hidup kekal | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id Informasi Seputar Alkitab dan Dunia Pelayanan Kristen Mon, 10 Apr 2023 00:59:31 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.2 https://i0.wp.com/studibiblika.id/wp-content/uploads/2019/08/cropped-icon_512.png?fit=32%2C32&ssl=1 hidup kekal | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id 32 32 163375744 Masihkah Kita Percaya pada Kebangkitan Kristus? (Yoh. 20:1-10) https://studibiblika.id/2023/04/10/masihkah-kita-percaya-pada-kebangkitan-kristus-yoh-201-10/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=masihkah-kita-percaya-pada-kebangkitan-kristus-yoh-201-10 https://studibiblika.id/2023/04/10/masihkah-kita-percaya-pada-kebangkitan-kristus-yoh-201-10/#respond Mon, 10 Apr 2023 00:59:29 +0000 https://studibiblika.id/?p=2329 Bagi Anda yang sering bepergian naik pesawat, tentu tidak asing dengan fenomena turbulensi (pesawat berguncang akibat udara di

The post Masihkah Kita Percaya pada Kebangkitan Kristus? (Yoh. 20:1-10) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Bagi Anda yang sering bepergian naik pesawat, tentu tidak asing dengan fenomena turbulensi (pesawat berguncang akibat udara di sekitarnya yang bergolak). Suatu kali, pesawat yang saya tumpangi mengalami turbulensi. Banyak penumpang menjerit ketakutan. Yang lain hanya bisa pasrah dan berdoa. Seorang bapak yang duduk di sebelah saya yang sejak pesawat take-off aktif bercerita, mendadak jadi pendiam. Wajahnya pucat.

Namun kebalikan dengan itu, pilot masih menenangkan penumpang dengan suara yang mantap. Bahkan para pramugari terlihat biasa saja. Mengapa demikian? Mereka sudah sering menghadapi situasi seperti itu. Mungkin juga, situasi saat itu masih terbilang “normal.” Perbedaan pemahaman inilah yang menjadikan respons mereka berbeda. Demikian juga dalam kehidupan. Apa yang kita percayai akan membuat perbedaan dalam menghadapi hidup.

Dalam kisah ini dinyatakan bagaimana Maria Magdalena goyah imannya ketika mendapati bahwa kubur Tuhan Yesus kosong. Kemungkinan yang pertama muncul dalam benaknya adalah ada orang yang mencuri jenazahnya. Maklum, pencurian jenazah umum terjadi pada zaman itu. Maria dan murid-murid yang lain belum memahami sepenuhnya nubuat Alkitab tentang kebangkitan Mesias (ay. 9).

Dia adalah pengikut yang setia dan berhati baik, yang tetap ada ketika Tuhan Yesus disalib, mati, dan bahkan pagi-pagi benar setelah hari Sabat datang ke kubur-Nya. Tetapi, perasaan sentimental seperti ini tidak cukup. Seorang pengikut Kristus tidak berhenti hanya mengasihi-Nya, tetapi juga percaya bahwa Dia adalah Tuhan yang berkuasa atas segalanya. Termasuk juga, percaya akan nubuat-Nya tentang Mesias yang harus mati dan bangkit untuk menebus dosa-dosa manusia.

Kebangkitan Kristus ini dituliskan oleh Yohanes secara detail dalam bagian ini.  Misalnya, mengapa tertulis bahwa batu penutup kubur diambil (ay. 1)? Tentu saja, tubuh kebangkitan Tuhan Yesus bisa menembus pintu kubur itu tanpa membukanya. Pintu kubur itu diambil supaya orang bisa masuk dan membuktikan sendiri bahwa jenazah Tuhan Yesus tidak ada di dalamnya.

Kemudian, kain peluh yang tadinya ada di kepala Tuhan Yesus terlipat sendiri terpisah dari kain kafan (ay. 6-7). Jika jenazah Tuhan Yesus dicuri, maka tidak mungkin pencurinya akan punya waktu untuk melipat kain-kain tersebut. Kemungkinannya, Tuhan Yesus sendirilah yang melipatnya!

Detail kisah ini, yang nantinya dikuatkan dengan penampakan Tuhan Yesus kepada banyak orang, membuat pembaca Injil Yohanes (termasuk kita) hendaknya percaya bahwa Tuhan Yesus benar-benar bangkit. Kepercayaan seperti inilah yang kemudian dialami oleh para murid sehingga mereka mampu menjadi pekabar Injil yang penuh keberanian.

Kabar apa yang memenuhi pikiran kita? Jika pikiran kita dipenuhi dengan kabar-kabar dari dunia sekitar kita, maka kita akan mudah goyah dalam menjalani hidup. Dunia sudah jatuh dalam kegelapan dosa. Maka, dunia dipenuhi dengan hal-hal negatif yang akan membuat kita khawatir atau malah membuat kita hanyut dalam dosa. Hal-hal positif yang ditawarkan oleh dunia pun bersifat sementara dan mudah lenyap.

Tetapi ketika pikiran kita dipenuhi dengan Kabar Baik yang dinyatakan dalam Alkitab, maka kita akan menjalani hidup dengan kokoh. Kebangkitan Kristus menjadi jaminan bahwa Dia adalah Anak Allah yang berkuasa atas segalanya, termasuk atas kematian. Kita yang percaya kepada-Nya tidak lagi takut menghadapi apapun termasuk maut, seperti Paulus yang berkata, “Hai maut, di manakah sengatmu?” (1Kor. 15:55).

