pencobaan | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id Informasi Seputar Alkitab dan Dunia Pelayanan Kristen Wed, 24 Jan 2024 05:11:52 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.2 https://i0.wp.com/studibiblika.id/wp-content/uploads/2019/08/cropped-icon_512.png?fit=32%2C32&ssl=1 pencobaan | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id 32 32 163375744 Teruslah Berdiri Teguh di Dalam Kristus (1Ptr. 5:12) https://studibiblika.id/2024/01/24/teruslah-berdiri-teguh-di-dalam-kristus-1ptr-512/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=teruslah-berdiri-teguh-di-dalam-kristus-1ptr-512 https://studibiblika.id/2024/01/24/teruslah-berdiri-teguh-di-dalam-kristus-1ptr-512/#respond Wed, 24 Jan 2024 05:10:27 +0000 https://studibiblika.id/?p=2673 Baru-baru ini, lembaga misi Open Doors kembali merilis laporan tahunan tentang negara-negara paling berbahaya bagi Kekristenan. Menurut laporan

The post Teruslah Berdiri Teguh di Dalam Kristus (1Ptr. 5:12) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Baru-baru ini, lembaga misi Open Doors kembali merilis laporan tahunan tentang negara-negara paling berbahaya bagi Kekristenan. Menurut laporan tersebut, sepanjang tahun 2023 ada sekitar 5.000 orang Kristen yang menjadi martir (80% dari Nigeria), hampir 15.000 gereja diserang/ditutup, dan lebih dari 295.000 orang Kristen kehilangan tempat tinggal karena iman mereka.

Keadaan yang sulit semacam ini menjadikan banyak orang Kristen yang menghadapi pertentangan antara apa yang tadinya diharapkan dengan kenyataan. “Mengapa setelah menjadi Kristen kok seperti ini?” “Sungguhkah saya harus terus bertahan di tengah semua tantangan ini?” Tampaknya, lebih mudah untuk melepaskan iman Kristen demi mendapatkan kenyamanan di duni ini dibanding harus terus bertahan menjadi pengikut Kristus yang taat.

WAWASAN DUNIA ALKITAB

Penganiayaan dan tantangan iman lainnya sebenarnya telah melekat pada diri pengikut Kristus sejak Kekristenan berkembang di abad pertama. Mereka menghadapi tekanan dari orang-orang Yahudi sebangsanya. Kemudian, tekanan dari pemerintah Roma karena mereka tidak mau menyembah Kaisar. Terpisah dari keluarga, kehilangan harta benda, bahkan kehilangan nyawa, bukan hal yang asing bagi mereka. Fakta ini menegaskan perkataan Tuhan Yesus bahwa menjadi pengikut-Nya memang sering berarti harus bersiap-siap untuk mendapatkan tantangan dan penderitaan (Mat. 5:11).

Surat ini dikirim oleh rasul Petrus, yang kita kenal sebagai orang yang pernah menyangkal Yesus. Namun setelah Yesus bangkit dan menampakkan diri kepadanya, Petrus menjadi seorang saksi Kristus yang teguh. Berbagai penyaniayaan dia hadapi hingga menjadi seorang martir (dalam salah satu catatan sejarah dituliskan bahwa dia rela mati disalib terbalik karena merasa tidak layak mati sebagaimana Kristus disalib).

Tetapi Petrus yakin bahwa keputusannya untuk menjadi pengikut Kristus adalah hal yang benar. Untuk itulah Petrus mengirimkan surat ini kepada jemaat yang tersebar di berbagai wilayah di daerah kekuasaan Romawi (1:1) melalui perantaraan Silwanus. Kemungkinan besar, Silwanus ini orang yang sama dengan Silas, rekan Paulus dalam perjalanan misinya yang disebutkan di dalam kitab Kisah Para Rasul (baca: Kis. 15:40-18:11).

Petrus menguatkan jemaat bahwa berbagai kesulitan yang terjadi justru membuktikan kemurnian iman mereka (1:6-7). Bertekunlah dalam anugerah yang dijabarkan dalam surat ini, seperti keteguhan yang ditunjukkan olehnya dan Silwanus. Iblis dan berbagai manifestasinya bisa menggentarkan iman (5:8), tetapi kuasa Allah selalu sanggup menopang mereka (5:6-7).

APLIKASI MASA KINI

Tantangan iman seperti apa yang sedang Anda hadapi saat ini? Ada yang mengalaminya dalam bentuk retaknya relasi, kesulitan ekonomi, atau merosotnya kesehatan jasmani. Tetaplah teguh di dalam iman dan menjadi saksi Kristus karena itulah satu-satunya cara hidup yang layak dijalani. Kelak, kita pasti akan menikmati buah dari ketekunan itu. Amin.

REFLEKSI

Allah akan membuat kita berdiri teguh; Dia akan menegakkan kita sehingga pertahanan kita terletak di atas dasar yang kokoh dan tidak akan dapat dilemahkan (I. Howard Marshall)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah orang Kristen harus mengalami tantangan iman supaya iman bertambah kuat? Jelaskan.
  2. Tantangan iman yang paling berat seperti apakah yang pernah Anda alami? Bagaimana penyertaan Tuhan hadir di dalam kondisi tersebut?

