kasih Allah | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id Informasi Seputar Alkitab dan Dunia Pelayanan Kristen Thu, 21 Mar 2024 05:26:27 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.4.3 https://i0.wp.com/studibiblika.id/wp-content/uploads/2019/08/cropped-icon_512.png?fit=32%2C32&ssl=1 kasih Allah | STUDIBIBLIKA.ID https://studibiblika.id 32 32 163375744 Peristiwa-Peristiwa Ajaib seputar Penyaliban Kristus (Mat. 27:45-56) https://studibiblika.id/2024/03/21/peristiwa-peristiwa-ajaib-seputar-penyaliban-kristus-mat-2745-56/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=peristiwa-peristiwa-ajaib-seputar-penyaliban-kristus-mat-2745-56 https://studibiblika.id/2024/03/21/peristiwa-peristiwa-ajaib-seputar-penyaliban-kristus-mat-2745-56/#respond Thu, 21 Mar 2024 05:26:24 +0000 https://studibiblika.id/?p=2716 Alkitab penuh dengan kisah-kisah luar biasa yang dapat membangkitkan imajinasi sehingga tidak sedikit juga anak-anak yang suka membacanya. Tetapi kisah-kisah di dalam Alkitab berbeda dengan cerita biasa. Alkitab menceritakan tentang Allah dan karya-Nya di dunia ini. Sehingga, respons kita terhadapnya akan memengaruhi jalan hidup kita hingga kekekalan. WAWASAN DUNIA ALKITAB Demikian pula apa yang terjadi […]

The post Peristiwa-Peristiwa Ajaib seputar Penyaliban Kristus (Mat. 27:45-56) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Alkitab penuh dengan kisah-kisah luar biasa yang dapat membangkitkan imajinasi sehingga tidak sedikit juga anak-anak yang suka membacanya. Tetapi kisah-kisah di dalam Alkitab berbeda dengan cerita biasa. Alkitab menceritakan tentang Allah dan karya-Nya di dunia ini. Sehingga, respons kita terhadapnya akan memengaruhi jalan hidup kita hingga kekekalan.

WAWASAN DUNIA ALKITAB

Demikian pula apa yang terjadi di dalam peristiwa penyaliban. Ketika Tuhan Yesus disalib, Matius menceritakan beberapa kejadian luar biasa yang sebenarnya memiliki makna teologis dan pengaruh yang luar biasa pula bagi hidup kita. Pertama, kegelapan yang tiba-tiba berlangsung selama tiga jam (ay. 45-46; tidak ada catatan sejarah yang bisa membuktikan ini berita bohong, atau kebetulan hanya peristiwa alam biasa). Ini sudah dinubuatkan dalam Perjanjian Lama (Am. 8:9). Di Perjanjian Lama penghakiman Allah sering digambarkan sebagai kegelapan (Am. 5:18). Jadi, kegelapan ini menyatakan Kristus menanggung penghakiman Allah atas dosa manusia.

Setelah itu, Tuhan Yesus berteriak, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (ay. 46). Mungkin banyak orang yang menangkap ini sebagai teriakan putus asa. Tetapi, Tuhan Yesus tahu betul bahwa Dia akan mengalami semua penderitaan ini (Mat. 17:22-23). Bahkan, Dia sendiri dengan rela melakukannya (Yoh. 10:17-18). Jadi, teriakan ini sama sekali bukan teriakan orang yang sedang bingung atau putus asa.

Jika membaca Mazmur 22, tempat kalimat yang sama dituliskan, maka kita akan tahu bahwa Tuhan Yesus mengucapkan kalimat itu karena menjalani nubuat penderitaan fisik yang akan dialami oleh Mesias. Sebagai manusia, Dia harus menjalani kesengsaraan fisik yang luar biasa karena menjalani hukuman yang paling keji saat itu (baca Mzm. 22:14-16).

Tetapi, ini tidak ada apa-apanya dengan penderitaan spiritual yang Dia rasakan ketika berhadapan dengan murka Allah. Penderitaan spiritual ini, tidak akan mampu kita bayangkan karena sebagai orang percaya kita tidak pernah dan tidak akan mengalaminya (bukankah kita dijanjikan hidup kekal?). Jadi kalau kita menonton film seperti Passion of the Christ, jangan lupakan bahwa kesengsaraan fisik yang digambarkan di situ belum ada apa-apanya dengan penderitaan spiritual yang dialami Tuhan Yesus.

Setelah Tuhan Yesus menyerahkan nyawa-Nya, tirai Bait Suci robek dari atas ke bawah (ay. 50-51). Tirai ini memisahkan antara Ruang Kudus, tempat yang hanya boleh dimasuki oleh imam dengan Ruang Maha Kudus, tempat yang berisi tabut dan hanya boleh dimasuki Imam Besar setahun sekali. Sekali lagi, ini bukan peristiwa biasa karena tirainya sangat tebal dan tinggi. Lagipula robeknya dari atas ke bawah, bukan sebaliknya.

Robeknya tirai Bait Suci menandakan kematian Kristus membuka tabir pemisah antara Allah yang kudus dengan manusia yang berdosa (Ibr. 10:19-20). Kita bukan lagi menghadapi Allah yang murka atas dosa, tetapi Allah sebagai Bapa yang mengasihi anak-anak-Nya. Kita juga tidak perlu memiliki perantara lain karena Kristuslah yang menjadi perantara kita.

Terakhir, ini yang paling aneh. Terjadi gempa bumi, bukit-bukit terbelah, kubur-kubur terbuka, dan orang-orang kudus bangkit menampakkan diri ke kota kudus (ay. 51-53). Alkitab tidak menceritakan dengan detail, tetapi jelas bukan tulang-belulang yang bangkit. Jadi, peristiwa ini menggenapi, dan menjadi awal, kebangkitan orang-orang percaya (Dan. 12:2).

Matius menutup peristiwa ajaib ini dengan pengakuan kepala pasukan dan para prajuritnya yang kemudian mengakui Tuhan Yesus sebagai Anak Allah (ay. 54). Pasti sudah banyak penyaliban yang mereka saksikan, tetapi kali ini berbeda. Peristiwa-peristiwa ajaib yang menyertainya menuntun mereka untuk mulai memiliki iman (walaupun mungkin tadinya mereka ikut mengolok-olok-Nya). Selain itu ada juga perempuan-perempuan yang setia pada Tuhan Yesus (ay. 55-56). Matius mengkontraskan respons kedua kelompok orang ini dengan orang-orang yang mengolok-olok Tuhan Yesus ketika di salib (ay. 47-49). Ada di sisi mana respons kita?

APLIKASI MASA KINI

Apa yang dialami oleh Anak Allah di salib menyatakan betapa seriusnya dosa kita. Jadi, kalau dengan cara yang seberat itu Kristus telah menebus kita, maka jangan lagi bermain-main dengan dosa! Tinggalkan dosa dan jalanilah hidup yang berkenan di hati Sang Penebus. Tetapi kalau kita belum mengakui Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat, inilah saatnya untuk melakukannya. Jangan keraskan hati karena jika Anak Allah saja merasakan penderitaan yang begitu besar ketika menghadapi murka Allah, apalagi kita! Datanglah kepada Kristus, supaya kita bisa mengalami betapa indahnya relasi dengan Allah, seperti halnya manusia di taman Eden sebelum kejatuhan.

Kemudian, peristiwa penyaliban ini juga mendorong kita untuk memberitakan Kabar Baik kepada semua orang. Matius menceritakan dua kelompok orang yang percaya. Kepala pasukan, kemungkinan besar bukan orang Yahudi, serta para perempuan, kelompok yang dianggap kelas dua waktu itu. Mirip dengan kelahiran Kristus yang pertama-tama diberitakan pada para gembala, kelompok yang diremehkan waktu itu, maka kematian-Nya juga pertama-tama membukakan hati orang-orang yang tidak masuk hitungan. Mari perhatikan orang-orang di sekitar kita yang mungkin selama ini kita anggap tidak mungkin bertobat. Doakanlah supaya kita dipakai Tuhan sebagai sarana untuk membawa mereka menerima keselamatan. Amin.

