pekabaran Injil | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id Informasi Seputar Alkitab dan Dunia Pelayanan Kristen Sun, 07 May 2023 02:54:07 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.2.1 https://i0.wp.com/studibiblika.id/wp-content/uploads/2019/08/cropped-icon_512.png?fit=32%2C32&ssl=1 pekabaran Injil | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id 32 32 163375744 Menjadi Kristen Kok Malu? (Luk. 9:26) https://studibiblika.id/2023/05/06/menjadi-kristen-kok-malu-luk-926/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=menjadi-kristen-kok-malu-luk-926 https://studibiblika.id/2023/05/06/menjadi-kristen-kok-malu-luk-926/#respond Sat, 06 May 2023 06:23:15 +0000 https://studibiblika.id/?p=2349 Penganiayaan kepada orang-orang Kristen adalah berita yang selalu ada di sepanjang sejarah Kekristenan (misalnya, silakan klik berita ini).

The post Menjadi Kristen Kok Malu? (Luk. 9:26) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Penganiayaan kepada orang-orang Kristen adalah berita yang selalu ada di sepanjang sejarah Kekristenan (misalnya, silakan klik berita ini). Tidak jarang, itu membuat sebagian orang Kristen terpaksa menyembunyikan identitas iman mereka. Malu berdoa makan ketika berada di tempat umum, pindah kepercayaan karena mengikuti keinginan pacar, atau tiba-tiba mengenakan pakaian yang menjadi ciri agama tertentu ketika maju Pilkada, itu semua adalah contoh kecil yang biasa diperlihatkan oleh orang-orang Kristen yang malu mengakui Kekristenan mereka.

Jangan-jangan, Anda pun pernah melakukannya? Bagian ini adalah kekuatan bagi kita yang tengah menghadapi dilema ketika terjepit: tetap menjadi saksi Kristus atau menyembunyikan identitas iman kita.

WAWASAN DUNIA ALKITAB

Di awal pasal sembilan dari Injilnya, Lukas menceritakan tentang pengutusan para murid untuk memberitakan Injil (awal pasal 9), Tuhan Yesus juga menyatakan apa saja yang akan diterima seseorang ketika mau menjadi pengikut-Nya (ay. 23-27). Sungguh, bukan sesuatu yang enak. Bahkan, nyawa pun bisa hilang (ay. 27). Maka jangan heran ketika berita penganiayaan kepada orang-orang Kristen masih akan terus bermunculan.

Namun, di balik tantangan yang berat ini, ada janji Tuhan yang menguatkan bahwa kelak Dia akan datang kedua kalinya ke dunia ini. Tuhan Yesus menggambarkannya berdasar nubuat di kitab Daniel bahwa Anak Manusia akan diberi kekuasaan, kemuliaan, dan kerajaan dari Allah. Pada waktu itu, orang-orang dari segala bangsa akan datang menyembah-Nya dan Dia akan berkuasa selama-lamanya. Kerajaan-Nya tidak akan lenyap (Dan. 7:13-14).

Jadi, penghakiman pasti akan terjadi dan tidak ada seorang pun yang luput. Jangankan manusia, Iblis pun kelak akan bertekuk lutut dan menerima hukuman kekal (Why. 20:10). Kalau begitu, adakah hal atau orang yang di dunia ini menjadikan kita takut-takut untuk mengakui Kristus?

Kristus memaparkan pilihan: Jika kita malu mengakui-Nya, maka kelak Dia akan malu mengakui kita juga. Kata malu di sini bukan berarti malu secara perasaan. Tetapi, Kristus akan menolak kita ketika Dia datang kedua kalinya ke dunia. Maukah kita hanya demi “selamat” di dunia harus kehilangan keselamatan kekal?

APLIKASI MASA KINI

Apakah kita masih seperti para murid ketika Tuhan Yesus disalib, yang sibuk menyelamatkan diri? Atau, seperti para murid setelah kebangkitan Tuhan Yesus, yang sibuk menjadi saksi-Nya ke seluruh penjuru dunia? Ingatlah janji Tuhan ini bahwa Kerajaan Allah harus menjadi prioritas dibanding kenyamanan dan keselamatan diri. Maka, kita harus menjadi saksi Kristus yang baik dalam segala pikiran, ucapan, dan tindakan kita sehari-hari.