Kebangkitan Kristus juga menjadi bukti bahwa apapun yang Dia janjikan pasti akan dipenuhi. Maka ketika kita membaca janji-janji-Nya, percayalah bahwa itu pasti akan terjadi. Ketika Allah berjanji Dia tidak sekali-kali meninggalkan kita (Ibr. 13:5b), maka itu pasti terjadi. Ketika dosa kita akan dibersihkan seputih salju dan bulu domba (Yes. 1:18), maka itu juga yang Dia lakukan. Ketika Dia menjanjikan hidup kekal setelah kematian bagi orang yang percaya pada-Nya (Yoh. 11:26), maka itupun pasti akan terjadi. Sungguh inilah Kabar Baik yang sangat kita nantikan!

Kiranya masa Paskah tahun ini tidak kita lewati hanya dengan sentimental, misalnya memutar cuplikan film Passion of the Christ yang biasa dilakukan di gereja-gereja. Tetapi, marilah iman kita dikuatkan kembali oleh Kabar Baik yang dituliskan dalam Alkitab tentang kebangkitan Kristus. Kemudian, jadikanlah itu sebagai landasan dan arah hidup kita. Amin.

REFLEKSI

Kekristenan pada esensinya adalah “agama” kebangkitan. Konsep tentang kebangkitan ada di dalam intinya sehingga jika kita menghilangkannya, maka Kekristenan pun akan hancur. (John Stott)

PERTANYAAN DISKUSI

1. Sebutkan beberapa keraguan yang umum dipikirkan orang tentang kebangkitan Kristus. Bagaimana Anda menjawab keraguan tersebut?

2. Apakah Anda sudah memahami dan mengalami kebangkitan Kristus dalam kehidupan sehari-hari? Berikan penjelasan terhadap jawaban Anda.

REFERENSI AYAT ALKITAB

1 Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu penutupnya telah diambil dari kubur. 2 Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka, “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.” 3 Lalu berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. 4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. 5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kafan terletak di tanah; akan tetapi, ia tidak masuk ke dalam. 6 Kemudian datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kafan terletak di tanah,7 sedangkan kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kafan itu, tetapi terlipat tersendiri di tempat yang lain. 8 Sesudah itu, masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. 9 Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati. 10 Lalu pulanglah murid-murid itu ke rumah. (Yoh. 20:1-10)

Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” (1Kor. 15:55)

Karena Allah telah berfirman, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibr. 13:5b)

Marilah, baiklah kita berperkara!  —  firman TUHAN  —  Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. (Yes. 1:18)

dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini? (Yoh. 11:26)

Baca juga:

Vanessa Angel dan Pelajaran tentang Kematian | STUDIBIBLIKA.ID

Mengapa kebangkitan Kristus itu penting? (gotquestions.org)

The post Masihkah Kita Percaya pada Kebangkitan Kristus? (Yoh. 20:1-10) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2023/04/10/masihkah-kita-percaya-pada-kebangkitan-kristus-yoh-201-10/feed/ 0 2329
Dua Jalan Hidup https://studibiblika.id/2022/04/28/dua-jalan-hidup/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=dua-jalan-hidup https://studibiblika.id/2022/04/28/dua-jalan-hidup/#respond Wed, 27 Apr 2022 22:57:59 +0000 https://studibiblika.id/?p=2018 Pilihan antara jalan hidup orang benar dan orang fasik merupakan ajaran yang kental dalam tradisi hikmat. Di dalam

The post Dua Jalan Hidup first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Pilihan antara jalan hidup orang benar dan orang fasik merupakan ajaran yang kental dalam tradisi hikmat. Di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dua pilihan jalan hidup ini juga sangat sering muncul. Jalan hidup orang benar selaras dengan perintah Tuhan, sementara jalan hidup orang fasik menyimpang dari perintah Tuhan. Yang pertama menuntun kita menuju hidup, sementara yang kedua membawa kita kepada kebinasaan.

Dengan begitu, Alkitab tidak kurang-kurangnya mengingatkan kita adanya konsekuensi dari setiap pilihan dalam hidup ini. Pilihlah jalan hidup orang benar. Walaupun terasa tidak enak secara daging dan berlawanan dengan apa yang dipikirkan orang-orang dunia, tetapi pada akhirnya, kita akan merasakan berkat Tuhan yang sesungguhnya.

26 Orang benar mendapati tempat penggembalaannya, tetapi jalan orang fasik menyesatkan mereka sendiri. 28 Di jalan kebenaran terdapat hidup, tetapi jalan kemurtadan menuju maut. (Ams. 12:26, 28)

sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. (Mzm. 1:6)

29 Jauhkanlah jalan dusta dari padaku, dan karuniakanlah aku Taurat-Mu. 30 Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku. (Mzm. 119:29-30)

Beginilah firman TUHAN: “Ambillah tempatmu di jalan-jalan dan lihatlah, tanyakanlah jalan-jalan yang dahulu kala, di manakah jalan yang baik, tempuhlah itu, dengan demikian jiwamu mendapat ketenangan. Tetapi mereka berkata: Kami tidak mau menempuhnya!” (Yer. 6:16)

Tetapi kepada bangsa ini haruslah kaukatakan: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku menghadapkan kepada kamu jalan kehidupan dan jalan kematian. (Yer. 21:8)

13 Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; 14 karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.” (Mat. 7:13-14)

Oleh karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, maka tersesatlah mereka, lalu mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. (2Ptr. 2:15)

The post Dua Jalan Hidup first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2022/04/28/dua-jalan-hidup/feed/ 0 2018
Hidup yang Berkelimpahan, Apakah Itu? (Yoh. 10:10) https://studibiblika.id/2020/04/25/hidup-yang-berkelimpahan-apakah-itu-yoh-1010/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=hidup-yang-berkelimpahan-apakah-itu-yoh-1010 https://studibiblika.id/2020/04/25/hidup-yang-berkelimpahan-apakah-itu-yoh-1010/#comments Sat, 25 Apr 2020 01:59:41 +0000 https://studibiblika.id/?p=863 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam

The post Hidup yang Berkelimpahan, Apakah Itu? (Yoh. 10:10) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. (Yoh. 10:10; TB)

Pencuri datang hanya untuk mencuri, untuk membunuh dan untuk merusak. Tetapi Aku datang supaya manusia mendapat hidup  —  hidup berlimpah-limpah. (Yoh. 10:10; BIMK)

Apakah kita pernah merasa “hidup sepertinya kok biasa-biasa saja?” Mari kita belajar, hidup seperti apa yang sebenarnya kita dapatkan sebagai anak Tuhan.