REFERENSI AYAT ALKITAB

Dengan perantaraan Silwanus, yang kuanggap sebagai seorang saudara yang dapat dipercayai, aku menulis dengan singkat kepada kamu untuk menasihati dan meyakinkan kamu, bahwa ini adalah kasih karunia yang benar-benar dari Allah. Berdirilah dengan teguh di dalamnya! (1Ptr. 5:12)

Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (Mat. 5:11)

6 Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. 7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu—yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api—sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. (1Ptr. 1:6-7)

6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.  7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. 8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. (1Ptr. 5:6-8)

BACA JUGA

The post Teruslah Berdiri Teguh di Dalam Kristus (1Ptr. 5:12) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2024/01/24/teruslah-berdiri-teguh-di-dalam-kristus-1ptr-512/feed/ 0 2673
Jangan Berzina (Kel. 20:14) https://studibiblika.id/2022/09/03/jangan-berzina-kel-2014/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=jangan-berzina-kel-2014 https://studibiblika.id/2022/09/03/jangan-berzina-kel-2014/#respond Fri, 02 Sep 2022 22:03:16 +0000 https://studibiblika.id/?p=2164 Ada sebagian orang yang memandang seks adalah hal yang kotor. Bahkan, ada pula yang menganggap bahwa hidup selibat

The post Jangan Berzina (Kel. 20:14) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Ada sebagian orang yang memandang seks adalah hal yang kotor. Bahkan, ada pula yang menganggap bahwa hidup selibat (tidak menikah) lebih baik. Kemudian, ada yang menganggap seks adalah ranah pribadi. Mau mengumbar aurat atau (maaf) berhubungan badan dengan orang yang bukan pasangan, jangan ikut campur. “Memangnya kamu siapa, ikut campur urusan saya? Sok Suci!”, mungkin begitu jawab mereka jika diingatkan.

Alkitab mengajarkan bahwa seks pada awalnya adalah rancangan Allah yang kudus. Akibat kejatuhan dalam dosalah, manusia memandang seks dengan cara pandang yang keliru. Hawa nafsu pun lebih menonjol dibanding kehendak Allah. Itulah sebabnya, sampai sekarang ini dosa seputar seks timbul dalam berbagai bentuk. Tidak hanya karir dan keluarga, bahkan pelayanan pun bisa hancur ketika seorang hamba Tuhan terjatuh dalam dosa ini.

Berkaca dari situ, perintah “Jangan berzinah” (Kel. 20:14) masih sangat relevan untuk kita perhatikan pada masa kini. Mari kita melihat dari awalnya. Allah menginisiasi ikatan pernikahan antara suami dan istri sebagai ikatan yang paling intim dalam masyarakat (Kej. 2:24). Maka, pelanggaran terhadap ikatan pernikahan ini dapat dipandang sebagai bentuk ketidaksetiaan, baik pada pasangan dan juga pada Tuhan (Ams. 2:16-17; bnd. Ef. 5:31-32). Itulah sebabnya, Allah melarang perzinaan. Hukumannya pun tidak tanggung-tanggung, yaitu hukuman mati (Im. 20:10), dengan cara dirajam (Ul. 22:23-24) atau dibakar (Im. 20:14; 21:9).

Namun sebenarnya apa yang dilarang? Dalam konteks zaman Musa, perintah ini melarang seseorang untuk berhubungan badan dengan orang yang sudah menikah, kecuali dengan pasangannya. Juga, orang yang telah menikah dilarang untuk berhubungan badan dengan orang lain, kecuali dengan pasangannya (baca: Im. 20:10 bnd. Kel. 22:16-17). Ingat, pada waktu itu belum ada institusi gereja dan pemberkatan pernikahan. Poligami dan perbudakan juga umum dilakukan (namun bukan berarti dikehendaki Tuhan).

Jauh setelah era Musa, Tuhan Yesus mengajarkan perintah ini dengan makna yang lebih dalam, yaitu sesuai dengan apa yang dimaksud oleh Allah. Perzinaan bukan saja menyangkut hubungan badan (secara fisik), tetapi juga kecemaran yang timbul di dalam hati (baca: Mat. 5:27-29 dan Mrk. 7:21-22). Jadi, ketika beberapa kepercayaan dan juga hukum yang berlaku di masyarakat baru menghukum orang ketika melakukan “perzinaan fisik,” Allah sudah memandang berdosa walaupun orang itu baru melakukan “perzinaan hati/pikiran” (bahasa gaulnya, pikiran kotor).

Pandangan Alkitab ini mengajarkan satu hal penting. Menutup aurat memang penting, tetapi tanpa adanya transformasi hati, semua akan percuma. Berdasar hikmat Tuhan, Daud memahami hal ini. Kita dapat melihat dari pertobatannya setelah berzina dengan Batsyeba. Dia memohon kepada Tuhan untuk menahirkan hatinya (Mzm. 51:12-13).

Jadi, bagaimana kita bisa mengatasi dan mencegah dosa perzinaan? Tentu saja yang pertama adalah transformasi hati. Tanpa itu, mustahil. Ibarat penyakit, sumbernyalah yang harus diobati, bukan hanya gejalanya. Hati yang telah ditransformasi (dilahirbarukan) oleh Roh Kudus akan bisa mengasihi Allah dibanding segalanya (Mzm. 73:25). Dengan begitu, godaan seksual akan tidak lagi terlihat menarik.

Kedua, berjaga-jagalah setiap hari. Waspadai titik lemah kita (Ef. 5:18). Kita dapat meneladani Almarhum Billy Graham. Dalam setiap perjalanan pelayanannya, dia tidak pernah sekamar sendiri. Dengan begitu, dia dapat mencegah godaan yang mungkin timbul (juga, fitnah). Jika sudah tahu titik lemah kita, jangan malah bermain api (baca Ams. 7). Ketika muncul gambar-gambar yang ketika berselancar di dunia maya, segera tutup jangan malah coba-coba diteruskan. Bagaimana jika godaan tetap saja datang walaupun kita sudah berusaha mencegah? Menjauhlah cepat-cepat (Yak. 1:14-15).