REFLEKSI

Jika kita ingin hidup benar maka itu harus berasal dari perenungan atas kematian Kristus (Charles Spurgeon)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apakah Anda pernah mendengar tentang tuduhan yang tidak benar atau sanggahan seputar penyaliban Kristus? Apa yang dinyatakan di dalam Alkitab untuk menjawab hal tersebut?
  2. Jika Kristus tidak disalib dan mati bagi Anda, adakah bedanya bagi hidup yang Anda rasakan sekarang ini?

REFERENSI AYAT ALKITAB

45 Mulai dari jam dua belas kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga. 46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ”Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?  47 Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata: ”Ia memanggil Elia.” 48 Dan segeralah datang seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum.  49 Tetapi orang-orang lain berkata: ”Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia.” 50 Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya.

51 Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah,  52 dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. 53 Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.

54 Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: ”Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.”

55 Dan ada di situ banyak perempuan yang melihat dari jauh, yaitu perempuan-perempuan yang mengikuti Yesus dari Galilea untuk melayani Dia.  56 Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus. (Mat. 27:45-56)

”Pada hari itu akan terjadi,”

demikianlah firman Tuhan ALLAH,

”Aku akan membuat matahari terbenam di siang hari

dan membuat bumi gelap pada hari cerah. (Am. 8:9)

  Celakalah mereka yang menginginkan hari TUHAN!

                Apakah gunanya hari TUHAN itu bagimu?

              Hari itu kegelapan, bukan terang! (Am. 5:18)

22 Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: ”Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia 23 dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali. (Mat. 17:22-23)

17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. 18 Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.” (Yoh. 10:17-18)

  14      mereka mengangakan mulutnya terhadap aku

                seperti singa yang menerkam dan mengaum.

        15      Seperti air aku tercurah,

                dan segala tulangku terlepas dari sendinya;

              hatiku menjadi seperti lilin,

                hancur luluh di dalam dadaku;

        16      kekuatanku kering seperti beling,

                lidahku melekat pada langit-langit mulutku;

                dan dalam debu maut Kauletakkan aku.

(Mzm. 22:14-16)

19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, 20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, (Ibr. 10:19-20)

Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. (Dan. 12:2)

The post Peristiwa-Peristiwa Ajaib seputar Penyaliban Kristus (Mat. 27:45-56) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2024/03/21/peristiwa-peristiwa-ajaib-seputar-penyaliban-kristus-mat-2745-56/feed/ 0 2716
Mengasihi Walaupun Menyakitkan (1Yoh. 3:16-18) https://studibiblika.id/2024/03/06/mengasihi-walaupun-menyakitkan-1yoh-316-18/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=mengasihi-walaupun-menyakitkan-1yoh-316-18 https://studibiblika.id/2024/03/06/mengasihi-walaupun-menyakitkan-1yoh-316-18/#respond Wed, 06 Mar 2024 05:44:33 +0000 https://studibiblika.id/?p=2701 Agnes Gonxha Bojaxhiu, atau yang kita kenal sebagai Bunda Teresa, adalah seorang misionaris yang rela melepaskan semuanya untuk tinggal di wilayah termiskin di Kalkuta, India, dan melayani orang-orang di sana. Ada salah satu perkataannya yang sangat saya ingat, “Love until it hurts.” Artinya, kasihi orang lain sampai di titik itu menyakiti diri kita. Tidak hanya […]

The post Mengasihi Walaupun Menyakitkan (1Yoh. 3:16-18) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Agnes Gonxha Bojaxhiu, atau yang kita kenal sebagai Bunda Teresa, adalah seorang misionaris yang rela melepaskan semuanya untuk tinggal di wilayah termiskin di Kalkuta, India, dan melayani orang-orang di sana. Ada salah satu perkataannya yang sangat saya ingat, “Love until it hurts.” Artinya, kasihi orang lain sampai di titik itu menyakiti diri kita. Tidak hanya berteori, Bunda Teresa sungguh-sungguh menjalankan perkataannya ini.

Sumber: Internet

Misalnya, saya pernah melihat sebuah foto jari-jari kaki Bunda Teresa yang bengkok dan aneh. Rupanya, itu terjadi karena Bunda Teresa bertahun-tahun memakai sandal yang kekecilan. Setiap kali organisasinya mendapat bantuan sandal untuk orang-orang yang dilayaninya, Bunda Teresa selalu memilih paling akhir sehingga mendapat sandal sisa yang ukurannya tidak pas!

Apa yang dilakukan Bunda Teresa ini bagi sebagian di antara kita mungkin terasa ekstrim. Berat sekali dan mungkin hanya bisa dilakukan oleh mereka yang tarafnya di atas manusia normal. Tetapi sadarkah kita bahwa standar kasih seperti inilah yang Tuhan inginkan? Mari perhatikan bagian ini.  

WAWASAN DUNIA ALKITAB

Sebagian ahli berpendapat bahwa surat 1 Yohanes adalah perpanjangan dari Injil Yohanes. Keduanya ditulis oleh orang yang sama dan isinya pun sama-sama menekankan doktrin Tritunggal. Tetapi, Yohanes memberi satu penekanan praktis dalam surat ini. Salah satu bahwa sebuah gereja benar-benar memiliki relasi dengan Kristus adalah mereka mengasihi sesama.

Kasih yang diperintahkan Tuhan ini berbeda dengan kasih yang dipahami oleh kebanyakan orang di dunia ini. Bukan kasih yang sekadar perasaan, atau transaksi timbal balik. Bukan pula kasih yang kebablasan seperti seorang gadis yang rela memberikan kesuciannya kepada pacarnya sebelum menikah.

Yohanes mengajar jemaat untuk mengasihi dalam standar Allah. Seperti Kristus rela mati bagi mereka, maka mereka pun sudah selayaknya rela mati demi orang lain (ay. 16). Artinya, kasih menuntut pengorbanan atas hak milik kita. Harta (ay. 17), kepandaian, waktu (bahkan nyawa!), semuanya harus rela untuk kita berikan kepada orang-orang yang memerlukannya.

Selain itu, kasih itu harus diwujudkan dalam tindakan dan kebenaran (ay. 18). Kasih merupakan topik yang sering diulas di gereja manapun di dunia ini. Tetapi kalau orang-orang di dalamnya mati rasa dengan penderitaan sesama, itu percuma. Kasih juga harus terwujud di dalam pengenalan akan Kristus, yang adalah kebenaran (Yoh. 14:6). Bukan kasih yang berselimutkan dosa.

APLIKASI MASA KINI

Kualitas kasih seperti apakah yang kita tunjukkan kepada orang lain selama ini? Apakah kasih yang masih dibatasi oleh suasana hati kita atau sikap orang lain kepada kita? Marilah kita terus merenungkan kualitas kasih yang telah kita terima dari Kristus. Sehingga, kita bisa selalu memancarkan kasih kepada orang lain dengan cara yang berkenan kepada Allah. Amin.

REFLEKSI

Kasih adalah ratu dari segala kasih karunia Kristen (A.W. Pink)

PERTANYAAN

  1. Sebutkan beberapa contoh membagikan kasih dengan cara yang keliru. Apa akibatnya?
  2. Perhatikan orang-orang di sekitar kehidupan Anda saat ini. Bagikanlah kasih Anda dalam bentuk apapun kepada orang yang selama ini mungkin Anda abaikan/hindari.