Pada bagian ini, Tuhan Yesus mengajar bahwa Dia berbeda dengan “pencuri” (nabi palsu) yang menjerumuskan hidup pengikutnya. Sebaliknya, Tuhan Yesus justru memberikan hidup kepada para pengikut-Nya. Bukan sembarang hidup, tetapi hidup yang berkelimpahan. Hidup yang berkelimpahan? Apakah itu? 

Perkataan Tuhan Yesus ini merupakan penggenapan janji Allah dalam kitab PL (mis. dalam Yeh. 34), bahwa Dia sendiri yang akhirnya akan menggembalakan domba-domba-Nya, karena para pemimpin Israel tidak bertindak sebagai “gembala” yang baik. Sebagai gembala yang baik, Allah akan memperhatikan domba-domba-Nya itu satu persatu, merawat mereka, serta menuntun mereka ke tempat yang subur (Yeh. 34:12-15, 25-31).

Jika demikian, apakah ini berarti Allah berjanji bahwa anak-anak-Nya akan memiliki hidup yang serba berkecukupan dalam materi, bebas dari sakit, bebas dari masalah? Sama sekali tidak. Buktinya, banyak nabi, rasul, dan bahkan Tuhan Yesus sendiri, justru mengalami banyak kesulitan hidup dan ancaman dari orang-orang sekitar karena pelayanan mereka. Jadi bagaimana?

Jika diselaraskan dengan bagian-bagian lain dalam Alkitab (jangan menafsir hanya berdasar satu bagian Alkitab saja), maka sebagai pengikut Kristus, kita telah memiliki apa yang jauh lebih bernilai dibanding kekayaan, kesehatan, nama besar, kekuasaan, dsb. Kita tetap bisa bersukacita dalam segala keadaan. Perjuangan hidup kita tidak akan sia-sia, tidak akan lenyap karena kematian. Bahkan, kita telah memiliki apa yang jauh lebih bernilai dibanding hidup itu sendiri. Apa itu?

Kita memiliki Allah sebagai gembala kita, yang akan memberkati dan menyertai kehidupan kita, mulai dari saat ini sampai selama-lamanya (hidup kekal, bahkan setelah kita mati pun masih akan merasakannya; Mzm. 23). Ini sesuai dengan kata “berkelimpahan” (Yun. περισσός/perissos). Artinya, bukan “biasa-biasa saja,” tetapi “luar biasa.” Dan secara khusus dalam Yoh. 10:10 ini berarti “melebihi apa yang dibutuhkan” (BDAG).

Jadi, hidup kita tidak biasa-biasa saja. Jika orang lain hanya memburu tubuh yang sehat (tetapi tetap menua dan akan mati), kita malah dijanjikan untuk memiliki tubuh yang tidak dapat rusak. Jika orang lain hanya merasakan sukacita sementara karena harta yang fana, kita malah merasakan sukacita sejati karena relasi dengan Allah, “harta” yang kekal. Bukankah ini sesuatu yang melebihi kebutuhan manusia di dunia ini?

Oleh sebab itu, marilah kita terus melekat pada Tuhan. Semakin kita mengenal Tuhan (melalui perenungan firman Tuhan dan doa), maka kita akan semakin mengenal kekayaan rohani yang telah kita terima di dalam Kristus.

Tetapi jika kita menjauh dari Tuhan, jarang berdoa sungguh-sungguh, malas merenungkan firman Tuhan (atau hanya membacanya secara asal-asalan), maka keinginan dan kecemasan duniawi akan terus menggerus sukacita kita. Amin.

Ayat-Ayat Alkitab Pendukung

12 Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Aku akan mencari domba-domba-Ku dan Aku akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. 13 Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan mereka dari negeri-negeri dan membawa mereka ke tanahnya; Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel, di alur-alur sungainya dan di semua tempat kediaman orang di tanah itu. 14 Di padang rumput yang baik akan Kugembalakan mereka dan di atas gunung-gunung Israel yang tinggi di situlah tempat penggembalaannya; di sana di tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya di atas gunung-gunung Israel. 15 Aku sendiri akan menggembalakan domba-domba-Ku dan Aku akan membiarkan mereka berbaring, demikianlah firman Tuhan ALLAH. (Yeh. 34:12-15)

25 Aku akan mengadakan perjanjian damai dengan mereka dan Aku akan meniadakan binatang buas dari tanah itu, sehingga mereka dapat diam di padang gurun dengan aman tenteram dan dapat tidur di hutan-hutan. 26 Aku akan menjadikan mereka dan semua yang di sekitar gunung-Ku menjadi berkat; Aku akan menurunkan hujan pada waktunya; itu adalah hujan yang membawa berkat. 27 Pohon-pohon di ladang akan memberi buahnya dan tanah itu akan memberi hasilnya. Mereka akan hidup aman tenteram di tanahnya. Mereka akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku mematahkan kayu kuk mereka dan melepaskan mereka dari tangan orang yang memperbudak mereka. 28 Mereka tidak lagi menjadi jarahan bagi bangsa-bangsa dan binatang liar tidak akan menerkam mereka, sehingga mereka akan diam dengan aman tenteram dengan tidak dikejutkan oleh apapun. 29 Aku akan mendirikan bagi mereka suatu taman kebahagiaan, sehingga di tanah itu tidak seorangpun akan mati kelaparan dan mereka tidak lagi menanggung noda yang ditimbulkan bangsa-bangsa. 30 Dan mereka akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, Allah mereka, menyertai mereka dan mereka, kaum Israel, adalah umat-Ku, demikianlah firman Tuhan ALLAH. 31 Kamu adalah domba-domba-Ku, domba gembalaan-Ku, dan Aku adalah Allahmu, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” (Yeh. 34:25-31)