Langkah ketiga yang tidak kalah pentingnya, ingatlah selalu akan anugerah Kristus (1Ptr. 2:24). Dengan anugerah-Nya, kita akan dimampukan untuk mengatasi godaan dosa seksual. Jangan berpikir hal itu mustahil untuk dilakukan (termasuk jika ada di antara kita yang telah kecanduan dosa ini). Sekaligus, dengan anugerah-Nyalah maka selalu ada pengampunan. Jika kita sudah terlanjur jatuh dalam dosa ini, jangan lagi mau dihantui oleh masa lalu. Allah selalu membuka pintu pengampunan sebesar apapun dosa kita, asalkan kita mau bertobat. Termasuk, dosa perzinaan (baca Yoh. 8:1-11).

Baca juga:

Tafsiran Amsal 7 | STUDIBIBLIKA.ID

Pandangan Alkitab Terhadap LGBT dan Homoseksualitas | STUDIBIBLIKA.ID

Apakah yang dimaksud oleh nafsu seksual? Apa kata Alkitab mengenai nafsu seksual? (gotquestions.org)

REFLEKSI

Hasrat adalah kejahatan itu sendiri dalam perzinaan. Jika seseorang tidak ada kesempatan untuk tidur dengan istri orang lain, namun dia memiliki hasrat untuk melakukannya, dan akan melakukannya sekiranya mungkin, dia sama bersalahnya dengan orang yang terpergok melakukan perzinaan (Agustinus)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Berdasarkan renungan ini, bagaimana pandangan Anda tentang masturbasi?
  2. Apa saja godaan seksual yang ada di seputar kehidupan Anda saat ini? Apakah Anda cenderung tunduk atau menghindar? Nyatakan komitmen Anda kepada Tuhan!

REFERENSI AYAT ALKITAB

Jangan berzinah. (Kel. 20:14)

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. (Kej. 2:24)

16 supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan yang asing, yang licin perkataannya, 17 yang meninggalkan teman hidup masa mudanya dan melupakan perjanjian Allahnya; (Ams. 2:16-17)

31 Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. 32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. (Ef. 5:31-32)

Bila seorang laki-laki berzinah dengan isteri orang lain, yakni berzinah dengan isteri sesamanya manusia, pastilah keduanya dihukum mati, baik laki-laki maupun perempuan yang berzinah itu. (Im. 20:10)

23  Jika ada seorang gadis yang masih perawan dan telah bertunangan dengan seorang laki-laki, dan ia bertemu dengan seorang laki-laki di kota tersebut lalu tidur dengannya, Bila seorang laki-laki mengambil seorang perempuan dan ibunya, itu suatu perbuatan mesum; ia dan kedua perempuan itu harus dibakar, supaya jangan ada perbuatan mesum di tengah-tengah kamu. 24  keduanya harus kamu bawa ke pintu gerbang kota itu, dan kamu harus melemparinya dengan batu sampai mati dan kamu harus membunuh perempuan itu, karena ia ada di kota tetapi tidak berteriak minta tolong. Dan, pria itu karena ia telah memperkosa istri orang. Kamu harus menjauhkan kejahatan ini dari umatmu. (Ul. 22:23-24)

Bila seorang laki-laki mengambil seorang perempuan dan ibunya, itu suatu perbuatan mesum; ia dan kedua perempuan itu harus dibakar, supaya jangan ada perbuatan mesum di tengah-tengah kamu. (Ul. 20:14)

Demikianlah engkau harus menghapuskan darah orang yang tidak bersalah itu dari tengah-tengahmu, sebab dengan demikian engkau melakukan apa yang benar di mata TUHAN. (Ul. 21:9)

16 Apabila seseorang membujuk seorang anak perawan yang belum bertunangan, dan tidur dengan dia, maka haruslah ia mengambilnya menjadi isterinya dengan membayar mas kawin. 17 Jika ayah perempuan itu sungguh-sungguh menolak memberikannya kepadanya, maka ia harus juga membayar perak itu sepenuhnya, sebanyak mas kawin anak perawan.” (Kel. 22:16-17)

27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. 28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. 29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. (Mat. 5:27-29)

21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, 22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. (Mrk. 7:21-22)

12  Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! 13 Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! (Mzm. 51:12-13)

Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. (Mzm. 73:25)

Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh, (Ef. 5:18)

14  Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 15  Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. (Yak. 1:14-15)

Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. (1Ptr. 2:24)

The post Jangan Berzina (Kel. 20:14) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2022/09/03/jangan-berzina-kel-2014/feed/ 0 2164
Tips untuk Menang Melawan Godaan Dosa Menurut Surat Yakobus (Yak. 1:13-15) https://studibiblika.id/2020/06/15/tips-untuk-menang-melawan-godaan-dosa-menurut-surat-yakobus/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=tips-untuk-menang-melawan-godaan-dosa-menurut-surat-yakobus https://studibiblika.id/2020/06/15/tips-untuk-menang-melawan-godaan-dosa-menurut-surat-yakobus/#comments Mon, 15 Jun 2020 00:29:58 +0000 https://studibiblika.id/?p=938 13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh

The post Tips untuk Menang Melawan Godaan Dosa Menurut Surat Yakobus (Yak. 1:13-15) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>

13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. 14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. (Yak. 1:13-15)

Sebuah berita mengagetkan datang dari Temanggung (bisa dibaca di link ini). Diceritakan, ada seorang ayah yang tega membakar anaknya hidup-hidup. Mulanya, ayahnya itu, AF (35), emosi karena anaknya melawan ibunya ketika dilarang main keluar rumah. AF menyedot bensin dari sepeda motornya lalu menyiramnya ke tubuh anaknya. Dia menakut-nakuti anaknya sambil menyalakan korek api. “Tak bakar kamu, kalau dikasih tahu ibumu jangan membantah!”, teriak AF.