REFERENSI AYAT ALKITAB

16 Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kita pun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. 17 Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? 18 Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. (Yoh. 3:16-18)

Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yoh. 14:6)

The post Mengasihi Walaupun Menyakitkan (1Yoh. 3:16-18) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2024/03/06/mengasihi-walaupun-menyakitkan-1yoh-316-18/feed/ 0 2701
Tidak Ada yang Terlalu Kecil untuk Ditolong Allah (2Raj. 4:1-7) https://studibiblika.id/2023/11/28/tidak-ada-yang-terlalu-kecil-untuk-ditolong-allah-2raj-41-7/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=tidak-ada-yang-terlalu-kecil-untuk-ditolong-allah-2raj-41-7 https://studibiblika.id/2023/11/28/tidak-ada-yang-terlalu-kecil-untuk-ditolong-allah-2raj-41-7/#respond Tue, 28 Nov 2023 01:43:33 +0000 https://studibiblika.id/?p=2637 Jika Anda sering berselancar di media sosial, mungkin tahu akun @sayaphati. Akun ini sering menampilkan orang-orang yang berkekurangan dengan tujuan menggalang bantuan bagi mereka. Kadang-kadang, muncul komen yang menyatakan, “Di mana pemerintah setempat? Bisa-bisanya ada orang yang kekurangan seperti ini tidak  diperhatikan!” Fenomena ini membawa saya pada pertanyaan yang cukup menggelitik. Apakah Allah juga bisa […]

The post Tidak Ada yang Terlalu Kecil untuk Ditolong Allah (2Raj. 4:1-7) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Jika Anda sering berselancar di media sosial, mungkin tahu akun @sayaphati. Akun ini sering menampilkan orang-orang yang berkekurangan dengan tujuan menggalang bantuan bagi mereka. Kadang-kadang, muncul komen yang menyatakan, “Di mana pemerintah setempat? Bisa-bisanya ada orang yang kekurangan seperti ini tidak  diperhatikan!”

Fenomena ini membawa saya pada pertanyaan yang cukup menggelitik. Apakah Allah juga bisa luput memperhatikan orang? Apakah rencana-rencana-Nya yang besar membuat-Nya mengabaikan kebutuhan orang-orang kecil? Mari kita belajar dari satu kisah Alkitab yang singkat ini.

WAWASAN DUNIA ALKITAB

Setelah Elia diangkat Tuhan, Elisa (arti: “Allahku menyelamatkan”) meneruskan pelayanannya. Seperti halnya Elia, dia pun melakukan berbagai mukjizat. Kebanyakan ditujukan kepada orang per orang yang sedang susah, seperti kepada seorang janda miskin dalam kisah ini.

Janda tersebut adalah istri dari seorang nabi yang ikut dalam rombongan Elisa. Dia mengalami kesulitan untuk membayar utang sehingga anaknya terancam untuk diambil sebagai penggantinya. Di tengah keadaan seperti itu, Elisa menyuruh janda itu meminjam buli-buli yang cukup banyak dari para tetangganya. Setelah itu, dia diminta untuk menutup pintu dan menuangkan sisa minyak yang dipunyainya ke dalam buli-buli yang kosong itu (minyak waktu itu dipakai untuk memasak atau penerangan). Luar biasa, sisa minyak itu ternyata cukup untuk memenuhi semua buli-buli lainnya. Akhirnya janda tersebut memiliki cukup uang untuk menutupi utangnya.

Kisah ini menguatkan kita bahwa di tengah rencana-rencana Allah yang maha besar dan terkait dengan banyak bangsa, Allah tetap memperhatikan hamba-hamba-Nya satu persatu (baca seluruh pasal 4). Siapapun dia, termasuk ‘orang kecil’ (seperti janda yang miskin ini), orang non-Yahudi (seperti Naaman dalam pasal 5), dan kita semua. Tindakan Tuhan Yesus yang mau menolong orang kusta, Zakheus,  dan perempuan berdosa sekali lagi membuktikan kasih Allah yang menjangkau semua kalangan.

APLIKASI MASA KINI

Ketika terhimpit, jangan pernah merasa kita terlalu kecil untuk dipedulikan Allah. Berdoalah karena Allah selalu punya cara yang ‘indah pada waktunya’ untuk menolong kita. Namun seperti janda ini yang percaya kata-kata Elisa dan meminjam buli-buli dari tetangganya, kita pun harus terus berusaha. Putus asa itu menunjukkan kita tidak percaya Allah sanggup menolong.

Di sisi lain, kisah ini juga mengajarkan kita untuk berempati dengan kesusahan orang lain. Empati itu tidak sekadar turut merasakan. Tetapi juga harus diwujudkan melalui tindakan, seperti Allah yang juga bertindak melihat kesusahan janda miskin ini dan juga mengurbankan Anak-Nya untuk mengeluarkan kita dari belenggu dosa. Amin.

REFLEKSI

Allah yang mengontrol matahari adalah Allah yang juga memperhatikan burung pipit (John Blanchard)

PERTANYAAN

  1. Apa yang seharusnya kita lakukan ketika mukjizat Tuhan tidak kunjung tiba ketika kita membutuhkannya?
  2. Adakah pertolongan yang bisa kita berikan kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitar kita (tidak harus berupa uang atau materi, bisa juga berupa pendampingan maupun kata-kata penguatan)?

REFERENSI

1 Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: ”Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya.” 2 Jawab Elisa kepadanya: ”Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah.” Berkatalah perempuan itu: ”Hambamu ini tidak punya sesuatu apa pun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak.” 3 Lalu berkatalah Elisa: ”Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. 4 Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!” 5 Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang. 6 Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: ”Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi,” tetapi jawabnya kepada ibunya: ”Tidak ada lagi bejana.” Lalu berhentilah minyak itu mengalir. 7 Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: ”Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu.” (2 Raj. 4:1-7)

6  Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, 7  bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. (Luk. 12:6-7)

 

 

BACA JUGA:

https://studibiblika.id/2019/07/31/tidak-ada-perkara-yang-terlalu-remeh-bagi-allah-2raj-61-7/
https://studibiblika.id/2019/08/07/khotbah-mzm-41-pedulikah-kita-dengan-kesusahan-orang-lain/
The post Tidak Ada yang Terlalu Kecil untuk Ditolong Allah (2Raj. 4:1-7) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2023/11/28/tidak-ada-yang-terlalu-kecil-untuk-ditolong-allah-2raj-41-7/feed/ 0 2637
Adakah Dosa yang Tidak Diampuni Tuhan? https://studibiblika.id/2022/09/26/adakah-dosa-yang-tidak-diampuni-tuhan/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=adakah-dosa-yang-tidak-diampuni-tuhan https://studibiblika.id/2022/09/26/adakah-dosa-yang-tidak-diampuni-tuhan/#comments Mon, 26 Sep 2022 10:46:36 +0000 https://studibiblika.id/?p=2187 Doktrin pengampunan dosa merupakan konsep yang sangat menonjol dalam Kekristenan. Bahkan, doktrin ini merupakan salah satu hal yang menjadi “daya tarik” bagi banyak orang untuk mulai belajar Alkitab dan mengenal Kristus (tentu saja, orang yang benar-benar bertobat akan menjadikan Kristus sebagai Tuhan, bukan sekadar mau diampuni dosanya). Semua Dosa Diampuni Tuhan Pengampunan dosa yang dinyatakan […]

The post Adakah Dosa yang Tidak Diampuni Tuhan? first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Doktrin pengampunan dosa merupakan konsep yang sangat menonjol dalam Kekristenan. Bahkan, doktrin ini merupakan salah satu hal yang menjadi “daya tarik” bagi banyak orang untuk mulai belajar Alkitab dan mengenal Kristus (tentu saja, orang yang benar-benar bertobat akan menjadikan Kristus sebagai Tuhan, bukan sekadar mau diampuni dosanya).

Semua Dosa Diampuni Tuhan

Pengampunan dosa yang dinyatakan dalam Alkitab sungguh agung, jauh melebihi pengampunan yang terpikirkan dalam benak kita. Alkitab menyatakan bahwa seberapapun kelam hidup kita, Tuhan sanggup mengampuni dosa-dosa kita. Hal itu misalnya dinyatakan kepada Nabi Yesaya:

Marilah, baiklah kita berperkara!  —  firman TUHAN  —  Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. (Yes. 1:18)

Dalam kondisi tertentu, mungkin kita bisa berbuat kesalahan yang orang lain tidak akan sudi mengampuninya. Apakah Allah juga demikian? Sama sekali tidak! Kasih Allah sungguh besar, sehingga Anak-Nya sendiri pun Dia relakan (Yoh. 3:16). Dengan darah Kristus yang teramat mahal ini, dosa manusia sekelam dan sebanyak apapun akan sanggup disucikan.