Memang ada situasi-situasi yang membuat hal ini menjadi berat. Tetapi yakinlah bahwa seberat-beratnya menjadi pengikut Kristus, jauh lebih berat lagi bagi mereka yang meninggalkan Kristus. Amin.

REFLEKSI

Bersaksi bagi Kristus bukanlah sesuatu yang bisa kita matikan dan hidupkan seperti layaknya sebuah televisi. Setiap orang percaya adalah seorang saksi sepanjang waktu – baik itu saksi yang baik ataupun yang buruk (Warren Wiersbe)

PERTANYAAN

1. Apa saja bantahan-bantahan tentang Kristus dan Injil yang pernah Anda terima? Bagaimana Anda menjawabnya? (Jika belum bisa menjawabnya, tanyakanlah pada pendeta atau pembina rohani di gereja Anda).

2. Apa bedanya antara toleransi/menghargai antarpemeluk agama dengan malu mengakui Kristus?

REFERENSI

23  Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 24  Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. 25  Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri? 26  Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus. 27  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Kerajaan Allah.” (Luk. 9:23-27)

13  Aku terus melihat penglihatan pada malam itu. Tampaklah seorang seperti Anak Manusia datang dengan awan-awan dari langit. Ia datang kepada Yang Lanjut Usianya itu dan dibawa ke hadapan-Nya. 14  Lalu, kepada-Nya dikaruniakan kekuasaan, kemuliaan, dan kerajaan sehingga orang-orang dari segala suku, bangsa, dan bahasa menyembah kepada-Nya. Kekuasaan-Nya adalah kekuasaan yang kekal, yang takkan lenyap, dan kerajaan-Nya adalah kerajaan yang takkan binasa. (Dan. 7:13-14)

dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya. (Why. 20:10)

BACA JUGA

Upah Mengikut Yesus (Mrk. 10:28-31) | STUDIBIBLIKA.ID

The post Menjadi Kristen Kok Malu? (Luk. 9:26) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2023/05/06/menjadi-kristen-kok-malu-luk-926/feed/ 0 2349
Kabarkanlah Injil ke Semua Orang (Rm. 10:11-13) https://studibiblika.id/2022/02/22/kabarkanlah-injil-ke-semua-orang-rm-1011-13/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=kabarkanlah-injil-ke-semua-orang-rm-1011-13 https://studibiblika.id/2022/02/22/kabarkanlah-injil-ke-semua-orang-rm-1011-13/#respond Tue, 22 Feb 2022 00:05:43 +0000 https://studibiblika.id/?p=1940 Salah satu pertanyaan yang sering diajukan orang kepada orang-orang yang pergi bermisi adalah, “Di lingkungan kita juga banyak

The post Kabarkanlah Injil ke Semua Orang (Rm. 10:11-13) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan orang kepada orang-orang yang pergi bermisi adalah, “Di lingkungan kita juga banyak orang yang belum Kristen, mengapa harus pergi jauh-jauh?” Wajar orang mengajukan pertanyaan ini karena tidak semua orang memahami mengapa kita harus bermisi (dalam arti, menjangkau orang di luar daerah atau ras kita).

Jawaban dari pertanyaan ini sederhana. Memang kita tidak boleh mengabaikan penjangkauan orang-orang di sekitar kita. Tetapi, kita juga tidak boleh mengabaikan Amanat Agung, yang perintahnya utamanya adalah, “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku…” (Mat. 19:19). Allah menghendaki bahwa “Segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan’” (Flp. 2:11). Artinya, tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang dikecualikan untuk menerima Injil. Semua boleh mendapatkannya. Jadi, gereja tidak boleh hanya berpusat ke dalam. Tetapi sekaligus juga gereja harus menjangkau ke luar.