Entah bagaimana, api menjalar ke sekujur tubuh anaknya. AF bingung. Dia lari ke belakang rumah untuk mengambil air, namun tumpah. Singkat cerita, anaknya pun tewas. AF kini dirawat di Rumah Sakit karena mengalami luka bakar, sambil menunggu persidangan.

Sungguh tragis kisahnya. Saya tidak tahu bagaimana menyesalnya AF dengan kejadian itu. Apalagi ibunya, yang tentu saja sangat terpukul kehilangan anaknya dengan cara demikian.

Apa yang menjadi perenungan saya adalah, hidup manusia bisa hancur dalam sekejap karena lepas kontrol. Pertengkaran yang mungkin terjadi selama beberapa menit saja itu mengubah arah keluarga AF secara total.

“Salah dia sih, sehingga aku bisa begini…,” “Ini cobaan dari Tuhan…,” “Saya khilaf, padahal aslinya saya nggak mau melakukan itu…”

Pernah mendengar ucapan-ucapan semacam ini? Ketika godaan terlanjur menghancurkan hidup kita, banyak yang bisa disalahkan. Keadaan, orang di sekitar kita, Iblis, bahkan Tuhan.

Sebenarnya, dari mana sih datangnya pencobaan?

Hal yang pertama harus kita ingat, tentu bukan dari Tuhan! Sesuai natur-Nya, Tuhan tidak mungkin bisa dicobai, sehingga Dia juga tidak mungkin mencobai manusia.

Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “Pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. (Yak. 1:13)

Kalau begitu, dari mana dong?

Yakobus mengajarkan, itu berasal dari dalam diri kita. Setelah kejatuhan Adam dan Hawa, seluruh manusia memiliki natur dosa. Itulah yang membuat kita memiliki keinginan untuk melawan perintah Tuhan.

Perhatikan ayat ini:

Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. (Yak. 1:14)

Yakobus menggunakan gambaran dari memancing ikan (Moo, “James,” PNTC). Umpan yang ada pada kail pancing sangat memikat ikan. Tetapi jika dimakan, maka ikan tersebut akan diseret oleh pancing. Demikian pula, godaan untuk berbuat dosa bisa terlihat sangat menarik. Tetapi hati-hati, kita akan diseret olehnya!

Photo by Jakob Owens on Unsplash

Yakobus melanjutkan pengajarannya:

Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. (Yak. 1:15)

Hidup seorang Kristen bukan berarti akan selalu terhindar dari godaan. Pasti ada saja. Dan itu sebenarnya bukan dosa. Yang menjadi dosa adalah ketika kita sengaja menikmati godaan tersebut, makin lama makin menarik, sehingga pelan-pelan menuntun kita untuk akhirnya berbuat dosa.

Jadi, pelajaran apa yang bisa kita petik untuk bisa menang melawan godaan?

Saya memaparkan satu tips saja dan itu sebenarnya sangat sederhana:

Larilah ketika godaan mendekat untuk pertama kalinya!

Yakobus telah menerangkan secara gamblang bagaimana dosa beroperasi. Semakin lama dekat-dekat dengan godaan, maka itu akan terlihat semakin menarik.

Jangan menyalahkan Tuhan, karena tidak mungkin Dia mencobai kita….

Jangan menyalahkan orang atau keadaan, karena tidak selalu bisa diubah….

Bahkan, jangan pula menyalahkan Iblis, karena memang sudah sifatnya ingin menghancurkan iman anak-anak Tuhan….

Tetapi, salahkan diri kita, kalau kita terus membuahi keinginan dalam hati kita ketika godaan datang. Itulah yang membuat dosa kemudian bisa terwujud!

Pilihan ada pada diri kita. Apakah kita cepat-cepat menghindar ketika godaan datang, atau malah ingin terus dekat-dekat dengannya?

Walaupun masih memiliki keinginan daging, tetapi kita memiliki Roh Kudus (Yoh. 14:16). Dia berkuasa untuk menuntun kita dalam membedakan hal yang baik dan buruk. Juga, berkuasa untuk memampukan kita sehingga memilih melakukan yang baik.

Bersama Roh Kudus, kita selalu bisa memiliki pilihan untuk berbuat baik!

Jadi, sebelum hidup kita dihancurkan oleh game online atau medsos, cepat-cepat kasih batasan. Pasang notifikasi!

Jika kita telah menikah, jangan cari-cari kesempatan untuk ngobrol dengan rekan lawan jenis yang kelihatan nyambung dan menarik. Apalagi, cuma ngobrol berdua!

Ketika tawaran pinjaman online atau diskonan kartu kredit datang, cepat-cepat tolak. Jangan sampai hidup kita habis hanya untuk membayar utang…. Dan sebagainya.

Martin Luther mengatakan sebuah peribahasa, “kita tidak dapat mencegah burung untuk terbang di atas kepala kita, tetapi kita bisa mencegahnya untuk membuat sarang di kepala kita.”