Pembunuh, pezinah, pemerkosa, gembong narkoba, koruptor, semuanya tidak ada yang terluput dari pengampunan Allah asalkan mereka mau bertobat dan percaya kepada Kristus (Rm. 10:9). Bukankah di dalam Alkitab tertulis tentang Daud, seorang pezina dan pembunuh, Petrus, yang menyangkal Tuhan tiga kali, serta Paulus, penganiaya jemaat Kristen, semuanya pun mendapat ampunan?

Jadi, jika kita meragukan bahwa Allah tidak akan sudi mengampuni kita, atau pengurbanan Kristus belum cukup untuk menebus dosa kita sepenuhnya, itu sama saja kita sedang merendahkan-Nya. Ingat, Allah bukanlah manusia (Bil. 23:19)! Hikmat, kasih, dan rancangan-Nya jauh lebih agung dibanding apa yang manusia pikirkan (Yes. 55:8-9).

Kemudian, berbeda dengan pengampunan yang ditawarkan oleh manusia (bahkan yang dinyatakan dalam kepercayaan lain), Allah sudah memberikan pengampunan terlebih dulu bahkan sebelum kita berbalik kepada-Nya. Ingat tentang bagaimana kasih Sang Bapa dalam perumpamaan Anak yang Hilang (Luk. 15:11-32)? Konsep pengampunan yang luar biasa ini juga dinyatakan oleh Paulus:

Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! (Rm. 5:10)

Bagaimana kalau kita berulang kali jatuh dalam pelanggaran yang sama, walaupun kita sudah berusaha untuk menjauhkan diri dari dosa? Allah tahu bahwa selama kita ada dalam daging, kita tidak akan mungkin mencapai kesempurnaan (2Kor. 5:6). Jika Allah menyuruh kita untuk mengampuni kesalahan orang “tujuh puluh kali tujuh kali” (Mat. 18:22), maka Dia pun akan melakukan hal yang sama kepada kita!

Jadi, jangan ragu untuk terus meminta ampun pada Tuhan setiap kali kita jatuh dalam dosa. Asal jangan jadikan ini sebagai alasan untuk menjadi orang Kristen tomat, pura-pura tobat tetapi kumat (kambuh) lagi.

Dosa yang Tidak Diampuni Tuhan

Tetapi, bukankah di dalam Alkitab juga dinyatakan ada dosa yang tidak akan diampuni Tuhan? Perhatikan ayat-ayat berikut:

Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. (Mat. 12:31)

Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal. (Mrk. 3:29)

Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. (Luk. 12:10)

Hal yang menggelisahkan hati beberapa orang Kristen adalah, apakah mereka telah melakukan dosa yang tidak terampuni ini?

Untuk memahami ayat-ayat tersebut, kita harus mengerti dulu apa yang dimaksud dengan “menghujat Roh Kudus.” Konteksnya, waktu itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menuduh bahwa Tuhan Yesus menggunakan kuasa Beelzebul (penghulu setan) ketika menyembuhkan orang yang kerasukan setan (Mat. 12:24; Mrk. 3:22). Tentu saja, mengakui karya Roh Kudus sebagai karya Iblis menandakan bahwa mereka menolak Allah sendiri. Mereka melakukannya dengan sadar (bukan karena kurang pengetahuan), karena jelas-jelas Tuhan Yesus berbuat itu semua bukan dengan kuasa Iblis.

Hati nurani mereka sama sekali tidak merasa bersalah ketika melakukan penghujatan tersebut. Mereka juga tidak menunjukkan adanya potensi untuk bertobat di kemudian hari. Inilah yang menyebabkan mereka berada di luar pengampunan Allah. Bukan Allah yang tidak mau mengampuni, melainkan mereka sendiri yang menolak-Nya. Keadaan keras hati seperti inilah yang membedakan mereka dengan Daud, Petrus (yang juga pernah menyangkal Kristus), Paulus, dan orang-orang berdosa lainnya yang di kemudian hari bertobat dan berbalik pada Allah.

Jadi, dalam konteks masa kini, satu-satunya dosa yang tidak terampuni adalah menolak Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat (dan ini dilakukan sampai akhir hayat).

Jika saat ini kita merasa khawatir “Jangan-jangan saya telah melakukan dosa yang kekal ini,” justru itu tandanya bahwa kita pasti sedang tidak melakukannya. Roh Kudus masih bekerja di dalam hati kita sehingga timbul perasaan bersalah. Cepat-cepatlah bertobat, jangan memberi celah pada Iblis untuk memanipulasi pikiran bahwa Allah tidak akan sudi mengampuni kita. Atau, malah hati kita sendiri akan semakin mengeras dan bebal. Selama masih ada kesempatan, marilah sambut tawaran anugerah pengampunan Allah yang luar biasa ini.

Baca juga:

Apakah Orang Kristen Bisa Hidup Tanpa Dosa? | STUDIBIBLIKA.ID

Ayat-Ayat Alkitab Tentang Dosa | STUDIBIBLIKA.ID

The post Adakah Dosa yang Tidak Diampuni Tuhan? first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2022/09/26/adakah-dosa-yang-tidak-diampuni-tuhan/feed/ 1 2187
Allah Adalah Kasih (1Yoh. 4:7-8) https://studibiblika.id/2022/07/10/allah-adalah-kasih-1yoh-47-8/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=allah-adalah-kasih-1yoh-47-8 https://studibiblika.id/2022/07/10/allah-adalah-kasih-1yoh-47-8/#comments Sun, 10 Jul 2022 08:38:11 +0000 https://studibiblika.id/?p=2096 Kasih merupakan salah satu natur Allah yang sering disalahpahami. Kejatuhan dalam dosa membuat manusia terjerumus untuk menurunkan standar kasih Allah. Misalnya, karena beralasan bahwa Allah adalah kasih, banyak orang yang menuntut bahwa pernikahan sejenis juga berhak untuk diberkati di gereja. Kekeliruan pemahaman tentang Allah juga terjadi pada masa Yohanes. Ada orang-orang yang berpikir bahwa mereka […]

The post Allah Adalah Kasih (1Yoh. 4:7-8) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Kasih merupakan salah satu natur Allah yang sering disalahpahami. Kejatuhan dalam dosa membuat manusia terjerumus untuk menurunkan standar kasih Allah. Misalnya, karena beralasan bahwa Allah adalah kasih, banyak orang yang menuntut bahwa pernikahan sejenis juga berhak untuk diberkati di gereja.

Kekeliruan pemahaman tentang Allah juga terjadi pada masa Yohanes. Ada orang-orang yang berpikir bahwa mereka telah mendapat pencerahan, sehingga tidak peduli lagi dengan nilai-nilai moral. Tidak hanya itu, mereka juga berusaha memisahkan diri dari jemaat dan membuat perpecahan. Parahnya lagi, orang-orang tersebut menganggap diri telah mengenal Allah.

Yohanes membantah keyakinan mereka, yang merasa diri benar padahal masih ada dalam kegelapan. Yohanes berkata, “kasih berasal dari Allah” dan “setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah” (ay. 7). Dengan kalimat ini, Yohanes menegaskan bahwa orang-orang yang telah dilahirbarukan pasti akan menunjukkan perubahan hidup. Salah satunya, mereka akan memiliki kasih.

Mengapa demikian? Karena “Allah adalah kasih” (ay. 8). Artinya, kasih adalah esensi dari Allah. Semua yang dipikirkan dan dilakukan Allah semata-mata lahir dari kasih-Nya (termasuk juga ketika Allah memberikan hukuman!). Allah tidak mungkin melanggar natur-Nya ini. Jadi, orang yang mengenal (dalam arti mengalami) Allah pasti akan “tertular” natur-Nya ini.