Sejak awal suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus sudah menegaskan bahwa Injil ditawarkan kepada semua suku bangsa (Rm. 1:16). Melalui Kristus, Allah membuka jalan dan mempersatukan semua orang, baik orang Yahudi maupun bukan, untuk sama-sama menerima anugerah keselamatan. Jadi, apapun identitas kita dan seberapapun besar dosa kita, asalkan mengaku percaya pada Kristus, kita pasti diselamatkan (ay. 13).

Pemahaman ini menjadi dasar bagi orang-orang yang telah percaya pada Kristus untuk memiliki semangat memberitakan Injil kepada semua orang. Tidak heran, ada orang-orang Kristen yang rela pergi meninggalkan negaranya yang nyaman dan masuk ke hutan belantara tanpa fasilitas modern apapun, hanya demi memenangkan beberapa gelintir orang. Atau juga, ada orang-orang Kristen yang rela bertahun-tahun mengabdikan hidupnya untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa yang tidak populer.

Pola pikir misi yang benar seperti ini tentu berlawanan dengan pemikiran dunia yang menghitung segala sesuatu berdasar untung-rugi. Sayangnya, banyak orang Kristen, bahkan juga gereja, yang terjebak dalam pola pikir yang keliru. Misalnya, mereka hanya mau mendukung misionaris jika melihat ada potensi pertobatan yang besar di daerah tertentu. Ada juga gereja yang tidak rela mengalokasikan dananya ke pos pelayanan yang kurang populer atau “persembahannya sedikit.” Padahal mungkin di hati Tuhan, pos pelayanan itulah yang seharusnya paling banyak didukung.

Melalui bagian ini, marilah kita “bertobat” jika selama ini memiliki pandangan yang keliru tentang misi atau pemberitaan Injil. Karena itu kehendak Allah, maka kabarkanlah Injil ke semua orang. Semua orang artinya baik orang yang kita kenal maupun tidak. Baik orang yang kita pandang layak maupun tidak. Baik orang yang menyayangi kita maupun yang membenci kita. Sebagaimana kita telah diberi kesempatan untuk mendengar Injil, maka sudah selayaknya kita pun memberi kesempatan orang lain untuk mendengar Injil. Inilah yang dinamakan “utang Injil” (Rm. 1:14-15). Amin.

REFLEKSI

Kita harus menjadi seorang Kristen global (mendunia) yang memiliki visi global, karena Allah kita pun adalah Allah yang global (John R.W. Stott)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah yang akan terjadi pada gereja yang tidak memiliki wawasan misi (hanya berpusat ke dalam)?
  2. Bagaimana caranya Anda dapat mendukung pelayanan misi di daerah yang jauh dari tempat tinggal Anda (baik secara doa, daya, maupun dana)?

REFERENSI AYAT ALKITAB

11  Karena Kitab Suci berkata: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” 12  Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. 13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.(Rm. 10:11-13)

14  Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. 15  Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma. 16  Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. (Rm. 1:14-16)

The post Kabarkanlah Injil ke Semua Orang (Rm. 10:11-13) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2022/02/22/kabarkanlah-injil-ke-semua-orang-rm-1011-13/feed/ 0 1940
7 Fakta Adoniram Judson: Pekabar Injil bagi Burma https://studibiblika.id/2021/01/28/7-fakta-adoniram-judson-pekabar-injil-bagi-burma/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=7-fakta-adoniram-judson-pekabar-injil-bagi-burma https://studibiblika.id/2021/01/28/7-fakta-adoniram-judson-pekabar-injil-bagi-burma/#respond Thu, 28 Jan 2021 16:54:27 +0000 https://studibiblika.id/?p=1183 Burma (sekarang Myanmar) adalah negara dengan latar belakang Buddhisme yang sangat kental. Namun demikian, kini sudah ada sekitar 8,2% orang Kristen di sana (joshuaproject.net). Hal ini tidak terlepas dari karya Roh Kudus melalui para misionaris di sana, terutama Adoniram Judson. Artikel ini mengupas tujuh fakta pelayanannya yang luar biasa.