Amin.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Direnungkan

  1. Setiap orang memiliki kerentanan masing-masing. Ada yang lebih tahan terhadap godaan harta, tetapi kalah jika berhadapan dengan wanita. Dan sebagainya. Evaluasi diri kita, apa yang menjadi kerentanan kita. Mintalah hikmat pada Roh Kudus dan jika perlu, bicarakan dengan pasangan, atau orang-orang terdekat, sehingga mereka bisa mendukung kita untuk tidak jatuh di dalam area tersebut.
  2. Bacalah contoh kasus nyata yang terkait dengan kerentanan kita itu. Apa saja hal yang mungkin dihancurkan olehnya? Kemudian, sebutkan langkah-langkah praktis yang dapat kita lakukan untuk menghindarinya sejak awal.
  3. Langkah-langkah praktis apa yang bisa kita lakukan untuk membuat dosa kehilangan daya tariknya?
The post Tips untuk Menang Melawan Godaan Dosa Menurut Surat Yakobus (Yak. 1:13-15) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2020/06/15/tips-untuk-menang-melawan-godaan-dosa-menurut-surat-yakobus/feed/ 5 938
Maksud Allah dalam Cobaan Hidup (Yak. 1:2-4) https://studibiblika.id/2020/05/16/maksud-allah-dalam-cobaan-hidup-yak-12-4/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=maksud-allah-dalam-cobaan-hidup-yak-12-4 https://studibiblika.id/2020/05/16/maksud-allah-dalam-cobaan-hidup-yak-12-4/#comments Sat, 16 May 2020 22:16:28 +0000 https://studibiblika.id/?p=890 2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, 3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap

The post Maksud Allah dalam Cobaan Hidup (Yak. 1:2-4) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, 3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. 4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. (Yak. 1:2-4)

Cobaan hidup merupakan hal yang umum dialami oleh semua orang. Ada berbagai ajaran di dunia terkait bagaimana manusia harus menanggapi cobaan hidup. Misalnya, dalam falsafah Jawa dikenal ungkapan “nrimo ing pandum.” Artinya, mampu menerima kenyataan hidup apa adanya. Ada juga ajaran yang mempercayai bahwa cobaan hidup itu terjadi karena karma, atau perbuatan buruk kita di masa lalu. Sementara itu, di dunia maju yang serba instan ini, manusia juga semakin didorong untuk mendapatkan kenikmatan. Sshingga kalau bisa, cobaan hidup itu harus dihindari atau cepat-cepat diselesaikan. Bagaimana pandangan Alkitab? Apa bedanya cobaan hidup yang dialami oleh orang-orang Kristen dengan yang lain?

Jika kita membaca Yak. 1:2-4 ini sekilas, mungkin kita akan merasa aneh, “Yang namanya pencobaan pasti buruk, kok disuruh bahagia?” “Mana bahagianya kalau saya sakit, tidak punya uang?” Sebenarnya, Yakobus tidak mengajarkan untuk merasa bahagia karena pencobaan itu sendiri. Tetapi, Yakobus mengajarkan bahwa kita untuk berbahagia karena apa yang akan Allah kerjakan melalui pencobaan itu.

Pencobaan yang bagaimana? Dalam surat Yakobus, pencobaan bisa berarti dorongan batin untuk melakukan dosa atau tekanan hidup yang diakibatkan dari situasi di luar diri kita. Dalam Yak. 1:2-4 ini, pengertian kedualah yang dimaksud oleh Yakobus. Dalam konteks kita bisa berarti: tekanan ekonomi, persoalan rumah tangga, relasi, dosa, dan sebagainya. Intinya, apa yang biasa kita kenal sebagai cobaan hidup. Kita harus menganggapnya sebagai kebahagiaan setiap kali cobaan hidup itu datang.

Yakobus mengajarkan bahwa cobaan hidup bukan terjadi secara kebetulan atau sekadar sebagai hukuman atas perbuatan buruk kita. Itu juga bukan fase hidup yang buruk sehingga harus cepat-cepat dilewati. Tetapi, cobaan hidup yang kita alami sejatinya merupakan ujian iman. Seperti emas yang dimurnikan, maka cobaan hidup itu juga memurnikan iman kita. Pada kondisi tenang, semua bisa mengaku memiliki iman. Tetapi pada kondisi yang sulit, akankah kita tetap percaya pada kebaikan Tuhan? Perwujudan iman di dalam kehidupan sehari-hari seperti ini sangat ditekankan oleh Yakobus di dalam suratnya, termasuk ketika kita menghadapi cobaan hidup.

Selanjutnya, ujian iman akan menghasilkan ketekunan dalam hidup kita. Artinya, bukan berarti kita bersikap pasif atau menyerah saja dengan situasi. Melainkan, kita memiliki daya tahan untuk melewati cobaan hidup tersebut. Tentu saja, daya tahan ini juga terjadi karena pertolongan Roh Kudus.

Tidak berhenti sampai di situ saja. Kita juga akan semakin matang rohaninya. Hal-hal yang buruk kita buang, hal-hal yang baik kita tambahkan. Olahraga akan menguatkan otot tubuh kita, demikian pula cobaan hidup akan menguatkan otot rohani kita. Akibatnya, kita bisa “sempurna dan utuh.” Kematangan karakter ini akan membuat kita tidak kekurangan apapun. Apa pun yang terjadi, kita tetap bisa mengucap syukur dan memuji Tuhan. Luar biasa! Jika kita bisa seperti ini, bukankah hidup kita akan kokoh?

Jadi, kita melihat bahwa Tuhan sebenarnya menggunakan cobaan hidup untuk maksud yang baik. Jangan buru-buru putus asa. Tidak ada hal yang buruk dalam kehidupan orang Kristen, asalkan kita menghadapinya menurut cara pandang yang benar. Kiranya Roh Kudus menguatkan kita selalu. Amin.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Direnungkan

  1. Apa yang bisa membuat cobaan hidup itu bisa terasa berat? Sebaliknya, apa yang membuat cobaan hidup itu bisa terasa ringan?
  2. Apakah semua cobaan hidup itu berasal dari Tuhan? Renungkan baik-baik pertanyaan ini dan jelaskan langkah-langkah praktis yang harus Anda lakukan dalam menghadapi cobaan hidup.
  3. Jika dalam cobaan hidup itu ada maksud Tuhan yang baik, apakah kita selayaknya meminta Tuhan untuk terus memberikan cobaan hidup?
  4. Bagaimana penerapan kebenaran firman Tuhan ini dalam mendidik anak?
The post Maksud Allah dalam Cobaan Hidup (Yak. 1:2-4) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2020/05/16/maksud-allah-dalam-cobaan-hidup-yak-12-4/feed/ 2 890
Lihatlah dengan Iman! (2Raj. 6:8-23) https://studibiblika.id/2020/02/15/lihatlah-dengan-iman-2raj-6-18-23/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=lihatlah-dengan-iman-2raj-6-18-23 https://studibiblika.id/2020/02/15/lihatlah-dengan-iman-2raj-6-18-23/#respond Sat, 15 Feb 2020 11:54:28 +0000 https://studibiblika.id/?p=665 8 Raja negeri Aram sedang berperang melawan Israel. Ia berunding dengan pegawai-pegawainya, lalu katanya: “Ke tempat ini dan

The post Lihatlah dengan Iman! (2Raj. 6:8-23) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
8 Raja negeri Aram sedang berperang melawan Israel. Ia berunding dengan pegawai-pegawainya, lalu katanya: “Ke tempat ini dan itu haruslah kamu turun menghadang.” 9 Tetapi abdi Allah menyuruh orang kepada raja Israel mengatakan: “Awas, jangan lewat dari tempat itu, sebab orang Aram sudah turun menghadang ke sana.” 10 Sebab itu raja Israel menyuruh orang-orang ke tempat yang disebutkan abdi Allah kepadanya. Demikianlah Elisa memperingatkan kepadanya, supaya berawas-awas di sana, bukan sekali dua kali saja. 11 Lalu mengamuklah hati raja Aram tentang hal itu, maka dipanggilnyalah pegawai-pegawainya, katanya kepada mereka: “Tidakkah dapat kamu memberitahukan kepadaku siapa dari kita memihak kepada raja Israel?” 12 Tetapi berkatalah salah seorang pegawainya: “Tidak tuanku raja, melainkan Elisa, nabi yang di Israel, dialah yang memberitahukan kepada raja Israel tentang perkataan yang diucapkan oleh tuanku di kamar tidurmu.” 13 Berkatalah raja: “Pergilah melihat, di mana dia, supaya aku menyuruh orang menangkap dia.” Lalu diberitahukanlah kepadanya: “Dia ada di Dotan.” 14 Maka dikirimnyalah ke sana kuda serta kereta dan tentara yang besar. Sampailah mereka pada waktu malam, lalu mengepung kota itu.

15 Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: “Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?” 16 Jawabnya: “Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka.” 17 Lalu berdoalah Elisa: “Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.” Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa. 18 Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah Elisa kepada TUHAN: “Butakanlah kiranya mata orang-orang ini.” Maka dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa.

19 Kemudian berkatalah Elisa kepada mereka: “Bukan ini jalannya dan bukan ini kotanya. Ikutlah aku, maka aku akan mengantarkan kamu kepada orang yang kamu cari.” Lalu diantarkannya mereka ke Samaria. 20 Segera sesudah mereka sampai ke Samaria berkatalah Elisa: “Ya TUHAN, bukalah mata orang-orang ini, supaya mereka melihat.” Lalu TUHAN membuka mata mereka, sehingga mereka melihat, dan heran, mereka ada di tengah-tengah Samaria. 21 Lalu bertanyalah raja Israel kepada Elisa, tatkala melihat mereka: “Kubunuhkah mereka, bapak?” 22 Tetapi jawabnya: “Jangan! Biasakah kaubunuh yang kautawan dengan pedangmu dan dengan panahmu? Tetapi hidangkanlah makanan dan minuman di depan mereka, supaya mereka makan dan minum, lalu pulang kepada tuan mereka.” 23 Disediakannyalah bagi mereka jamuan yang besar, maka makan dan minumlah mereka. Sesudah itu dibiarkannyalah mereka pulang kepada tuan mereka. Sejak itu tidak ada lagi gerombolan-gerombolan Aram memasuki negeri Israel.

Ketika Permasalahan Hidup Melanda

Pernahkah kita membayangkan, seberat apa beban hidup yang bisa dialami oleh manusia? Di salah satu media online kemarin (14/02/2020) diberitakan seorang sopir angkot di Padang yang bunuh diri. Dia nekat menggantung dirinya karena tidak tahan diteror oleh penagih utang. Rupanya, dia terjebak utang di pinjaman online. Jumlah pastinya tidak disebutkan dalam berita itu. Tetapi yang jelas, jumlah itu bagi dia teramat besar sehingga dia berpikir tidak mungkin bisa melunasinya.

Saya tidak akan membahas mengenai pinjam-meminjam di sini. Tetapi, saya akan mengajak kita untuk berpikir tentang permasalahan hidup. Rupanya, permasalahan hidup bisa begitu besar sampai banyak orang  merasa tidak sanggup lagi menanggungnya. Mereka berpikir, tidak mungkin ada jalan keluar. Mustahil. Akhirnya, mereka nekat mengambil jalan pintas.

Pernahkah kita berada di posisi seperti ini? Menghadapi permasalahan hidup yang begitu besar. Apa yang harus kita lakukan pada masa-masa seperti itu?