Kedua pernyataan ini juga mematahkan klaim bahwa kasih merupakan hasil pemikiran manusia. Karena semua manusia diciptakan segambar dan serupa dengan-Nya, maka semua manusia bisa membagikan kasih kepada sesama. Termasuk juga, orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya pun dapat melakukannya. Tentu, secara terbatas dari apa yang dipikirkan mereka.

Pemahaman tersebut menuntun kita pada beberapa konsekuensi. Pertama, kasih Allah harus menjadi dasar ketaatan kita. Keliru kalau orang Kristen masih rajin beribadah hanya karena takut hukuman Tuhan. Ingat, Allah telah lebih dulu menyatakan kasih-Nya kepada kita sebelum ada satu pun kebaikan yang kita kerjakan bagi-Nya (Rm. 5:8). Ketaatan kita bukanlah penyebab Allah bisa mengasihi kita. Demikian pula, kegagalan kita untuk taat tidak akan membuat Allah gagal juga untuk mengasihi kita.

Kedua, Kasih Allah harus menjadi sumber kasih kita kepada sesama. Pada masa kini, ketika dunia semakin jahat (Mat. 24:12), semakin banyak alasan bagi kita untuk tidak berbagi kasih: kesibukan, tekanan hidup, atau takut dimanfaatkan. Kalau kasih kita bergantung pada diri sendiri (yang terbatas), atau bergantung pada sikap orang lain (yang bisa menjahati kita) maka suatu saat kita pasti akan gagal mengasihi.

Berbeda jika kita memiliki kasih yang bersumber dari Allah, yang telah memberikan segalanya bagi kita. Kita pasti akan selalu menemukan alasan untuk berbagi kasih. Bukankah jika Kristus tetap rela memberikan nyawa-Nya bagi kita yang tidak layak dikasihi, itu berarti kita juga tidak berhak menahan kasih kepada orang-orang yang kita anggap tidak layak untuk dikasihi?

Ketiga, kasih Allah harus menjadi teladan ketika kita mengasihi sesama. Teladan yang seperti apa? Yohanes mengajarkan bahwa kasih harus dinyatakan dengan perbuatan dan juga dalam kebenaran (1Yoh. 3:18). Jangan hanya berhenti pada mengasihani orang lain. Bukankah Allah juga tidak berhenti hanya berbelas kasihan ketika manusia ada dalam ancaman kebinasaan? Dia rela mengutus Anak-Nya untuk menderita dan mati demi menebus dosa manusia.

Atau, memberikan kasih secara sembarangan. Misalnya, membiarkan orang lain dalam kesalahan dengan dalih kasih. Ingat, “Allah adalah kasih” namun sekaligus juga “Allah adalah terang” (1Yoh. 1:5). Tuhan Yesus tidak hanya bergaul dengan para pemungut cukai, tetapi juga sering mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena kedegilan hati mereka dan Dia juga pernah marah di Bait Allah.

Marilah kita merenungkan, sudahkah kasih Allah terwujud di dalam kehidupan kita sehari-hari? Itulah salah satu tanda apakah kita sudah mengenal Allah dan dilahirbarukan atau belum. Amin.

REFLEKSI

Kasih Allah tidak diciptakan. Itu adalah natur-Nya (Oswald Chambers)

PERTANYAAN-PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apakah ada batas bagi kita untuk berbagi kasih? Bagaimana pendapat Anda terhadap orang-orang yang takut dimanfaatkan orang lain (atau membuat orang lain terlena) sehingga mereka membatasi diri dalam berbagi kasih.
  2. Apakah ada orang-orang atau keadaan tertentu yang saat ini membuat kita gagal mengasihi? Bagaimana cara mengatasinya berdasarkan renungan ini?

AYAT-AYAT ALKITAB PENDUKUNG

7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. (1Yoh. 4:7-8)

24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. 25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! (Mat. 25:24-25)

Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. (1Yoh. 4:20)

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Rm. 5:8)

Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin (Mat. 24:12)

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. (1Yoh. 3:18)

an inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. (1Yoh. 1:5)

Baca juga:

Apa artinya Allah adalah kasih? (gotquestions.org)

Allah Adalah Terang (1Yoh. 1:5-7) | STUDIBIBLIKA.ID

The post Allah Adalah Kasih (1Yoh. 4:7-8) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2022/07/10/allah-adalah-kasih-1yoh-47-8/feed/ 1 2096
Kasih Allah Versus Kasih Dunia yang Materialistis (Rm. 5:6-8) https://studibiblika.id/2021/04/06/kasih-allah-versus-kasih-dunia-yang-materialistis-rm-56-8/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=kasih-allah-versus-kasih-dunia-yang-materialistis-rm-56-8 https://studibiblika.id/2021/04/06/kasih-allah-versus-kasih-dunia-yang-materialistis-rm-56-8/#respond Tue, 06 Apr 2021 09:20:28 +0000 https://studibiblika.id/?p=1353 Di negara-negara Barat, Jumat Agung (hari ketika Kristus mati di salib) biasa disebut dengan Good Friday. Mengapa peristiwa yang luar biasa keji bisa disebut good (baik)? Karena melalui darah-Nya, orang-orang yang percaya kepada-Nya memperoleh pengampunan dosa (Ef. 1:7). Inilah Kabar Baik tentang kasih Allah. Kabar terpenting yang perlu didengarkan oleh manusia.

The post Kasih Allah Versus Kasih Dunia yang Materialistis (Rm. 5:6-8) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>

6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. 7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar  —  tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati  — . 8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. (Rm. 5:6-8)

Di negara-negara Barat, Jumat Agung (hari ketika Kristus mati di salib) biasa disebut dengan Good Friday. Mengapa peristiwa yang luar biasa keji bisa disebut good (baik)? Karena melalui darah-Nya, orang-orang yang percaya kepada-Nya memperoleh pengampunan dosa (Ef. 1:7). Inilah Kabar Baik tentang kasih Allah. Kabar terpenting yang perlu didengarkan oleh manusia.

Sayangnya, Kabar Baik ini semakin pudar, bahkan di kalangan orang-orang Kristen sendiri. Pengaruh materialisme, pandangan bahwa memiliki materi dan kenyamanan jasmani lebih penting dibanding spiritual, semakin merebak. Oleh sebab itu, apa-apa diukur dengan materi dan kenyamanan jasmani. Kasih Allah dianggap kurang menarik karena tidak secara otomatis menghasilkan keuntungan jasmani. Akibatnya, banyak pengkhotbah yang terjebak untuk “merekayasa” khotbahnya dengan hal-hal yang bukan Injil supaya lebih didengar orang. Fenomena semacam ini semakin menjerumuskan banyak orang Kristen untuk memahami kasih Allah secara dangkal.

 Roma 5:6-8 meruntuhkan pandangan yang keliru tentang kasih Allah. Pertama, pandangan bahwa Allah tidak akan mengasihi kita karena kita memiliki banyak kelemahan dan kegagalan. Di dunia profesional ada istilah seperti “reward and punishment” dan “merit based system.” Siapa yang berprestasi, dipromosikan. Siapa yang melakukan kesalahan, diberi sanksi. Memang baik, tetapi, sistem seperti ini berbeda dengan kasih Allah.

 Kasih Allah jauh berbeda dengan kasih yang dipikirkan manusia (Yes. 55:9). Itulah sebabnya, banyak tokoh di dalam Alkitab yang dibuat heran dengan cara Allah mengasihi manusia, mulai dari Yunus, orang-orang Farisi, bahkan murid-murid Yesus sendiri. Bagi mereka, tidak masuk akal jika Anak Allah begitu dekat dengan orang-orang yang tidak bermoral. Tetapi Roma 5:6-8 menyatakan bahwa Kristus rela menyerahkan nyawa bagi orang-orang berdosa dan dosa seburuk apapun tidak membatalkannya (Yes. 1:18).