The post Hidup yang Berkelimpahan, Apakah Itu? (Yoh. 10:10) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2020/04/25/hidup-yang-berkelimpahan-apakah-itu-yoh-1010/feed/ 1 863
Pengharapan yang Melampaui Segala Kesulitan (1Ptr. 1:3-5) https://studibiblika.id/2020/02/04/pengharapan-yang-melampaui-segala-kesulitan/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=pengharapan-yang-melampaui-segala-kesulitan https://studibiblika.id/2020/02/04/pengharapan-yang-melampaui-segala-kesulitan/#respond Tue, 04 Feb 2020 11:15:05 +0000 https://studibiblika.id/?p=454 3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh

The post Pengharapan yang Melampaui Segala Kesulitan (1Ptr. 1:3-5) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, 4 untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu. 5 Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir. (1Ptr. 1:3-5)

Kehidupan Kristen bisa digambarkan dengan sebuah perjalanan yang panjang. Namanya perjalanan panjang, tentu tidak selamanya mudah. Pada titik-titik tertentu, itu bisa sangat melelahkan dan menyakitkan. Tidak jarang, bahkan bisa membuat seseorang menyerah. Misalnya dalam kasus berikut ini….

Pete Wilson, seorang pendeta di Amerika Serikat, sangat sukses pelayanannya jika diukur menurut pandangan dunia. Dia mendirikan gereja Cross Point pada tahun 2002 hingga berkembang menjadi enam cabang dengan 7500 jemaat. Pelayanan gerejanya sangat luas, mulai dari penginjilan kepada para narapidana, pengentasan kemiskinan, hingga mendirikan sekolah di India. Bahkan, Pete sendiri menerbitkan buku yang menjadi bestseller.

Pendeta Pete Wilson (sumber gambar: churchleaders.com)

Tiba-tiba, dia mengejutkan banyak orang ketika mengumumkan pengunduran dirinya dari kependetaan  pada tahun 2016. Rupanya, dia mengalami burn out, stres berat, akibat dari ritme pelayanannya yang sangat padat.

Kisah seperti ini bukan satu-satunya yang terjadi di dalam dunia Kekristenan. Selain mundur dari pelayanan, beberapa orang Kristen lainnya memutuskan untuk bercerai, meninggalkan iman, atau bahkan mengakhiri hidupnya. Jika dicermati, penyebabnya sama, yaitu mereka telah kehilangan pengharapan. Mereka merasa bahwa kesulitan hidup yang harus mereka tanggung untuk mentaati perintah Tuhan terlalu besar, sehingga mereka memilih jalan pintas yang dirasa lebih mudah.

Di dalam 1Ptr. 1:3-5 ini, Petrus menguatkan hati jemaat yang tersebar di Asia Kecil (sekarang daerah Turki) yang sedang mengalami penganiayaan karena iman mereka. Pada waktu itu, orang-orang Kristen sangat dimusuhi oleh pemerintahan Roma karena iman mereka. Konsekuensinya, mereka bisa kehilangan harta, kesehatan, penghidupan sehari-hari, dan bahkan nyawa. Pengalaman tersebut sangat memukul iman jemaat dan hampir-hampir membuat mereka putus asa.

Di tengah keadaan yang seperti itu, Petrus mengingatkan kepada mereka tentang pengharapan terhadap apa yang akan mereka terima di dalam Kristus. Walaupun di dunia ini mereka bisa kehilangan segalanya, tetapi mereka dijanjikan sesuatu yang luar biasa di surga: “yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu” (ay. 4). Dan sukacita yang didapat setelah menerimanya kelak bisa membuat segala penderitaan yang telah dialami di dunia ini terhapus seketika, seperti tertulis dalam Why. 21:4: “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.

Walaupun tidak menghadapi penganiayaan seperti halnya jemaat di Asia Kecil, namun kita tetap bisa mengalami kesulitan ketika menerapkan prinsip-prinsip firman Tuhan dalam pelayanan maupun hidup sehari-hari. Yang mudah terlihat, mengalami kerugian (baik uang, tenaga, waktu, atau perasaan). Tidak jarang, itu bisa membuat kita kecewa. Tetapi jika dibandingkan dengan apa yang akan kita terima di surga, sesungguhnya semua itu tidak akan ada artinya.

Seorang tokoh Katolik dari abad ke-16, Francis de Sales, memaparkan pelajaran dari seorang anak kecil yang suka main rumah-rumahan. Ketika rumah-rumahan itu dirusak, maka anak kecil tersebut pasti menangis karena sedihnya. Padahal, ketika dia sudah dewasa dan bisa menikmati hal-hal yang jauh lebih keren, maka rumah-rumahan itu tentu tidak ada artinya lagi.

(sumber gambar: patch.com)

Demikian juga sebagai orang Kristen. Jangan kehilangan pengharapan dalam menjalani panggilan Tuhan dan menerapkan prinsip-prinsip firman Tuhan dengan taat. Seberat apapun kesulitan yang harus kita alami, ingat, Tuhan sudah menjanjikan hal yang jauh lebih indah di surga. Jangan pernah kecewa dan hitung-hitungan dengan Tuhan. Apalah artinya kehilangan sesuatu yang fana di dunia, jika kita dijanjikan untuk menikmati sukacita kekal bersama Kristus di surga. Itulah yang akan membuat kita mampu menjalani hidup dengan penuh kesetiaan pada Tuhan sampai akhir.