Kita akan belajar dari kisah Elisa ketika dikepung oleh tentara Aram dalam 2Raj. 6:8-23.

Elisa Dikepung oleh Pasukan Tentara Aram

Waktu itu, Aram sedang bermusuhan dengan Israel. Di dalam ay. 1-7 diceritakan bahwa tentara Aram selalu diperdaya oleh tentara Israel. Setiap kali tentara Aram mengubah posisi penyergapannya, tentara Israel tidak lewat situ. Begitu terus yang terjadi.

Lama-lama, raja Aram pun curiga. Pasti ada yang membocorkan rencana penyergapan mereka. Jangan-jangan, ada pengkhianat di antara pasukannya. Ketika raja Aram menanyai pegawai-pegawainya, salah seorang di antara mereka berkata bahwa bukan pengkhianat yang membocorkan rahasia itu, tetapi Elisa, seorang nabi di Israel.

Raja Aram pun sangat murka. Dia lalu memerintahkan sepasukan tentara yang sangat besar jumlahnya beserta kuda dan keretanya, untuk mengepung Dotan. Elisa dan pelayannya tinggal di situ. Pasukan ini lalu pergi malam-malam untuk mengepung kota itu. Karena jumlahnya sangat banyak, tidak ada celah yang bisa digunakan Elisa untuk meloloskan diri dari kepungan mereka.

Ketika bangun pagi-pagi, pelayan Elisa kaget sekali melihat ada banyak sekali tentara mengepung mereka. “Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?,” teriaknya. Dalam kalkulasi banyak orang, Elisa sudah tamat riwayatnya. Tidak ada kemungkinan untuk meloloskan diri.

Namun apakah Elisa panik? Ternyata tidak. Sebagai seorang nabi Tuhan, dia tahu betul apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Perubahan Terjadi Ketika Elisa Berdoa Pada Tuhan

Perhatikan perkataan Elisa kepada pelayannya itu. “Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka” (ay. 16). Saya bayangkan, pelayan itu pasti bingung. Mereka cuma berdua. Dari mana Elisa bisa bilang kalau jumlah yang menyertai mereka lebih banyak?

Kemudian Elisa berdoa, “Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat” (ay. 17). Setelah Elisa berdoa, pelayan itu tiba-tiba melihat gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi. Siapa mereka? Malaikat Tuhan. Raja Aram mengirim banyak sekali pasukan manusia. Tetapi, tanpa pelayan Elisa tahu, di situ juga Tuhan menempatkan jauh lebih banyak pasukan malaikat. Seandainya saja kedua pasukan itu bertempur, dengan mudah kita tahu siapa yang akan menjadi pemenangnya.

Saya kembali bayangkan, ketika pelayan Elisa itu melihat banyaknya pasukan malaikat Tuhan, detik itu pula ketakutannya hilang. Rupanya, inilah rahasia Elisa. Dia bisa terlihat tenang karena tahu bahwa pada saat itu Tuhan menjaganya dengan pasukan malaikat yang tidak kelihatan. Apa yang dilakukan Elisa ini sesuai dengan mazmur Daud, yang mengatakan: “Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal itupun aku tetap percaya” (Mzm. 27:3). Jika kita tahu bahwa Tuhan ada di pihak kita, apa yang bisa membuat kita takut?

Doa Membuat Kita Mampu Melihat dengan Iman

Kisah ini mengingatkan kepada kita tentang apa yang harus kita lakukan pada saat permasalahan hidup melanda. Utang banyak. Sakit kronis. PHK. Terjepit dengan kebutuhan rumah tangga. Walaupun bukan berbentuk pasukan tentara, tetapi ada banyak hal dalam hidup ini yang bisa mengepung kita. Ada banyak masalah yang bisa menekan kita sehingga sangat sulit bagi kita untuk melihat jalan keluarnya. Jika itu terjadi dalam kehidupan kita, jangan putus asa.

Photo by Dustin Belt on Unsplash

Ketika semua orang lain di dunia berkata, “Sudah habis harapanku,” maka orang Kristen selalu memiliki satu senjata yang sangat ampuh. Apa itu? Doa.

Dulu ada acara kuis di televisi yang sangat terkenal, “Who Wants to be a Millionaire.” Peserta akan diberi pertanyaan yang kesusahannya semakin meningkat. Jika tidak mengetahui jawabannya, ada beberapa pilihan bantuan. Salah satunya, peserta boleh menelepon orang yang dia kenal untuk menanyakan jawabannya. Ini disebut dengan “Phone a Friend.” Namun tidak jarang, orang yang ditelepon juga tidak bisa menjawabnya.

Doa juga bisa digambarkan seperti itu. Tetapi bukannya menelepon seorang teman yang bisa saja gagal dalam memberi solusi, kita menelepon Allah, satu-satunya sumber pertolongan manusia yang tidak pernah gagal. Dengan doa, kita akan mampu melihat sekitar kita bukan dengan mata jasmani, tetapi dengan iman. Masalah yang tadinya sangat menekan kita, setelah merasakan kebesaran Tuhan dalam doa, maka perlahan masalah tersebut akan terasa kecil.

Tetapi ingat, doa tidak selalu menyebabkan masalah hilang tiba-tiba. Seperti Elisa yang tetap menghadapi pasukan tentara Aram, kita pun mungkin masih akan menghadapi masalah yang sama besarnya setelah berdoa. Bedanya, seperti juga pelayan Elisa tadi, doa membuat kita bisa merasakan bahwa penyertaan Tuhan jauh lebih besar dibanding masalah yang ada.