Kedua, pandangan bahwa Allah mengasihi kita karena kita memiliki banyak kelebihan dan keberhasilan. Di dalam dunia yang materialistis, nilai seseorang diukur dari kelebihan dan kesuksesan mereka. Itu yang membuat sebagian orang Kristen memperlakukan Tuhan seperti berhala, yang baru puas setelah penyembahnya memberikan sesuatu kepadanya. Padahal, bukankah kita hanya ciptaan dan segala yang kita miliki berasal dari-Nya?

 Di dalam seluruh Alkitab, tidak sekalipun disebutkan Tuhan mengagumi seseorang atas dasar prestasinya. Ketika memilih Daud, Tuhan menyatakan prinsip bahwa jika manusia melihat rupa, Tuhan melihat hati (1Sam. 16:7). Di dalam Roma 5:6-8 ini pun, tidak ada indikasi bahwa Kristus rela mati karena manusia begitu berharga. Yang ada, Dia rela mati bagi orang yang berdosa, bahkan ketika orang-orang tersebut masih ada dalam keberdosaan mereka.

Steven Lawson, seorang pendeta di Amerika, mengatakan bahwa “keselamatan bukanlah hak (right) bagi orang yang benar (righteous) melainkan hadiah (gift) bagi orang yang bersalah (guilty).” Jangan berputus asa ketika beratnya pergumulan membuat kita merasa tidak dikasihi. Ingat, kita telah menerima kasih Allah yang begitu besar. Untuk merasakannya, kita perlu menggumulinya hari demi hari melalui perenungan Alkitab dan doa. Itulah yang akan memampukan kita untuk mengasihi orang lain dengan kasih yang sejati, bukan kasih yang materialistis (1Yoh. 4:8). Amin.

Pertanyaan untuk Direnungkan

  1. Apakah mengasihi tanpa syarat berarti kita tidak boleh melakukan perlawanan kepada orang yang telah berbuat jahat kepada kita (seperti Kristus yang menyerahkan diri di salib)?
  2. Apakah ada hal-hal yang perlu kita perbaiki dalam menunjukkan kasih pada Allah dan sesama?

Ayat Alkitab Terkait

Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya (Ef. 1:7)

Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu. (Yes. 55:9)

Marilah, baiklah kita berperkara!  —  firman TUHAN  —  Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. (Yes. 1:18)

Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1Sam. 16:7)

Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih (1Yoh. 4:8)

The post Kasih Allah Versus Kasih Dunia yang Materialistis (Rm. 5:6-8) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2021/04/06/kasih-allah-versus-kasih-dunia-yang-materialistis-rm-56-8/feed/ 0 1353
“Aku Haus!” (Yoh. 19:28-30) https://studibiblika.id/2021/03/07/aku-haus-yoh-1928-30/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=aku-haus-yoh-1928-30 https://studibiblika.id/2021/03/07/aku-haus-yoh-1928-30/#respond Sun, 07 Mar 2021 17:59:30 +0000 https://studibiblika.id/?p=1308 Banyak tokoh dunia yang terkenal karena perkataannya, tetapi tidak ada yang setara Kristus. Perkataan-Nya tidak hanya memiliki makna yang dalam, tetapi juga memiliki kuasa. “Aku haus!” merupakan perkataan kelima dari tujuh perkataan menjelang kematian-Nya yang tercatat di dalam Injil. Perkataan ini merupakan ironi, peristiwa yang bertentangan dengan apa yang diharapkan. Pemilik seluruh alam semesta, kok meminta minum? Dia yang menawarkan air hidup (7:14), mengapa justru malah dehidrasi kekurangan air?

The post “Aku Haus!” (Yoh. 19:28-30) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>

28 Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia  —  supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci  — : “Aku haus!” 29 Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. 30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.(Yoh. 19.28-30)

Banyak tokoh dunia yang terkenal karena perkataannya, tetapi tidak ada yang setara Kristus. Perkataan-Nya tidak hanya memiliki makna yang dalam, tetapi juga memiliki kuasa. “Aku haus!” merupakan perkataan kelima dari tujuh perkataan menjelang kematian-Nya yang tercatat di dalam Injil. Perkataan ini merupakan ironi, peristiwa yang bertentangan dengan apa yang diharapkan. Pemilik seluruh alam semesta, kok meminta minum? Dia yang menawarkan air hidup (4:14), mengapa justru malah dehidrasi kekurangan air? Seperti halnya ironi-ironi lainnya dalam Injil Yohanes, perkataan ini juga menyatakan makna teologis yang penting.

Pertamamenyatakan bahwa Kristus menggenapi rencana Allah hingga akhir. Tidak pernah Dia tidak taat pada Bapa. Termasuk, ketika harus membatasi kemahakuasaan-Nya dan hidup sebagai manusia yang tidak kebal dengan kelemahan, rasa sakit, dan kematian. Kalimat “supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci” (ay. 28) menunjukkan peristiwa ini menggenapi nubuat dalam Mzm. 22:16 dan 69:22.

Keduamenyatakan betapa besar kasih-Nya pada kita. Karena tidak ada celah bagi manusia untuk menyelamatkan diri sendiri, Dia rela mengalami penderitaan sebesar ini. Padahal, mudah saja bagi Dia untuk membinasakan semua manusia dan menggantinya dengan ciptaan yang lebih baik (Luk. 3:8).

Ketigamenyatakan jaminan kemenangan bagi kita. Paulus menulis, “segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya” (1Kor. 15:27). Kesengsaraan Kristus menunjukkan bahwa tidak ada tantangan iman yang terlalu berat bagi kita. Inilah perbedaan antara para pengikut Kristus dengan orang-orang di luar Kristus, yang harus berjuang dengan kekuatan diri sendiri. Karena memiliki natur dosa, manusia tidak akan mungkin bisa melawan dosa.

Ketika berkunjung ke Dusseldorf, seorang pemuda bernama Zinzendorf melihat sebuah lukisan yang menggambarkan Tuhan Yesus yang bermahkota duri (Ecce Homo, karya Domenico Fetti). Di bawahnya tertulis: “Inilah yang Kulakukan bagimu, apa yang engkau lakukan bagi-Ku?” Kalimat ini menggugah kerohanian Zinzendorf. Dia lalu mendirikan sebuah gerakan misi yang di kemudian hari dikenal sebagai Kaum Moravian (Moravian Brethrens).

Lukisan Ecce Homo (“Lihatlah Manusia Itu”) karya Domenico Fetti

Bagaimana pengorbanan Kristus menggugah rohani kita? Apakah selama ini kita sibuk menghabiskan waktu untuk sesuatu yang fana, atau benar-benar memanfaatkan seluruh waktu untuk menggenapi rencana Tuhan? Hidup kita hanya berhak diarahkan oleh Tuhan, dan tidak jarang menuntut penyangkalan diri. Tetapi, itu satu-satunya cara untuk membuat hidup kita bermakna.

Kemudian, apakah kasih Kristus yang sedemikian besar itu telah memuaskan kita? Mungkin banyak di antara kita yang merasa kurang karena tidak hidup seenak orang lain. Kita harusnya mendapatkan yang lebih. Padahal, demi menyelamatkan kita yang sebenarnya layak binasa, Kristus mengorbankan diri-Nya sampai tidak ada yang disisakan lagi. Tanpa mengeluh!

Terakhir, apakah selama ini kita susah mengalahkan godaan dosa? Kematian Kristus di kayu salib telah mematahkan kuasa dosa. Godaan dosa masih bisa datang setiap saat. Tetapi, karena kuasanya telah dipatahkan, kita bisa berkata, “Hai maut, di manakah sengatmu?” (1Kor. 15:55). Amin.