The post 7 Fakta Adoniram Judson: Pekabar Injil bagi Burma first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Burma (sekarang Myanmar) adalah negara dengan latar belakang Buddhisme yang sangat kental. Namun demikian, kini sudah ada sekitar 8,2% orang Kristen di sana (joshuaproject.net). Hal ini tidak terlepas dari karya Roh Kudus melalui para misionaris di sana, terutama Adoniram Judson.

Adoniram Judson (Sumber: wikipedia)

Mari kita mengenal tujuh fakta pelayanannya yang luar biasa….

1. Misionaris Amerika Pertama

Adoniram Judson (1788-1850) merupakan orang Amerika pertama yang menjadi misionaris (pekabar Injil yang keluar dari budaya asalnya dan melayani orang-orang yang berbeda suku bangsa).

Judson adalah anak yang brilian, mampu menyelesaikan kuliahnya hanya dalam waktu tiga tahun. Sayangnya, dia terpengaruh dengan paham deisme (Allah tidak campur tangan lagi dengan ciptaan-Nya) dari seorang teman yang dikaguminya.

2. Bertobat Setelah Teman yang dikaguminya Meninggal Dunia

Judson pun menolak Kristus, hidup foya-foya, dan bertekad untuk menjadi “orang besar” dengan merantau ke New York.

Dalam perjalanan, dia menginap di sebuah losmen. Sepanjang malam, dia terganggu dengan tetangga kamarnya yang sekarat dan meninggal. Betapa terkejutnya ketika keesokan harinya dia menyadari bahwa yang meninggal itu temannya (teman yang dikaguminya pada #1).

3. Didukung oleh Istri yang Rela Mengabdikan Diri untuk Tuhan

Pengalaman tersebut membuat Judson bertekad untuk hidup bagi Tuhan. Dia pulang dan kemudian masuk seminari.

Judson kemudian mendapat panggilan dari Tuhan untuk melayani ke Burma. Ketika melamar istrinya, Judson menulis surat yang sangat menyentuh pada ayah mertuanya, relakah dia mengizinkan anak gadisnya untuk pergi bermisi dengan bahaya menghadang. Ternyata, disetujui.

4. Rela Pergi Melayani di Tempat yang Sangat Sulit

Ketika Judson tiba pada bulan Juli 1813, Burma merupakan tempat yang sangat sulit untuk dimasuki Injil. Sudah banyak misionaris yang mencobanya dan berakhir dengan “kegagalan”: baik itu kematian, maupun terpaksa pergi karena dianiaya.

Bahkan William Carey (misionaris di India) menasihati Judson untuk jangan pergi ke sana. Tetapi itu semua tidak mematahkan tekad Judson.

5. Kehilangan Istri dan Anaknya

Tekad Judson untuk melayani Tuhan di Burma ini dibayar dengan harga yang sangat mahal. Misalnya, ketiga anaknya dari istri pertamanya, Ann, meninggal pada masa awal pelayanan (anak pertama meninggal waktu berlayar dari India ke Burma, anak kedua meninggal setelah 17 bulan, anak ketiga meninggal setelah 6 bulan karena tekanan hidup yang sulit).

Selama hidupnya, Judson menikah tiga kali, dua istri pertamanya meninggal karena sakit.

6. Mengalami Penyiksaan Brutal

Sekitar tahun 1824 terjadi perang di Burma. Semua orang Barat dituduh sebagai mata-mata, termasuk Judson. Dia pun dimasukkan ke penjara yang sangat brutal. Sepanjang hari, kakinya dibelenggu dan pada malam hari digantung terbalik.

Dia dipenjara selama 17 bulan dan istrinya yang sedang hamil dengan setia menjenguk. Sayangnya, akibat tekanan yang berat, istrinya meninggal tahun 1826. Bayinya meninggal beberapa bulan sebelumnya.

7. Apa Rahasianya Kekuatan Judson?

Selain belajar didikan dari ayahnya, Judson sangat mencintai Alkitab. Dia adalah penerjemah Alkitab berbahasa Myanmar pertama dan menyusun kamus yang dipakai oleh orang-orang sesudahnya. Selama 38 tahun, Judson melayani di Burma dan hanya sekali “pulang kampung” (itu pun baru dia lakukan setelah 33 tahun melayani).

(Diolah dari berbagai sumber. Ada e-book gratis tentang tokoh ini yang dapat Anda unduh di https://www.desiringgod.org/books/adoniram-judson)

The post 7 Fakta Adoniram Judson: Pekabar Injil bagi Burma first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2021/01/28/7-fakta-adoniram-judson-pekabar-injil-bagi-burma/feed/ 0 1183
Makna Pentakosta bagi Orang Kristen Masa Kini (Kis. 2:1-13) https://studibiblika.id/2019/06/17/makna-pentakosta-bagi-orang-kristen-masa-kini-kis-21-13/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=makna-pentakosta-bagi-orang-kristen-masa-kini-kis-21-13 https://studibiblika.id/2019/06/17/makna-pentakosta-bagi-orang-kristen-masa-kini-kis-21-13/#respond Mon, 17 Jun 2019 11:27:02 +0000 https://studibiblika.id/?p=94 1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti

The post Makna Pentakosta bagi Orang Kristen Masa Kini (Kis. 2:1-13) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
1 Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2 Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4 Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. 5 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 6 Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 7 Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: “Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? 8 Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: 9 kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 11 baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.” 12 Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah artinya ini?” 13 Tetapi orang lain menyindir: “Mereka sedang mabuk oleh anggur manis.” (Kis. 2:1-13)

RENUNGAN

Cameron Towsend, seorang pemuda kelahiran Amerika Serikat tahun 1896, berkeinginan untuk mengabdi bagi negaranya dalam Perang Dunia I. Namun ternyata dia malah pergi bermisi ke Guatemala sambil menjual Alkitab bahasa Spanyol. Usahanya tersebut tidak membuahkan hasil karena mayoritas penduduk di sana adalah orang-orang Indian. Suatu kali, salah seorang penduduk malah bertanya kepadanya, “Jika Allahmu begitu pintar, mengapa Dia tidak berbicara dalam bahasa kami?”

Pertanyaan itu begitu mengusik hati Towsend. Dia yakin bahwa Tuhan mengerti bahasa suku tersebut (Cakchiquel). Akhirnya, Towsend menghabiskan waktu selama 17 tahun untuk mempelajari bahasa tersebut dan menerjemahkan seluruh Perjanjian Baru ke dalamnya. Inilah awal dimulainya pelayanan Wycliffe Bible Translators, sebuah lembaga misi yang khusus menekuni penerjemahan Alkitab.

Apa yang dialami oleh Towsend ini mengingatkan kita pada peristiwa Pentakosta. Pada hari itu, Roh Kudus dicurahkan kepada murid-murid Yesus. Kemudian, mereka, yang merupakan orang-orang Galilea, berkata-kata dalam berbagai bahasa yang dipakai orang-orang asing, seperti bahasa orang Partia, Media, Elam, Mesopotamia, hingga Arab (ay. 9-11). Setelah peristiwa Pentakosta, orang-orang percaya terus tersebar ke berbagai penjuru dunia untuk memberitakan Injil.

Dari sini kita dapat belajar bahwa Roh Kuduslah yang memampukan orang-orang percaya untuk menjadi saksi-saksi Kristus sebagaimana kitab Kisah Para Rasul. Tidak heran, beberapa ahli Alkitab menyatakan kitab ini sebenarnya lebih tepat disebut sebagai kitab Roh Kudus atau kitab Kisah Roh Kudus. Tanpa kekuatan Roh Kudus, tidak mungkin Injil dapat tersebar hingga berbagai pelosok dunia seperti sekarang ini.

