Berdasarkan penelusuran saya, Roma 8:28 dan Yeremia 29:11 secara konsisten dianggap sebagai dua ayat Alkitab yang paling terkenal (selain Yohanes 3:16, tentunya!). Maklum, kedua ayat tersebut memberikan pengharapan bahwa Allah merancang hal yang baik bagi orang percaya..
Namun demikian, banyak orang yang merasa kecewa karena kehidupan mereka seolah tidak lepas dari masalah. Bahkan, tidak sedikit pula yang setelah berdoa, keadaan justru bertambah berat. Apapun yang mereka lakukan, bahkan dengan cara berdoa, tetaplah Allah yang menentukan. Kalau saatnya sakit, jaga kesehatan seperti apapun juga tetap sakit. Kalau saatnya di-PHK, kerja sebaik apapun juga tetap di-PHK. Inilah yang dipaparkan dalam ayat 1-8. Jika demikian, untuk apa kita berjerih lelah?
WAWASAN DUNIA ALKITAB
Banyak pakar yang menganggap bahwa Pengkhotbah adalah kitab yang mengajarkan pesimisme. Lihat saja, perkataan “kesia-siaan” muncul berulang kali dalam kitab ini. Bahkan, ada juga pertanyaan yang bernada sangat pesimis. Misalnya, di ayat 9, yang juga kita tanyakan di awal.
Sebenarnya, Pengkhotbah bukanlah orang yang pesimis dan sama sekali tidak mengajarkan pembacanya untuk bersikap pesimis. Namun, Pengkhotbah adalah seorang realis, yang secara jujur mau mengakui hidup seperti apa adanya. Rumit, susah, penuh ketidakadilan, dan sebagainya.
Hidup ini bisa terlihat rumit karena apa yang dikerjakan Allah memang sering tidak terpahami. Jika manusia hanya mampu melihat sepotong demi sepotong, Allah mampu melihat keseluruhan (ay. 11b). Manusia tidak bisa melihat esok hari akan seperti apa, tetapi Allah bahkan sudah tahu ribuan tahun sesudah kita, bumi akan seperti apa (kalau bumi masih ada!).
Pengkhotbah juga menyatakan bahwa karya Allah itu indah (ay. 11a), sempurna, dan bertahan lama (ay. 14-15). Apalagi, kita telah mengerti kasih Allah yang paling puncak, yaitu pengurbanan Tuhan Yesus demi menyelamatkan kita. Semuanya itu akan menimbulkan perasaan “takut akan Dia” (ay. 14). Sehingga, kita selalu dapat menikmati dan mensyukuri hidup karena memercayai apapun yang Allah kerjakan bagi kita (ay. 12-13).
APLIKASI
Ada dua pelajaran yang bisa kita dapatkan Pertama, jangan ragu mengakui bahwa hidup itu rumit. Kita tidak berdosa ketika kita merasa kecewa atau sedih ketika musibah terjadi. Itu hal yang manusiawi dan Allah (melalui Pengkhotbah) memahaminya. Tetapi, jangan berhenti sampai tahap ini.
Kedua, keadaan tidak selalu bisa diubah, tetapi selalu bisa menyikapinya dengan tepat. Alih-alih fokus pada masalah dan menjadi frustrasi, nikmatilah dan syukurilah apa yang masih ada pada kita hari ini (1Tes. 5:18; Mat. 6:34) mumpung masih ada (pelajari ayat 1-8). Perubahan fokus ini akan membuat masalah kita tidak lagi tampak seberat sebelumnya. Amin.
REFLEKSI
Hidup itu berat dan Allah itu baik (John Piper)
PERTANYAAN
1. Apa yang biasa dilakukan orang untuk mengatasi masalahnya? Setujukah Anda dengan hal itu?
2. Apa hal-hal di sekitar hidup Anda yang selama ini mungkin sering Anda lupakan untuk dinikmati atau disyukuri? Apa yang akan Anda lakukan?
REFERENSI
9 Apakah keuntungan yang diperoleh pekerja dari jerih payahnya? 10 Aku telah melihat kesibukan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk menyibukkan dirinya. 11 Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi, manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. 12 Aku tahu bahwa tak ada yang lebih baik untuk mereka daripada bersukaria dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka, 13 juga bahwa setiap orang dapat makan minum, dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya; itulah adalah pemberian Allah. 14 Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada selamanya, tak dapat ditambah atau dikurangi. Allah berbuat demikian supaya manusia takut akan Dia. 15 Apa yang sekarang ada dulu sudah ada, dan apa yang akan ada sudah lama ada; dan Allah mencari yang sudah lalu. (Pkh. 3:9-15 TB2)
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Rm. 8:28)
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yer. 29:11)
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh. 3:16)
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1Tes. 5:18)
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. (Mat. 6:34)
BACA JUGA: