

22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. (Gal. 5:22-23).

Kesembilan karakteristik buah Roh itulah yang harus terwujud di dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan bahasa roh (karena tidak semua orang mendapatkannya).

Bagaimana sebaiknya sikap kita?

Kita harus memahami bahwa bahasa ini merupakan karunia Roh. Artinya, terserah Roh Kudus yang memberikan, jangan kita yang memaksakan untuk mendapatkannya.

Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya. (1Kor.12:11)

Kemudian jika ada di antara kita yang yakin memiliki karunia ini, namun justru menjadikan kita tinggi hati, maka itu berlawanan dengan sifat Roh Kudus sendiri.

Paulus sendiri, walaupun memahami pentingnya karunia Roh (termasuk bahasa roh), menyatakan bahwa tanpa kasih, semua karunia itu percuma (1Kor.13:1-3)!

Bagi kita yang tidak memiliki karunia bahasa roh juga tidak perlu merendahkan mereka yang merasa memiliki karunia ini!

The post Apakah Semua Orang Kristen Harus Bisa Berbahasa Roh? first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2020/05/29/apakah-semua-orang-kristen-harus-bisa-berbahasa-roh/feed/ 2 922
Makna Pentakosta bagi Orang Kristen Masa Kini (Kis. 2:1-13) https://studibiblika.id/2019/06/17/makna-pentakosta-bagi-orang-kristen-masa-kini-kis-21-13/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=makna-pentakosta-bagi-orang-kristen-masa-kini-kis-21-13 https://studibiblika.id/2019/06/17/makna-pentakosta-bagi-orang-kristen-masa-kini-kis-21-13/#respond Mon, 17 Jun 2019 11:27:02 +0000 https://studibiblika.id/?p=94 1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti

The post Makna Pentakosta bagi Orang Kristen Masa Kini (Kis. 2:1-13) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. 5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? 8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: 9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.” 12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?” 13 Tetapi orang lain menyindir: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.” (Kis. 2:1-13)

RENUNGAN

Cameron Towsend, seorang pemuda kelahiran Amerika Serikat tahun 1896, berkeinginan untuk mengabdi bagi negaranya dalam Perang Dunia I. Namun ternyata dia malah pergi bermisi ke Guatemala sambil menjual Alkitab bahasa Spanyol. Usahanya tersebut tidak membuahkan hasil karena mayoritas penduduk di sana adalah orang-orang Indian. Suatu kali, salah seorang penduduk malah bertanya kepadanya, “Jika Allahmu begitu pintar, mengapa Dia tidak berbicara dalam bahasa kami?”

Pertanyaan itu begitu mengusik hati Towsend. Dia yakin bahwa Tuhan mengerti bahasa suku tersebut (Cakchiquel). Akhirnya, Towsend menghabiskan waktu selama 17 tahun untuk mempelajari bahasa tersebut dan menerjemahkan seluruh Perjanjian Baru ke dalamnya. Inilah awal dimulainya pelayanan Wycliffe Bible Translators, sebuah lembaga misi yang khusus menekuni penerjemahan Alkitab.

Apa yang dialami oleh Towsend ini mengingatkan kita pada peristiwa Pentakosta. Pada hari itu, Roh Kudus dicurahkan kepada murid-murid Yesus. Kemudian, mereka, yang merupakan orang-orang Galilea, berkata-kata dalam berbagai bahasa yang dipakai orang-orang asing, seperti bahasa orang Partia, Media, Elam, Mesopotamia, hingga Arab (ay. 9-11). Setelah peristiwa Pentakosta, orang-orang percaya terus tersebar ke berbagai penjuru dunia untuk memberitakan Injil.

Dari sini kita dapat belajar bahwa Roh Kuduslah yang memampukan orang-orang percaya untuk menjadi saksi-saksi Kristus sebagaimana kitab Kisah Para Rasul. Tidak heran, beberapa ahli Alkitab menyatakan kitab ini sebenarnya lebih tepat disebut sebagai kitab Roh Kudus atau kitab Kisah Roh Kudus. Tanpa kekuatan Roh Kudus, tidak mungkin Injil dapat tersebar hingga berbagai pelosok dunia seperti sekarang ini.