Pertanyaan Diskusi:

  1. Ceritakan permasalahan yang pernah Anda alami sebagai pengikut Tuhan (misalnya: pebisnis Kristen, politisi Kristen, ataupun dalam pelayanan di gereja). Bagaimana Anda mengatasinya saat itu dan apakah sudah sesuai dengan firman Tuhan?
  2. Apakah tandanya seseorang yang sedang kehilangan pengharapan? Bagaimana kita dapat melayani orang-orang seperti itu?
  3. Komitmen apakah yang akan Anda ambil dalam pelayanan/kehidupan sehari-hari setelah diingatkan kembali tentang pengharapan di dalam Tuhan ini?

Pendalaman Materi:

Terdapat perdebatan dalam diskusi akademis mengenai pada masa kaisar siapakah surat 1Petrus ini ditulis. Sebagian meyakini surat ini ditulis pada masa pemerintahan kaisar Domitianus (tahun 81-96) atau kaisar Trajan (tahun 98-117). Namun demikian, jika memang penulisnya adalah rasul Petrus, maka kemungkinan besar surat ini ditulis pada masa pemerintahan kaisar Nero (tahun 54-68).

(sumber gambar: historyextra.com)

Kaisar Nero dikenal sebagai penguasa yang sangat kejam. Pada tahun 64, kota Roma dibakar, dan dia merupakan tersangka utamanya. Namun demikian, dia menimpakan kambing hitam pada orang-orang Kristen, yang pada masa itu dikenal sebagai pecahan Yahudi yang sangat fanatik. Oleh sebab itulah, orang-orang Kristen dianiaya. Bahkan, menurut catatan sejarah dari Tacitus, kaisar Nero sampai menusuk tubuh orang-orang Kristen untuk dijadikan obor. Sebagian lainnya dijadikan umpan binatang buas sebagai pertunjukan hiburan.

Apakah Allah melalaikan umat-Nya? Sebagaimana telah dinyatakan dalam Alkitab, Allah senantiasa menyertai umat-Nya di tengah segala kekacauan dunia. Bahkan sekalipun sampai kehilangan nyawa, Allah telah menyediakan hidup kekal bagi umat-Nya.

 

The post Pengharapan yang Melampaui Segala Kesulitan (1Ptr. 1:3-5) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2020/02/04/pengharapan-yang-melampaui-segala-kesulitan/feed/ 0 454
Gambaran Tentang Surga dan Neraka dalam Alkitab https://studibiblika.id/2019/08/02/surga-neraka-dalam-alkitab/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=surga-neraka-dalam-alkitab https://studibiblika.id/2019/08/02/surga-neraka-dalam-alkitab/#comments Fri, 02 Aug 2019 06:01:17 +0000 https://studibiblika.id/?p=204 Gambaran Tentang Surga 1. Takhta Allah Jenguklah dari tempat kediaman-Mu yang kudus, dari dalam sorga, dan berkatilah umat-Mu

The post Gambaran Tentang Surga dan Neraka dalam Alkitab first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Gambaran Tentang Surga

1. Takhta Allah

Jenguklah dari tempat kediaman-Mu yang kudus, dari dalam sorga, dan berkatilah umat-Mu Israel, dan tanah yang telah Kauberikan kepada kami, seperti yang telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang kami  —  suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. (Ul. 26:15)

TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia. (Ul. 11:4)

Beginilah firman TUHAN: Langit adalah takhta-Ku dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku; rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, dan tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku? (Yes. 66:1)

2. Tempat di mana Allah akan memberi upah kepada umat-Nya

Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu. (Mat. 5:12)

4. Tempat yang aman dari pencurian dan kerusakan

Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. (Mat. 6:20)

5. Tempat yang penuh sukacita

Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. (Luk. 15:7)

6. Tempat di mana tidak ada perkawinan

Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. (Mat. 22:30)

7. Rumah dengan banyak tempat

Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. (Yoh.14:2)

8. Rumah di mana terdapat kebenaran

Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. (2Ptr. 3:13)

9. Taman Firdaus

Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah. (Why. 2:7)

10. Tempat di mana tidak ada kelaparan, kehausan, panas terik yang membakar, dan air mata

16 Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. 17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka. (Why. 7:16-17)

11. Tempat kemenangan dan orang-orang di situ memainkan kecapi

Dan aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah. (Why. 15:2)

12. Kota yang kudus

Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. (Why. 21:2)

13. Tempat di mana Allah tinggal bersama-sama dengan kita

Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.” (Why. 21:3)

14. Tempat di mana tidak ada kematian, perkabungan, ratap tangis, dan dukacita

Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (Why. 21:4)

15. Tempat yang sangat indah dan mulia

11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal. 18 Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. 19 Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud, 20 dasar yang kelima batu unam, dasar yang keenam batu sardis, dasar yang ketujuh batu ratna cempaka, yang kedelapan batu beril, yang kesembilan batu krisolit, yang kesepuluh batu krisopras, yang kesebelas batu lazuardi dan yang kedua belas batu kecubung. 21 Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening. (Why. 21:11, 18-21)

16. Kota yang disinari dengan kemuliaan Allah

Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya. (Why. 21:23)

17. Kota di mana tidak ada malam

dan pintu-pintu gerbangnya tidak akan ditutup pada siang hari, sebab malam tidak akan ada lagi di sana; (Why. 21:25)

18. Kota di mana tidak ada sesuatu hal ataupun orang yang tidak suci

Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu. (Why. 21:27)

19. Tempat kehidupan dan penyembuhan

1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. 2 Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa. 3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, (Why. 22:1-3)

20. Tempat di mana Allah memerintah untuk selamanya

Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya. (Why. 22:5)

Gambaran Tentang Neraka

 

1. Tempat di mana terdapat ratap dan kertak gigi

Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. (Mat. 25:30)

2. Tempat yang sangat gelap

Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. (Mat. 22:13)

3. Tempat yang penuh kesengsaraan

Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. (Luk. 16:23)

4. Tempat yang penuh penderitaan

5 Sesungguhnya gelora-gelora maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku, 6 tali-tali dunia orang mati telah membelit aku, perangkap-perangkap maut terpasang di depanku. 7 Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya. (2Sam. 22:5-7)

5. Tempat kebinasaan kekal

Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, (2Tes. 1:9)

6. Tempat di mana orang-orang disiksa dengan nyala api dan belerang

Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua. (Why. 21:8)

7. Tempat di mana ulatnya tidak akan mati

43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; 44 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) (Mrk. 9:43-44)

8. Tempat di mana apinya tidak akan padam

43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; 44 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) (Mrk. 9:43-44)

9. Tempat di mana penyiksaan tidak berhenti

Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya. (Why. 14:11)

10. Lautan api

Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. (Why. 20:14)

11. Tempat di mana terdapat keputusasaan akibat hasrat yang tidak pernah tercapai

Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. (Luk. 16:24)

12. Dapur api

42 Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. 50 lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. (Mat. 13:42, 50)

13. Tempat pemisahan

Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, (Mat. 13:49)

14. Tempat yang penuh dengan orang-orang yang tidak suci

Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua. (Why. 21:8)

15. Tempat yang dijauhkan dari hadirat Tuhan untuk selama-lamanya

Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, (2Tes. 1:9)

16. Tempat yang didiami malaikat-malaikat yang jatuh

Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; (2Ptr. 2:4)

Disadur dan dikembangkan dari Rose Book of Bible Charts, Maps & Time Lines.

The post Gambaran Tentang Surga dan Neraka dalam Alkitab first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2019/08/02/surga-neraka-dalam-alkitab/feed/ 3 204
Hidup Seperti Apakah yang Kita Kejar? (2Ptr. 3:11-13) https://studibiblika.id/2019/06/11/hidup-seperti-apakah-yang-kita-kejar/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=hidup-seperti-apakah-yang-kita-kejar https://studibiblika.id/2019/06/11/hidup-seperti-apakah-yang-kita-kejar/#comments Tue, 11 Jun 2019 08:51:45 +0000 https://studibiblika.id/?p=82 11 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup 12 yaitu kamu yang

The post Hidup Seperti Apakah yang Kita Kejar? (2Ptr. 3:11-13) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
11 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup 12 yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya. 13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.

(2Ptr. 3:11-13)

 

RENUNGAN

Suatu kali saya menonton iklan dari salah satu toko online. Di dalam iklan itu dikisahkan ada seorang anak yang mengajak ayahnya, seorang pembuat jam, untuk liburan. Si Ayah menolak dan berjanji untuk memberikan yang lebih baik, yaitu dia akan menciptakan jam yang terbaik untuk anaknya itu. Sejak saat itu, Si Ayah sibuk bekerja siang dan malam di bengkelnya. Dia tidak lagi peduli dengan anaknya yang semakin bertumbuh besar. Tidak peduli dengan prestasi yang diraih anaknya. Tidak peduli waktu anaknya kehilangan ibu, mendapat pacar, menikah, bahkan sampai mendapat anak.

Hingga akhirnya jam itu pun selesai. Namun ketika Si Ayah ingin memberikannya pada anaknya, betapa kagetnya dia ternyata anak yang dalam pikirannya masih kecil, telah berubah menjadi seorang bapak yang sudah mulai menua. Si ayah begitu menyesal.

Namun ternyata, ayah itu bermimpi. Ketika bangun, dia mendapati anaknya memang masih kecil. Belajar dari kesalahan di mimpinya itu, dia kemudian merangkul erat anaknya itu. Iklan ini kemudian ditutup dengan tulisan: “Untuk yang berarti, berikan yang paling berarti.”

Pesan moral dari iklan ini mengingatkan kita untuk memikirkan kehidupan seperti apa yang harus kita kejar supaya tidak sia-sia. Banyak orang yang begitu mengejar ambisinya sehingga dia melewatkan hal-hal yang juga penting seperti keluarga dan kesehatan. Sebagian orang lainnya mungkin sudah tidak sempat berpikir seperti itu lagi. Mereka tertekan dengan kebutuhan hidup sehari-hari dan berpikir, asal bisa melewatinya, itu sudah cukup.

Sebenarnya, hidup seperti apa yang harus kita kejar sebagai orang Kristen? Banyak teladan kehidupan yang ada di sekitar kita. Mimpi-mimpi pun terus ditawarkan oleh dunia. Kemajuan dunia seolah membuat manusia bisa menjalani pilihan hidup dengan tanpa batas. Menjadi biliuner teknologi sebelum usia 30. Pergi keliling dunia sambil menulis blog. Menjadi Youtuber dengan follower jutaan orang. Atau cita-cita yang sederhana, banyak mama muda ingin mempunyai tubuh seperti body goal yang ada di Instagram.

Tetapi pernahkah kita bayangkan, ketika berada di ujung hidup kita, apakah yang kita pikirkan? Prestasi yang kita raih, pengalaman yang kita dapatkan, materi yang berhasil kita kumpulkan, semua like dan follower di media sosial kita, akan ke manakah itu?