Pertanyaan untuk Direnungkan

1. Mengapa banyak orang Kristen yang masih menuruti hawa nafsu mereka?

2. Bagaimana pengaruhnya dalam kehidupan Anda setelah memahami kesengsaraan yang dialami Kristus demi menebus dosa Anda?

Ayat Alkitab Pendukung

tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal. (Yoh. 4:14)

15 Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh di dalam dadaku; 16 kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kauletakkan aku. (Mzm. 22:15-16)

Bahkan, mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam. (Mzm. 69:22)

Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! (Luk. 3:8)

55 “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” 56  Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. 57 Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (1Kor. 15:55-57)

The post “Aku Haus!” (Yoh. 19:28-30) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2021/03/07/aku-haus-yoh-1928-30/feed/ 0 1308
Apakah Tuhan Sungguh Mengasihiku? (Mal. 1:2-3) https://studibiblika.id/2020/10/05/apakah-tuhan-sungguh-mengasihiku-mal-12-3/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=apakah-tuhan-sungguh-mengasihiku-mal-12-3 https://studibiblika.id/2020/10/05/apakah-tuhan-sungguh-mengasihiku-mal-12-3/#respond Mon, 05 Oct 2020 14:59:48 +0000 https://studibiblika.id/?p=1011 2 “Aku mengasihi kamu,” firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?” “Bukankah Esau itu kakak Yakub?” demikianlah firman TUHAN. “Namun Aku mengasihi Yakub,3 tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun.” (Mal. 1:2-3) Allah itu seperti apa? Di antara berbagai sifat Tuhan, […]

The post Apakah Tuhan Sungguh Mengasihiku? (Mal. 1:2-3) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>

2 “Aku mengasihi kamu,” firman TUHAN. Tetapi kamu berkata: “Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?” “Bukankah Esau itu kakak Yakub?” demikianlah firman TUHAN. “Namun Aku mengasihi Yakub,
3 tetapi membenci Esau. Sebab itu Aku membuat pegunungannya menjadi sunyi sepi dan tanah pusakanya Kujadikan padang gurun.” (Mal. 1:2-3)

Allah itu seperti apa? Di antara berbagai sifat Tuhan, kasih adalah yang biasanya pertama kali orang Kristen bayangkan tentang Tuhan. Namun demikian, kebenaran ini sering kali tidak mudah untuk diterima. Misalnya, ketika sedang terpuruk, sebagian orang Kristen goyah imannya. Mereka meragukan kasih Tuhan karena tidak sesuai dengan kenyataan.

Pergumulan iman seperti inilah yang dialami oleh bangsa Israel pada zaman Maleakhi. Tuhan mengutus nabi Maleakhi untuk menegur bangsa Israel karena dari rakyat biasa hingga para imam, bersikap masa bodoh kepada Tuhan. Maleakhi menyusun kitabnya ini sebagai perbantahan antara bangsa Israel dengan Tuhan. Ketika Tuhan mengatakan, “Aku mengasihi kamu” (ay. 2), bangsa Israel membantah, “Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?” (ay. 2).

Bangsa Israel waktu itu sudah hampir 100 tahun kembali dari pembuangan di Babel. Tetapi, kejayaan yang dijanjikan oleh para nabi tidak kunjung terjadi. Bait Allah yang mereka bangun tidak semegah zaman Salomo, hasil panen sering mengecewakan, dijajah bangsa asing (Persia), dan Mesias yang dijanjikan belum juga datang. Akibatnya, mereka meremehkan ibadah, mempersembahkan binatang cacat, mengawini perempuan asing, tidak memberikan persepuluhan, dan sebagainya (bacalah seluruh kitab ini).

Apa jawab Tuhan? “Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau” (ay. 2-3). Arti membenci di sini bukan membenci secara emosi, seperti seseorang yang membenci orang lain. Tetapi, Tuhan mengingatkan lagi status mereka sebagai keturunan Yakub yang dijadikan sebagai umat pilihan.

Kita tahu Yakub orang yang penuh tipu muslihat. Bangsa Israel juga bangsa yang kecil tetapi suka memberontak kepada Tuhan. Jika mau, Tuhan bisa memilih orang lain dan bangsa lain. Tetapi dengan kedaulatan dan hikmat-Nya yang tak terselami, Tuhan memilih Yakub dan keturunannya. Walaupun keadaan bangsa Israel mengecewakan, bukan berarti Tuhan tidak mengasihi mereka. Status mereka sebagai umat pilihan seharusnya sudah cukup untuk membuat mereka bersyukur. Bahkan, ketika mereka terus memberontak, Tuhan tidak menarik kasih-Nya kepada mereka. Apakah ada allah lain yang kasihnya seperti ini?

Jadi, jangan lagi kita meragukan kasih Tuhan. Jangan samakan kasih Tuhan dengan kasih manusia yang ada batasnya. Jangan pula memahami kasih Tuhan berdasarkan perasaan. Ketika senang karena hidup lancar, berarti Tuhan mengasihi, dan sebaliknya. “TUHAN tidak berubah” (Mal. 3:6). Kasih Tuhan yang berdaulat dan tanpa syarat masih dicurahkan sampai kini. Bahkan, kita pun telah mengalami puncak dari kasih Tuhan, yaitu ketika Anak-Nya yang tunggal dikurbankan demi menebus dosa kita (1Yoh. 4:9). Hidup susah bukan karena Tuhan tidak mengasihi, tetapi karena dunia sudah jatuh dalam dosa. Di dalam setiap keadaan, Tuhan tetap mengasihi.

Oleh sebab itu, marilah kita belajar bersyukur. Bukan hanya karena keadaan jasmani, tetapi terutama atas anugerah yang kita terima dalam Kristus. Di dalam setiap kesulitan, iman kita masih ditopang Tuhan. Kita juga masih bisa menikmati berkat-berkat rohani (Alkitab, doa, khotbah, dan sebagainya). Tidak semua orang mendapatkan anugerah ini! Rasa syukur ini akan menuntun kita untuk hidup dalam terang kasih Tuhan, yaitu hidup yang senantiasa memuliakan nama-Nya dan menjadi berkat bagi sesama. Amin.

Pertanyaan untuk Direnungkan:

1. Kasih Tuhan seperti apa yang Anda pahami saat ini? (Untuk menguji apakah pemahaman Anda benar, berikan pendukung dari ayat Alkitab).

2. Apa saja yang perlu diperbaiki dari sikap hidup maupun kebiasaan Anda selama ini untuk merespons kasih Tuhan dengan benar?

The post Apakah Tuhan Sungguh Mengasihiku? (Mal. 1:2-3) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2020/10/05/apakah-tuhan-sungguh-mengasihiku-mal-12-3/feed/ 0 1011
Pedulikah Kita dengan Kesusahan Orang Lain? (Mzm. 41) https://studibiblika.id/2019/08/07/khotbah-mzm-41-pedulikah-kita-dengan-kesusahan-orang-lain/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=khotbah-mzm-41-pedulikah-kita-dengan-kesusahan-orang-lain https://studibiblika.id/2019/08/07/khotbah-mzm-41-pedulikah-kita-dengan-kesusahan-orang-lain/#respond Wed, 07 Aug 2019 08:35:18 +0000 https://studibiblika.id/?p=255 1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2 Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka. 3 TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya! 4 membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama sekali dari sakitnya. 5 […]

The post Pedulikah Kita dengan Kesusahan Orang Lain? (Mzm. 41) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2 Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! TUHAN akan meluputkan dia pada waktu celaka. 3 TUHAN akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya! 4 membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama sekali dari sakitnya. 5 Kalau aku, kataku: “TUHAN, kasihanilah aku, sembuhkanlah aku, sebab terhadap Engkaulah aku berdosa!” 6 Musuhku mengatakan yang jahat tentang aku: “Bilakah ia mati, dan namanya hilang lenyap?” 7 Orang yang datang menjenguk, berkata dusta; hatinya penuh kejahatan, lalu ia keluar menceritakannya di jalan. 8 Semua orang yang benci kepadaku berbisik-bisik bersama-sama tentang aku, mereka merancangkan yang jahat terhadap aku: 9 “Penyakit jahanam telah menimpa dia, sekali ia berbaring, takkan bangun-bangun lagi.” 10 Bahkan sahabat karibku yang kupercayai, yang makan rotiku, telah mengangkat tumitnya terhadap aku. 11 Tetapi Engkau, ya TUHAN, kasihanilah aku dan tegakkanlah aku, maka aku hendak mengadakan pembalasan terhadap mereka. 12 Dengan demikian aku tahu, bahwa Engkau berkenan kepadaku, apabila musuhku tidak bersorak-sorai karena aku. 13 Tetapi aku, Engkau menopang aku karena ketulusanku, Engkau membuat aku tegak di hadapan-Mu untuk selama-lamanya. 14 Terpujilah TUHAN, Allah Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya! Amin, ya amin.