Apa makna pencurahan Roh Kudus ini bagi orang-orang percaya pada masa kini? Sebagaimana Roh Kudus menggerakkan orang-orang percaya pada masa itu untuk menyebarkan Injil, kita pun yang telah menerima Roh Kudus selayaknya digerakkan untuk mengabarkan Injil. Kita bisa melanjutkan pelayanan Towsend (saat ini, sekitar 2000 bahasa masih belum mempunyai terjemahan Alkitab). Selain itu, kita pun bisa melakukan pekabaran Injil di dalam kehidupan sehari-hari, terutama kepada kenalan-kenalan kita yang belum percaya. Apapun bagian yang kita ambil, biarlah kemuliaan Tuhan dinyatakan sehingga banyak orang dari segala bangsa, suku, kaum, dan bahasa menyembah-Nya (Why. 7:9). Amin.

PENGGALIAN

Pentakosta merupakan istilah bahasa Yunani untuk menyebutkan salah satu perayaan dalam Perjanjian Lama, yaitu hari raya Tujuh Minggu (Im. 23:15-22, lihat juga Kel. 34:22; Bil. 28:26-31; Ul. 16:9-12). Hari raya ini jatuh pada hari kelimapuluh setelah Paskah (Paskah dalam Perjanjian Lama merayakan kasih Allah pada waktu melepaskan bangsa Israel dari Mesir, lih. Kel. 12:29-51). Itulah sebabnya  disebut Pentakosta (Pentēkostē dalam bahasa Yunani berarti “kelimapuluh”). Hari raya Pentakosta merupakan satu dari tiga hari raya terpenting Israel (Ul. 16:16). Pada hari raya ini, orang-orang Israel memperingati kebaikan Tuhan dalam akhir masa panen dan juga mengucap syukur atas kesuburan lahan pertanian.

Di awal kitab Kisah Para Rasul (Kis. 1:4-5, 8), Tuhan Yesus telah menjanjikan Roh Kudus akan dicurahkan kepada orang-orang percaya. Pencurahan Roh Kudus ini menandakan karya Tuhan Yesus dalam melakukan pembaruan kepada Yerusalem dan memungkinkan karya keselamatan-Nya menjangkau “sampai ke ujung dunia” (lihat Yes. 49:6). Janji ini tergenapi ketika mereka berkumpul pada hari Pentakosta. Oleh sebab itu, istilah Pentakosta kemudian digunakan oleh orang-orang Kristen sebagai peringatan atas turunnya Roh Kudus.

Peristiwa seputar kebangkitan Kristus hingga Pentakosta secara kronologis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tuhan Yesus, anak domba Paskah yang disembelih (1Kor. 5:7), mati sekitar hari raya Paskah menurut Yahudi (Yoh. 19:14);

2) Tuhan Yesus menampakkan diri secara berulang kali selama 40 hari dan naik ke surga (Kis. 1:3);

3) Sepuluh hari sesudahnya (50 hari sesudah Paskah), Roh Kudus dicurahkan.

Beberapa tanda ajaib yang menyertai peristiwa Pentakosta adalah:

Bunyi seperti tiupan angin keras. Angin sering dikaitkan sebagai perwujudan Roh Allah (2Sam. 22:16; Ayb. 38:1; Yeh. 37:9-10; Yoh.3:8). Ini menjadi tanda bahwa Allah sedang menyelesaikan pembaruan.

Lidah-lidah seperti nyala api. Api sering digambarkan sebagai lambang kehadiran Allah (Kel. 19:18; Yes. 66:15) dan juga penyucian atau penghakiman (Yes. 4:4; Yer. 7:20; Yl. 2:30-31; Mal. 3:2-4; 4:1). Penampakan lidah-lidah seperti nyala api ini dapat diartikan sebagai kehadiran Allah yang Kudus untuk berkomunikasi dengan umat-Nya dan menuntun mereka (lih. Kel. 3:2-5; 19:18; 24:27; 40:38).