Alkitab mengingatkan bahwa dunia yang kita kenal sekarang akan berlalu dan diganti dengan dunia yang baru. Di dunia yang sekarang ini, Iblis dan kejahatan masih bisa berkuasa. Oleh sebab itu, di dunia ini kedagingan manusia mendapatkan prioritas. Orang yang kaya yang dihormati. Kecantikan didewakan. Kebenaran bisa diputarbalikkan. Pekerjaan Tuhan dan orang-orang yang setia di dalamnya bisa mendapatkan tentangan.

Tetapi ketika Kristus datang kedua kalinya, Dia akan memulihkan segala sesuatu. Apa yang sekarang ini menjadi hal yang didewakan manusia, nantinya dilenyapkan. Allah akan memperbarui dunia ini, sehingga dunia ini benar-benar ada seperti yang Dia inginkan. Dunia di mana Tuhan Yesus menjadi Raja dan kebenaran Allah berlaku di dalamnya. Di dalam Why. 21:4 dikatakan: “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Sebenarnya, di dunia yang baru inilah semua harapan manusia akan terwujud dalam kondisi puncaknya.

Jika akhir dunia seperti itu, maka satu-satunya hidup yang tidak sia-sia untuk dijalani adalah hidup sebagaimana di dunia yang baru itu. Inilah hidup kudus, hidup yang senantiasa memancarkan karakter Allah. Hidup semirip mungkin dengan Tuhan Yesus. Hidup sesuai tuntunan Alkitab. Di dalam pekerjaan, keluarga, pelayanan, waktu senggang, biarlah kita ingat untuk melakukannya dengan fokus yang benar. Jangan sampai perhatian kita tertuju pada hal-hal yang nantinya dibinasakan. Amin.

 

PENGGALIAN

Di dalam 2Ptr. 3:3-10, rasul Petrus mengajarkan tentang kedatangan Kristus yang kedua kali. Ajaran ini berlawanan dengan apa yang diajarkan oleh para pengajar palsu pada waktu itu, yang menyatakan bahwa Kristus tidak datang kembali. Tidak berhenti sampai pada mengoreksi ajaran yang keliru saja, Petrus juga melanjutkannya dengan mengajarkan apa yang harus dilakukan orang-orang Kristen dalam menghadapi kedatangan Kristus yang kedua kali (2Ptr. 3:11-13).

Kedatangan Kristus yang kedua kali akan mendatangkan kehancuran sekaligus pemulihan. Dunia yang jahat ini akan berlalu dan digantikan dengan dunia yang baru di mana terdapat kebenaran (ay. 13). Itulah sebabnya orang-orang Kristen dipanggil untuk hidup kudus, sebagaimana kehidupan di dunia yang baru tersebut. Kudus berarti memancarkan karakter Allah sebagaimana yang terdapat di dalam diri Tuhan Yesus. Kedatangan Kristus kedua kali yang kelihatannya tertunda, bahkan para pengajar sesat sampai menganggap Kristus tidak akan datang lagi, sebenarnya adalah kesempatan bagi banyak orang untuk membalikkan arah hidupnya kepada Allah.

Terdapat satu permasalahan pelik di sini, yaitu apakah pada saat kedatangan Kristus nanti, dunia yang sekarang akan dihancurkan dan diganti dengan dunia yang benar-benar baru ataukah dunia yang sekarang ini ditransformasikan (dipulihkan) menjadi dunia yang jauh lebih baik? Berbagai ayat dalam Alkitab bisa diajukan untuk mendukung kedua pandangan ini (misalnya, Why. 21:1 sepertinya mendukung pandangan pertama namun Why. 21:5 sepertinya mendukung pandangan kedua).

Alkitab memang tidak menyelesaikan masalah tersebut dengan pasti. Yang jelas, akhir sejarah dunia bukan berarti dunia materi seperti yang kita kenal akan benar-benar tidak ada lagi. Akan ada sisi kontinuitas (tetap berlanjut) dan juga sisi diskontinuitas (tidak berlanjut lagi) dari apa yang kita lihat di dunia ini dengan apa yang akan kita lihat di dunia yang baru nanti.

(diolah dari berbagai sumber, terutama: Moo, Douglas J. 2 Peter, Jude. NIVAC. Grand Rapids: Zondervan, 1996)

 

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah ayat ini mengajarkan bahwa segala pencapaian manusia akan sia-sia? Kalau begitu, untuk apa manusia bekerja keras dan mengembangkan ilmu pengetahuan?

Panduan diskusi:

Kekeliruan utama dalam memahami ayat ini adalah karena kehancuran yang akan dialami dunia, maka apa pun yang akan manusia lakukan juga akan sia-sia. Untuk apa menrawat kelestarian alam kalau ujung-ujungnya juga akan dihancurkan? Untuk apa mengeksplorasi ruang angkasa kalau pada akhirnya juga hancur?

Allah memberikan mandat kepada manusia untuk mengolah bumi (Kej. 1:28). Itulah mengapa manusia harus mengembangkan teknologi, menemukan obat-obatan mutakhir, mengeksplorasi ruang angkasa, menciptakan musik, dan sebagainya. Tentu saja akan bertentangan jika kemudian Dia menghancurkannya begitu saja. Yang menjadi persoalan adalah, usaha manusia itu ternyata dilakukan bukan untuk memuliakan Allah, tetapi semata untuk kesombongan diri (menara Babel, Kej. 11:4). Inilah yang nantinya akan hancur ketika Allah memulihkan ciptaan-Nya.

Oleh sebab itu, hidup kudus bukan berarti meninggalkan semua yang sedang kita kerjakan. Tetapi, mengarahkannya kepada tujuan yang baru, yaitu kemuliaan Allah. Dengan demikian, pengharapan akan dunia yang baru itu tidak selayaknya menjadikan pesimis. Justru, kita menjadi optimis karena apa yang kita lakukan tidak sia-sia. Ada kehidupan yang menanti kita di balikdunia ini. Wujudnya seperti apa, kita hanya bisa berspekulasi. Tetapi kita bisa memegang janji Tuhan berikut:

Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. (1Kor. 15:58)

  1. Apakah ada kekeliruan-kekeliruan yang kita lakukan selama ini dalam menjalani hidup setelah merenungkan bagian ini? Bagaimana seharusnya?