(Mzm. 41)

 

Memperhatikan Orang yang Lemah Adalah Salah Satu Wujud Iman Kita

– Mazmur ini merupakan penutup dari buku pertama kitab Mazmur (secara tradisi, orang-orang Yahudi membagi kitab mazmur menjadi lima bagian: 1-41, 42-72, 73-89, 90-106, 107-150). Menariknya, Mazmur 41 ini menggemakan apa yang dituliskan dalam Mzm. 1, yaitu kata berbahagialah. Jika di dalam Mzm. 1 tertulis: “Berbahagialah orang yang kesukaannya Taurat TUHAN” (Mzm. 1:1-2), maka di dalam Mzm. 41 tertulis: “Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah” (Mzm. 41:2). Kata berbahagialah ini juga digunakan oleh Tuhan Yesus. Salah satunya, “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan” (Mat. 5:7).

– Artinya apa? Sebagai umat Allah, kita tidak hanya diperintahkan untuk melekat dengan firman Tuhan, tetapi juga mewujudkannya di dalam perilaku sehari-hari. Salah satunya adalah memperhatikan orang yang lemah, yaitu orang-orang yang memerlukan bantuan.

Pudarnya Kepedulian Kita Kepada Kesusahan Orang Lain

Pedulikah kita dengan mereka? (sumber gambar: kompasiana.com)

– Bagaimana sikap kita kepada orang-orang seperti itu? Dewasa ini, ada fenomena yang disebut dengan compassion fatigue (kelelahan untuk berbelaskasihan). Artinya, kehilangan belas kasihan terhadap penderitaan orang lain karena penderitaan mereka itu sudah terlalu biasa bagi kita. Contohnya, di Indonesia kita biasa melihat gelandangan tidur di emper pertokoan. Kita biasa melihat pengamen di lampu merah. Bahkan, kita juga biasa membaca berita tentang orang-orang kecil yang hak-haknya dirampas.

– Akibatnya, kita menjadi tidak merasa kasihan lagi ketika melihat orang-orang seperti itu. Misalnya, kita mungkin tidak peduli dengan pemulung yang biasa berkeliling di kompleks perumahan kita. Jangankan sekadar bertanya nama, bahkan mungkin mereka kita anggap merusak pemandangan. Bukannya berusaha ditolong, tetapi malah dienyahkan.

– Ironisnya, ketika kita sendiri berada dalam kesulitan, kita meminta tolong kepada Tuhan. Kira-kira apa yang ada di pikiran Tuhan? Inilah inti ajaran mazmur ini. Kalau kita percaya bahwa Tuhan penuh belas kasihan, sehingga kita meminta tolong kepada-Nya ketika berada dalam kesulitan, maka belas kasihan Tuhan itu juga harus kita wujudkan kepada orang-orang di sekitar kita yang memerlukan bantuan.

Kita Dipanggil Untuk Membagikan Hangatnya Kasih Tuhan di Dunia yang Dingin

– Memang, kemajuan dunia bisa membuat kita terlena. Tuhan Yesus berkata dalam Mat. 24:12: “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.” Tetapi, jangan sampai itu membuat kita juga kehilangan kasih kepada orang lain. Justru di tengah kasih yang dingin itu, kita yang telah merasakan kasih Tuhan yang luar biasa, dipanggil untuk kembali menghangatkannya.

– Kemudian, orang-orang yang lemah juga bisa diartikan secara rohani. Di sekitar kita, banyak orang yang merasa kesepian di tengah gemerlapnya kehidupan kota besar. Banyak orang yang merasa hampa di tengah segala kesuksesan hidup. Dan mungkin, di tengah-tengah kesibukan pelayanan kita, ada rekan-rekan yang sedang mengalami masalah dalam keluarga, kecewa dengan tutur kata kita, atau bahkan sedang berpikir untuk meninggalkan iman. Masih pedulikah kita dengan mereka? Melalui mazmur ini, biarlah Roh Kudus kembali mengarahkan hati kita dan menggerakkan kita untuk berbuat bagi mereka.

Tuhan akan Melepaskan Orang yang Memperhatikan Kesulitan Orang Lain

– Kemudian, mengapa orang-orang yang memperhatikan orang yang lemah disebut berbahagia? Pemazmur mengajarkan bahwa Tuhan akan melepaskan mereka ketika berada dalam kesulitan. Pemazmur menceritakan pengalamannya ketika sakit, dihina oleh musuh-musuhnya, bahkan dikhianati oleh sahabat karibnya. Apalagi, pemazmur juga melakukan dosa kepada Tuhan. Dari manusia mengalami tekanan, tetapi untuk datang kepada Tuhan pun tidak layak karena dosa. Siapa lagi yang bisa diharapkan?

Kelepasan Dari Tuhan Membuat Pemazmur Memuji Tuhan

– Syukurlah, Allah yang disembah oleh pemazmur adalah Allah yang setia dalam menggenapi janji-janji-Nya. Kalau kita membaca kitab Mazmur, di dalamnya terdapat semua pengalaman pahit getirnya kehidupan anak-anak Tuhan. Tetapi, para penulis mazmur telah membuktikan sendiri bahwa Allah tidak pernah gagal dalam menyertai orang-orang yang berpegang teguh pada firman-Nya. Inilah yang menjadikan setiap buku dalam kitab Mazmur ditutup dengan Doksologi, pujian kepada Tuhan.

– Dan marilah kita juga mengaminkan apa yang diajarkan oleh pemazmur, sehingga janji-janji Tuhan itu bukan hanya kita ketahui, tetapi juga kita alami. Mungkin kita belum merasakan kelepasan dari Tuhan. Tetapi bertekunlah. Allah telah mengirimkan Anak-Nya untuk menjamin bahwa kelak kita pasti merasakan kelepasan yang sejati. Itulah yang membuat kita mampu berbahagia di tengah segala permasalahan kehidupan. Amin.

The post Pedulikah Kita dengan Kesusahan Orang Lain? (Mzm. 41) first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2019/08/07/khotbah-mzm-41-pedulikah-kita-dengan-kesusahan-orang-lain/feed/ 0 255
Kitab Yunus https://studibiblika.id/2019/05/07/kitab-yunus/?utm_source=rss&utm_medium=rss&utm_campaign=kitab-yunus https://studibiblika.id/2019/05/07/kitab-yunus/#respond Tue, 07 May 2019 00:55:00 +0000 https://studibiblika.id/?p=1255 Kisah Yunus merupakan kisah favorit anak-anak Sekolah Minggu. Namun ketika dicermati isinya, ternyata kitab ini mengandung makna teologis yang tinggi di balik keindahan sastranya. Terutama, bagaimana kita merespons kasih Allah pada semua orang di dunia. Silakan klik link berikut untuk mengunduh PDF-nya: Kitab_Yunus.pdf (studibiblika.id)

The post Kitab Yunus first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
Kisah Yunus merupakan kisah favorit anak-anak Sekolah Minggu. Namun ketika dicermati isinya, ternyata kitab ini mengandung makna teologis yang tinggi di balik keindahan sastranya. Terutama, bagaimana kita merespons kasih Allah pada semua orang di dunia.

Silakan klik link berikut untuk mengunduh PDF-nya:

Kitab_Yunus.pdf (studibiblika.id)

The post Kitab Yunus first appeared on STUDIBIBLIKA.ID.]]>
https://studibiblika.id/2019/05/07/kitab-yunus/feed/ 0 1255