Murid-murid bisa berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Apakah ini merupakan mukjizat pendengaran atau mukjizat berkata-kata? Dalam Kis. 2:6, 8 ditulis bahwa orang-orang mendengar bahasa asal mereka dikatakan oleh murid-murid. Sementara itu, klausa “seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” dalam Kis. 2:4 menunjukkan murid-murid memang berkata-kata dalam bahasa yang asing bagi mereka. Jadi, ini merupakan mukjizat pendengaran dan berkata-kata sekaligus. Perlu ditekankan bahwa bahasa-bahasa yang dimaksud di dalam bagian ini benar-benar merupakan bahasa manusia. Ini lain dengan bahasa lidah yang kemungkinan bukan bahasa manusia, seperti yang tertulis dalam 1Kor. 12-14.

Mukjizat ini menyatakan bahwa penghukuman Allah melalui keberagaman bahasa pada peristiwa menara Babel (Kej. 11:1-9) telah usai. Allah menunjukkan niat-Nya untuk menyatukan orang-orang “dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” (Why. 5:9-10; 7:9) di bawah pemerintahan Anak-Nya (Ef. 1:9-10), yang memberikan akses kepada Bapa melalui Roh Kudus (Ef. 2:14-18). Allah mewujudkan ini bukan melalui adanya bahasa tunggal, melainkan justru tetap menggunakan beragam bahasa. Pentakosta juga sangat terkait erat dengan dimulainya “Hari Tuhan” dalam kitab Yoel, sebagaimana yang dikhotbahkan Petrus dalam Kis. 2:14-21.

Pentakosta merupakan peristiwa yang sangat menentukan bagi tersebarnya Injil. Roh Kudus yang dicurahkan kepada orang-orang percaya menjadikan mereka memiliki keberanian dan kekuatan dalam mengabarkan Injil hingga ke ujung dunia.

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah berbahasa roh merupakan tanda yang mutlak dimiliki bagi orang yang sudah menerima Roh Kudus?Jelaskan jawaban Anda!

Panduan diskusi:

– “Bahasa roh” yang banyak dipraktikkan pada masa kini tidak sesuai dengan bahasa-bahasa yang dikatakan oleh para murid dalam Kis. 2:1-13. Di bagian ini, jelas disebutkan bahwa mereka berkata-kata dalam bahasa manusia. Bagian Alkitab yang mungkin bisa mendukung fenomena bahasa roh yang berbeda dengan bahasa manusia adalah 1Kor. 12-14.

– Namun di situ ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:

  • Menurut 14:28, orang yang berbahasa roh dalam suatu pertemuan ibadah harus berdiam diri jika tidak ada orang lain yang menafsirkannya bagi jemaat yang mendengarnya. Jadi, orang yang berbahasa roh dalam pertemuan ibadah masa kini sebenarnya tidak mengikuti tuntunan Alkitab.
  • Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa semua orang percaya harus memiliki karunia bahasa roh. Jika diteliti secara gramatika bahasa Yunani Koine (bahasa Yunani yang umum digunakan pada zaman Perjanjian Baru), ucapan Paulus dalam 12:29-30 menyiratkan bahwa tidak semua orang percaya harus bisa berbahasa roh. Terlebih lagi, Paulus justru menunjukkan ada hal yang lebih utama dibanding semua karunia, yaitu kasih (1Kor. 12:31-13:1-13).
  1. Apa makna Roh Kudus bagi diri Anda sendiri?

Panduan diskusi:

– Beberapa ayat yang menyebutkan pentingnya Roh Kudus dalam kehidupan dan pelayanan orang Kristen: menimbulkan kasih (Rm. 5:5); memberi tuntunan hidup (Rm. 7:6; 8:1-16; Gal. 5:16-26), mengenal Allah (1Kor. 2:10-16), memberi karunia (1Kor. 12:1-13; 14:1-40), pembaruan hidup (Tit. 3:5-6), dan sebagainya.

– Kehadiran Roh Kudus tidak hanya membuat kita bersukacita saja, tetapi juga memampukan kita untuk menjadi saksi-saksi-Nya. Inilah yang sebenarnya terjadi pada waktu Pentakosta. Tuntun peserta diskusi untuk benar-benar memahami poin ini dan ajak mereka memikirkan langkah-langkah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

BACA JUGA:

Ketika Roh Kudus Tercurah (Kis. 2:1-13)

The post Makna Pentakosta bagi Orang Kristen Masa Kini (Kis. 2:1-13) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2019/06/17/makna-pentakosta-bagi-orang-kristen-masa-kini-kis-21-13/feed/ 0 94