Di dunia modern sekarang ini, kita terbiasa didorong untuk bertindak rasional. Itu jugalah yang membuat kita cenderung mengabaikan doa dalam menghadapi permasalahan hidup. Tetapi kita mungkin tidak menyadari, justru semakin rasional kita dan semakin banyak pengetahuan kita, bisa-bisa kita malah akan lebih mudah putus asa. Mengapa? Karena kita menjadi tahu, tidak ada kemungkinan untuk lepas dari permasalahan tersebut.

Tanpa doa, apakah masalah bisa selesai? Bisa saja. Tetapi, walaupun secara jasmani masalah selesai, kita tidak menjadi lebih dewasa rohani. Kita juga tidak lebih mengenal Tuhan. Padahal, itu semua adalah berkat yang lebih besar dibanding sekadar selesainya masalah kita.

Kemudian, jika kita tidak terbiasa bersandar pada doa, maka suatu saat ketika masalah yang kita alami sangat berat, maka kita bisa benar-benar habis akal. Tidak tahu lagi harus berbuat apa. Tidak ada lagi orang yang bisa dimintai bantuan. Celakanya, karena tidak terbiasa berdoa maka kita juga tidak tahu bahwa sebenarnya masih ada bantuan lain yang lebih ampuh, yaitu pertolongan Tuhan. Inilah yang menyebabkan banyak orang mengambil jalan pintas, yang membuat masalah bertambah ruwet.

Jangan Meremehkan Doa Karena Ada Allah yang Bekerja di Baliknya

Jadi, sebagai anak Tuhan, jangan pernah meremehkan doa. Bayangkan seandainya Elisa hanya melihat situasi sekitar dengan mata jasmaninya. Apa yang akan terjadi? Dia pasti akan ketakutan seperti pelayannya. Tetapi sebagai nabi Tuhan, Elisa terbiasa untuk melihat segala sesuatunya dengan iman. Dia tahu bahwa untuk menghadapi situasi-situasi yang sulit, dia bisa bersandar pada Allah yang mahakuasa.

Kemahakuasaan Allah sangat terlihat dalam bagian ini. Allah memampukan Elisa untuk memberikan nasihat yang tepat kepada raja Israel sehingga terhindar dari jebakan raja Aram. Padahal, rencana-rencana itu disusun dengan sangat rahasia, di kamar tidur raja Aram (ay. 12). Kemudian, tanpa pasukan malaikat turun tangan pun, Allah  bisa langsung membuat pasukan tentara Aram itu bertekuk lutut. Mereka semua dibuat buta matanya. Benar-benar Allah mampu membalikkan keadaan anak-anak-Nya.

Begitu pentingnya Allah dalam kisah ini, sampai-sampai seorang penafsir yang mengatakan bahwa Allah begitu menonjol dan berkuasa dalam cerita ini, sehingga hanya Elisa yang disebut namanya (bahkan beberapa kali disebut sebagai “abdi Allah”). Raja Israel, raja Aram, dan pelayan Elisa tidak disebutkan namanya.

Ketika kita meremehkan doa, sebenarnya kita juga meremehkan Allah. Doa kelihatannya sepele. Sepintas lalu juga terlihat pasif. Sepertinya ketika berdoa, kita tidak melakukan apa-apa. Padahal, dengan doa, kita sedang melakukan usaha yang luar biasa besar karena kita meminta pertolongan kepada Pencipta alam semesta ini.

sumber gambar: spurgeongems.org

Salah seorang tokoh Kristen yang bernama Charles Spurgeon (1834-1892) pernah berkata, “Doa adalah saraf ramping yang menggerakkan otot-otot yang mahakuasa.” Saraf itu rapuh sekali. Tetapi  bisa menggerakkan otot-otot. Doa, menurut Spurgeon, juga seperti itu. Walaupun kita lemah dan sudah tidak mempunyai daya apa-apa lagi, tetapi dengan doa, kita mendapatkan bantuan dari Yang Mahakuasa. Bukan berarti kita bisa memerintah Tuhan. Tetapi, Tuhan sendiri yang akan bekerja untuk menopang kita.

Tuhan Pasti Memberikan Penyertaan Pada Anak-Anak-Nya

Jika kita melihat keberadaan hidup kita dengan iman, maka kita akan tahu sebenarnya tidak ada permasalahan yang terlalu besar. Tidak ada jalan buntu bagi anak-anak Tuhan. Mengapa? Karena bukan kita yang berusaha memecahkan permasalahan tersebut. Tetapi, Tuhan sendiri yang akan bertindak bagi kita!

Marilah kita ingat selalu pesan ini. Doa sebenarnya sangat mudah untuk kita lakukan. Cukup menutup mata, berkata-kata dengan Tuhan. Kita bisa mengungkapkan seluruh isi hati kita kepada-Nya. Jangan diabaikan, karena dengan cara inilah, Roh Kudus akan membukakan iman kita sehingga kita bisa melihat permasalahan kita dengan sudut pandang yang benar.

Tuhan Yesus pernah berjanji, “Dan ingatlah Aku akan selalu menyertai kalian sampai akhir zaman” (Mat. 28:20b). Janji-Nya ini pasti akan Dia genapi. Dia sudah mengalahkan masalah terbesar kita, yaitu maut. Oleh sebab itu, Dia juga pasti mampu menyertai kita di tengah segala masalah yang ada di dunia ini.

“Ketika permasalahan hidup melanda, berdoalah supaya kita dapat melihat penyertaan Tuhan yang tak terbatas”

The post Lihatlah dengan Iman! (2Raj. 6:8-23) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2020/02/15/lihatlah-dengan-iman-2raj-6-18-23/feed/ 0 665