Panduan diskusi:

Arahkan peserta diskusi untuk memikirkannya dalam berbagai bidang kehidupan yang nyata. Misalnya:

Dalam keluarga. Sebagian orang, seperti ilustrasi iklan dalam renungan tadi, ingin memberikan yang terbaik bagi keluarga sehingga justru mengabaikan hal yang lebih penting. Seorang ayah yang gila kerja, sampai-sampai kehilangan waktu untuk anak-anaknya, akan merasa menyesal ketika akhirnya dia sudah punya waktu, tetapi giliran anak-anaknya yang tidak lagi bisa memperhatikannya. Ada juga orang tua yang bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan waktunya, selalu memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, tetapi tidak mendidik mereka dalam iman kepada Tuhan, itu pun sia-sia menurut Alkitab. Kenikmatan keluarga seperti apapun akan lenyap jika pada akhirnya binasa dalam kekekalan.

Hadirkan Allah di tengah kehidupan keluarga, maka kita akan bisa menikmati kesenangan itu selama-lamanya. Bahkan jika sesuatu menimpa keluarga kita secara tiba-tiba (ingat kasus bom Surabaya sehingga ada seorang ibu yang kehilangan kedua anaknya sekaligus?), maka kita bisa yakin bahwa keluarga kita nantinya pasti akan mengalami sukacita sejati.

Dalam menggunakan waktu luang. Banyak orang mengejar kesenangan ketika mendapatkan waktu luang. Apalagi, di era media sosial seperti ini. Unggahan seputar kota-kota wisata di dunia, makanan-makanan enak, atau barang-barang mahal, bisa menjadi kenikmatan tersendiri. Apakah ada artinya? Kalau dipikir-pikir, itu hanya menjadi kenangan sesaat. Para follower kita di media sosial pun belum tentu mengapresiasinya (bisa saja mereka malah mencela kita karena suka pamer). Ini pun sia-sia.

Gunakanlah setiap kebebasan untuk menikmati relasi dengan Tuhan dan menjadi berkat bagi sesama. Ketika liburan, kita bisa menikmati saat teduh dalam suasana yang lain dari biasanya. Kita pun bisa mengenal orang-orang dari berbagai penjuru dunia, dan melihat kebutuhan Injil di dalamnya. Siapa tahu, dari liburan tersebut, kita mendapat masukan bagaimana kita bisa mengerjakan pekerjaan Tuhan yang belum pernah kita pikirkan.

Dalam bekerja. Kebanyakan orang akan menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk bekerja. Tentu ini adalah jangka waktu yang sangat panjang. Tidak heran, banyak orang yang merasa hampa karena terjebak rutinitas pekerjaan. Tetapi cobalah ubah pola pikirnya, bahwa apa yang kita kerjakan itu merupakan wujud hidup kudus, Kita melakukannya sebagaimana pelayanan kepada Tuhan. Kita rela berkorban di dalamnya karena tahu bahwa hasil pekerjaan kita bisa memberkati banyak orang. Dan kita mengucap syukur karena banyak orang lain yang tidak bisa melakukan pekerjaan seperti kita karena berbagai alasan: kesehatan, kemampuan, atau pun kesempatan.

Dalam menghadapi kehilangan. Pernahkah kita meratap berlarut-larut ketika menghadapi kehilangan? Jangankan kehilangan orang terkasih, bahkan ada orang-orang yang mengalami kesedihan berlarut hanya karena gelas kesayangannya pecah! Keadaan ini berlawanan dengan prinsip Alkitab bahwa segala materi yang ada di dunia ini akan berlalu. Semuanya itu sebenarnya tidak bisa benar-benar kita miliki. Oleh sebab itu, mulailah mengarahkan fokus ke arah yang benar. Segala yang kita miliki boleh hilang, tetapi Allah tetap menjadi bagian kita sampai kepada kekekalan. Itulah yang menjadikan kita tetap hidup kudus di tengah segala kondisi.

Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya” (Mzm. 73:26)

– Dan lain-lain.

  1. Apakah menjalani hidup kudus akan semakin membuat kita menarik diri dari dunia? Jelaskan!

Panduan diskusi:

Sering orang Kristen menganggap bahwa ketika mereka menjalankan hidup yang kudus, maka itu berarti mereka harus menarik diri dari dunia dan dianggap aneh oleh orang-orang di sekitarnya. Memang ada kasus-kasus tertentu ketika kebenaran Tuhan dianggap hal yang tidak wajar oleh dunia (misalnya, orang Kristen yang berintegritas di tengah lingkungan yang rusak). Namun demikian, hidup kudus sebenarnya tidak bisa terlepas dari dunia. Tuhan Yesus pernah mengatakan: “14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Mat. 5:14-16). Justru kita harus terus hidup di tengah-tengah dunia yang rusak, tanpa tercemar olehnya, supaya banyak orang yang mengikuti cara hidup yang seperti itu (dan pada akhirnya, akan menuntun mereka untuk mau menerima hidup kekal juga). Untuk menjalani hidup kudus juga sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari mengenal hati Allah (karena itu tidak mungkin kita menjalani hidup kudus tanpa belajar firman Tuhan, jika demikian kudus menurut siapa?). Jika mengenal hati Allah, maka kita pun ingin seperti Dia, yang menjangkau dunia.

The post Hidup Seperti Apakah yang Kita Kejar? (2Ptr. 3:11-13) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2019/06/11/hidup-seperti-apakah-yang-kita-kejar/feed/ 1 82