Apa makna pencurahan Roh Kudus ini bagi orang-orang percaya pada masa kini? Sebagaimana Roh Kudus menggerakkan orang-orang percaya pada masa itu untuk menyebarkan Injil, kita pun yang telah menerima Roh Kudus selayaknya digerakkan untuk mengabarkan Injil. Kita bisa melanjutkan pelayanan Towsend (saat ini, sekitar 2000 bahasa masih belum mempunyai terjemahan Alkitab). Selain itu, kita pun bisa melakukan pekabaran Injil di dalam kehidupan sehari-hari, terutama kepada kenalan-kenalan kita yang belum percaya. Apapun bagian yang kita ambil, biarlah kemuliaan Tuhan dinyatakan sehingga banyak orang dari segala bangsa, suku, kaum, dan bahasa menyembah-Nya (Why. 7:9). Amin.

PENGGALIAN

Pentakosta merupakan istilah bahasa Yunani untuk menyebutkan salah satu perayaan dalam Perjanjian Lama, yaitu hari raya Tujuh Minggu (Im. 23:15-22, lihat juga Kel. 34:22; Bil. 28:26-31; Ul. 16:9-12). Hari raya ini jatuh pada hari kelimapuluh setelah Paskah (Paskah dalam Perjanjian Lama merayakan kasih Allah pada waktu melepaskan bangsa Israel dari Mesir, lih. Kel. 12:29-51). Itulah sebabnya  disebut Pentakosta (Pentēkostē dalam bahasa Yunani berarti “kelimapuluh”). Hari raya Pentakosta merupakan satu dari tiga hari raya terpenting Israel (Ul. 16:16). Pada hari raya ini, orang-orang Israel memperingati kebaikan Tuhan dalam akhir masa panen dan juga mengucap syukur atas kesuburan lahan pertanian.

Di awal kitab Kisah Para Rasul (Kis. 1:4-5, 8), Tuhan Yesus telah menjanjikan Roh Kudus akan dicurahkan kepada orang-orang percaya. Pencurahan Roh Kudus ini menandakan karya Tuhan Yesus dalam melakukan pembaruan kepada Yerusalem dan memungkinkan karya keselamatan-Nya menjangkau “sampai ke ujung dunia” (lihat Yes. 49:6). Janji ini tergenapi ketika mereka berkumpul pada hari Pentakosta. Oleh sebab itu, istilah Pentakosta kemudian digunakan oleh orang-orang Kristen sebagai peringatan atas turunnya Roh Kudus.

Peristiwa seputar kebangkitan Kristus hingga Pentakosta secara kronologis dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Tuhan Yesus, anak domba Paskah yang disembelih (1Kor. 5:7), mati sekitar hari raya Paskah menurut Yahudi (Yoh. 19:14);

2) Tuhan Yesus menampakkan diri secara berulang kali selama 40 hari dan naik ke surga (Kis. 1:3);

3) Sepuluh hari sesudahnya (50 hari sesudah Paskah), Roh Kudus dicurahkan.

Beberapa tanda ajaib yang menyertai peristiwa Pentakosta adalah:

Bunyi seperti tiupan angin keras. Angin sering dikaitkan sebagai perwujudan Roh Allah (2Sam. 22:16; Ayb. 38:1; Yeh. 37:9-10; Yoh.3:8). Ini menjadi tanda bahwa Allah sedang menyelesaikan pembaruan.

Lidah-lidah seperti nyala api. Api sering digambarkan sebagai lambang kehadiran Allah (Kel. 19:18; Yes. 66:15) dan juga penyucian atau penghakiman (Yes. 4:4; Yer. 7:20; Yl. 2:30-31; Mal. 3:2-4; 4:1). Penampakan lidah-lidah seperti nyala api ini dapat diartikan sebagai kehadiran Allah yang Kudus untuk berkomunikasi dengan umat-Nya dan menuntun mereka (lih. Kel. 3:2-5; 19:18; 24:27; 40:38).

Murid-murid bisa berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Apakah ini merupakan mukjizat pendengaran atau mukjizat berkata-kata? Dalam Kis. 2:6, 8 ditulis bahwa orang-orang mendengar bahasa asal mereka dikatakan oleh murid-murid. Sementara itu, klausa “seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” dalam Kis. 2:4 menunjukkan murid-murid memang berkata-kata dalam bahasa yang asing bagi mereka. Jadi, ini merupakan mukjizat pendengaran dan berkata-kata sekaligus. Perlu ditekankan bahwa bahasa-bahasa yang dimaksud di dalam bagian ini benar-benar merupakan bahasa manusia. Ini lain dengan bahasa lidah yang kemungkinan bukan bahasa manusia, seperti yang tertulis dalam 1Kor. 12-14.

Mukjizat ini menyatakan bahwa penghukuman Allah melalui keberagaman bahasa pada peristiwa menara Babel (Kej. 11:1-9) telah usai. Allah menunjukkan niat-Nya untuk menyatukan orang-orang “dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” (Why. 5:9-10; 7:9) di bawah pemerintahan Anak-Nya (Ef. 1:9-10), yang memberikan akses kepada Bapa melalui Roh Kudus (Ef. 2:14-18). Allah mewujudkan ini bukan melalui adanya bahasa tunggal, melainkan justru tetap menggunakan beragam bahasa. Pentakosta juga sangat terkait erat dengan dimulainya “Hari Tuhan” dalam kitab Yoel, sebagaimana yang dikhotbahkan Petrus dalam Kis. 2:14-21.

Pentakosta merupakan peristiwa yang sangat menentukan bagi tersebarnya Injil. Roh Kudus yang dicurahkan kepada orang-orang percaya menjadikan mereka memiliki keberanian dan kekuatan dalam mengabarkan Injil hingga ke ujung dunia.

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah berbahasa roh merupakan tanda yang mutlak dimiliki bagi orang yang sudah menerima Roh Kudus?Jelaskan jawaban Anda!

Panduan diskusi:

– “Bahasa roh” yang banyak dipraktikkan pada masa kini tidak sesuai dengan bahasa-bahasa yang dikatakan oleh para murid dalam Kis. 2:1-13. Di bagian ini, jelas disebutkan bahwa mereka berkata-kata dalam bahasa manusia. Bagian Alkitab yang mungkin bisa mendukung fenomena bahasa roh yang berbeda dengan bahasa manusia adalah 1Kor. 12-14.

– Namun di situ ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:

  • Menurut 14:28, orang yang berbahasa roh dalam suatu pertemuan ibadah harus berdiam diri jika tidak ada orang lain yang menafsirkannya bagi jemaat yang mendengarnya. Jadi, orang yang berbahasa roh dalam pertemuan ibadah masa kini sebenarnya tidak mengikuti tuntunan Alkitab.
  • Alkitab tidak pernah menyatakan bahwa semua orang percaya harus memiliki karunia bahasa roh. Jika diteliti secara gramatika bahasa Yunani Koine (bahasa Yunani yang umum digunakan pada zaman Perjanjian Baru), ucapan Paulus dalam 12:29-30 menyiratkan bahwa tidak semua orang percaya harus bisa berbahasa roh. Terlebih lagi, Paulus justru menunjukkan ada hal yang lebih utama dibanding semua karunia, yaitu kasih (1Kor. 12:31-13:1-13).
  1. Apa makna Roh Kudus bagi diri Anda sendiri?

Panduan diskusi:

– Beberapa ayat yang menyebutkan pentingnya Roh Kudus dalam kehidupan dan pelayanan orang Kristen: menimbulkan kasih (Rm. 5:5); memberi tuntunan hidup (Rm. 7:6; 8:1-16; Gal. 5:16-26), mengenal Allah (1Kor. 2:10-16), memberi karunia (1Kor. 12:1-13; 14:1-40), pembaruan hidup (Tit. 3:5-6), dan sebagainya.

– Kehadiran Roh Kudus tidak hanya membuat kita bersukacita saja, tetapi juga memampukan kita untuk menjadi saksi-saksi-Nya. Inilah yang sebenarnya terjadi pada waktu Pentakosta. Tuntun peserta diskusi untuk benar-benar memahami poin ini dan ajak mereka memikirkan langkah-langkah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

The post Makna Pentakosta bagi Orang Kristen Masa Kini (Kis. 2:1-13) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2019/06/17/makna-pentakosta-bagi-orang-kristen-masa-kini-kis-21-13/feed/ 0 94